Prolog

29 9 20
                                    

Di siang hari yang cerah, seorang gadis sedang duduk di koridor. Tangannya memegang erat coklat buatannya sendiri dengan hasil percobaan yang ketiga puluh enam. Terlihat dari ekspresinya, ia sedang menunggu sesuatu dengan harap harap cemas.

Adalah Rembulan Restari, gadis sedikit manis keturunan Jawa ini sedang berniat untuk menyatakan cinta pada kakak kelas yang sangat dikaguminya. Salah satu dari dua pangeran di SMA Garuda Nusantara. SMA ini, merupakan salah satu SMA swasta bergengsi di Jakarta.

Baskara Rangga Bramantya, atau yang biasa disapa Baskar, ia ketua Osis yang merupakan salah satu cowok populer di sekolah. Termasuk dalam kategori pacar idaman dengan kelebihan tampan, baik, cerdas dan jago basket. Sifatnya yang ramah dan murah senyum, membuat para cewek-cewek meleleh melihatnya. Kriteria good boy idaman para mertua.

Ketika pertama kali melihat Baskara,ia langsung terpesona dengan kebaikan Baskar yang menolongnya ketika ia terjerembap jatuh di parkiran motor. Itu sudah lima bulan yang lalu.

Dan dari rentang waktu lima bulan lalu sampai sekarang, yang ia lakukan adalah sengaja menciptakan kesempatan agar bertemu dengan Baskar dan menyapanya.

Contohnya seminggu lalu, ketika Baskar sedang makan bakso di kantin. Bulan dengan sengaja menyenggol lengan Baskar, padahal saat itu Baskar sedang mangap untuk memakan baksonya. Alhasil, bakso tersebut jatuh dan cipratan kuahnya yang pedas mengenai mata Baskar. Bulan yang panik melihatnya, langsung mengambil air kobokan milik Jodan-sahabat dekat Baskar-kemudian menyiramnya tepat di wajah Baskar.

Air kobokan bekas itu, membasahi wajah dan baju Baskar. Anak-anak yang kebetulan duduk di tempat tersebut, langsung heboh. Dan sejak saat itu, nama Bulan menjadi viral.

Ketika sedang melamun, Bulan mengingat Jane dan Zerra. Jane adalah sahabat  Bulan sejak kecil, yang cerdas dan cantik tapi dingin dan juga Zerra, cewek mungil yang super heboh dan tergila-gila dengan oppa oppa Korea. Bila mereka bertiga berdiri bersisian, Jane akan menjadi yang paling tinggi dilanjut oleh Bulan dan Zerra yang paling pendek.

Ketika akan kesini, Jane memberikan dukungan sedangkan Zerra lebih banyak kepada mengejek dan bilang itu hanya mimpi. Mengingat itu, Bulan jadi kesal sendiri. Ia akan membuktikan pada Zerra dan semua anak-anak lainnya bahwa Rembulan Restari bisa menakhlukkan Baskara Rangga Bramantya.

'Ceklek'

Terdengar bunyi pintu ruang OSIS dibuka. Dengan reflek kilat, tanpa melihat siapa yang membuka, Bulan langsung bicara.

"Kakak, kau mau nggak jadi pacar aku?
Aku telah naksir kau sejak 5 bulan lalu."

1 detik.

10 detik.

30 detik.

Penasaran tidak mendapat respon, Bulan segera mendongak. Betapa terkejutnya ia, sampai rasanya rahangnya hampir copot. Bukan Baskara Rangga Bramantya yang berdiri di hadapannya sekarang, melainkan ekspresi Segara Arsana yang tengah menahan tawa mati-matian.

Mampus aku, goblok banget ini. Bencanaaaa ! Mayday mayday ! aku butuh bantuan, siapapun tolong aku, batin Bulan segera berkecamuk.

Dan inilah, pangeran sekolah kedua. Segara Arsana, salah satu jajaran Most Wanted sekolah. Dengan wajah rupawan dan senyum menawan, ia bisa menggaet banyak hati kaum hawa. Meski memiliki predikat Ketua geng 4G-geng anak-anak bandel SMA Garuda Nusantara-tidak lantas menurunkan populeritasnya. Dikenal sebagai playboy, ia sudah punya banyak mantan yang tersebar di seluruh Nusantara-tapi bohong-.

Sikap Gara yang arogan dan doyan tawuran, bikin sebagian anak-anak merasa ngeri kalo di dekat dia, contohnya saja Bulan. Dan sekarang, dengan idiotnya Bulan menembak pentolan sekolah yang super duper gila ini.

Akhirnya, tawa Gara reda. Ia memberikan senyum mautnya dan dengan tangan jahilnya, Gara menutup mulut Bulan yang masih mangap. Tersadar dari kiamat kecil, ia berusaha meralat ucapannya, tetapi ternyata Gara telah mengucapkan vonis yang membuat Bulan tak bisa menolak.

"Oke, gua mau jadi pacar lu. Mulai hari ini kita jadian, ya. Nanti pulang gua tunggu di gerbang."

"Ap-ap-apa?" , Bulan gugup sekaligus kaget mendengarnya.

"Ya kan tadi lu nembak gua, jadi ya gua terima. Salah?" , ujar Gara dengan raut kelewat santai.

"Ya enggak sih, tapi tadi aku salah..." , bisik Bulan lemah. Ia tahu, bahwa ia tidak bisa mengelak dari takdir yang suram ini.

"Yaudah, pokoknya lo gak boleh nolak. Gua mau pergi dulu, bye Bulanku." , ucap Gara mesra sambil melambai dan berjalan pergi.

Melihat itu, lutut Bulan lemas. Dia langsung terduduk di koridor sepi itu sendiri. Meratapi nasibnya yang kali ini, lagi lagi tidak mujur.

Blurry FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang