5 tahun kemudian setelah Reno meninggalkan Tania dan Rendy..
Tania berlari sekuat tenaganya sembari melirik arloji miliknya. "Aishhhh, terlambat!"
Pagi itu begitu cerah, jalanan begitu macet, sampai-sampai Tania harus berlari dengan cepat demi mengejar waktu.
Setelah berlari berjarak 3 km Tania dengan nafas yang cepat, akhirnya memasuki pintu gerbang universitas tempat ia mengajar sebagai dosen.
"5 menit, kalau nggak gue kehilangan uang gue" Tania memilih tangga darurat agar lebih cepat, karena kalau menggunakan lift ia tahu akan mengantri sedangkan menggunakan eskalator ia akan bertemu dengan para mahasiswa nya. Ia tidak ingin terlihat sedang buru-buru karena terlambat.
2 menit kemudian, akhirnya Tania sampai di depan pintu kelas. Ia menghentikan langkahnya sejenak dan memberikan waktu untuk dirinya sendiri menarik nafas.
Setelah itu ia langsung memasuki pintu kelas, dan menempelkan kartu absennya ke mesin absensi.
"Selamat uang gue!" Gumamnya kecil.Semuanya berjalan lancar, Tania pun langsung memulai kelasnya dengan lancar.
~~
"Ren, sampai kapan lo mau main-main? Lo nggak bisa mempercayakan semuanya ke orang-orang itu. Lo harus mandiri" ujar Harry kepadanya.
Reno hanya membalas dengan senyum kecil di bibirnya, kemudian membalas, "Gue nggak peduli, ry."
"Lo mau sampai kapan merasa bersalah seperti itu? Dia sudah tenang dan bahagia, ren---" belum selesai Harry berbicara, Reno dengan cepat memotong dengan berkata, "Jangan pernah bahas tentang dia"
"Ry, gue mau lo berhenti ngomongkan hal ini. Semuanya salah gue, dan gue pantas merasa seperti ini, ini hukuman yang setimpal" sambungnya.
Harry hanya dapat menghela nafasnya panjang, dan ia pun mengangguk setuju.
Reno membiarkan Harry pergi dari ruangannya, setelah Harry pergi, ia menatap dirinya di depan kaca sembari memegang dadanya dengan erat.
"Arrrghhh!! Gara-gara barang sialann ini!" Teriaknya frustasi.
Reno menarik nafasnya dalam-dalam, lalu ia mengambil handphone genggamnya untuk menghubungi sekretarisnya, Ella.
"Ella, tolong minta Oka siapkan mobil. Saya akan ke Universitas Taruma karena diundang sebagai tamu dosen" pintanya.
"Baik pak"
Tiga puluh menit kemudian, Reno diberitahukan kalau mobil sudah siap dan ia pun bergegas pergi.
Ella yang juga sedang di dalam mobil bersama Reno, akhirnya membuka pembicaraan dengan memberikan beberapa informasi, "Anda hanya perlu membahas pengalaman bekerja di perusahaan, dan bagaimana anda mengatur strategi tersebut, dan juga strategi apa saja yang anda gunakan guna mempertahankan persaingan dengan perusahaan lain"
"--Power of supplier, value chain juga harus anda --"
Selama Ella menjelaskan Reno hanya mendengarkan dan mengangguk. Ia tidak ingin berlama-lama, dan ia harap ini adalah kunjungan terakhirnya.
Sesampai di Universitas Taruma, Reno pun bergegas menuju Auditorium untuk menjelaskan beberapa materi yang berhubungan langsung dengan perusahaannya.
"--Selamat siang, Pak Reno! Terimakasih atas kunjungan anda--"
"--Baik Pak, kalau begitu saya akan membiarkan--"
Setelah lama berbincang, Ella akhirnya memberitahukan kepada Reno kalau ia akan maju sekitar 15 menit lagi.
"Ella, saya tidak ingin banyak berbicara sisanya saya minta tolong kamu yang menjelaskan"
"Tapi pak, saya tidak bisa, karena saya sekretaris. Persetujuannya adalah anda yang memberikan materi, Pak Reno" jelas Ella.
Reno berdecak, kemudian berkata, "Kalau begitu, ini akan menjadi kunjungan terakhir. Jangan pernah terima hal seperti ini lagi" balas Reno dengan dingin.
"Baik Pak, maafkan saya" Ella menunduk sejenak.
"Sudah-sudah, saya mau ke toilet dulu"
Reno meninggalkan auditorium untuk pergi ke toilet, namun dalam perjalanan ke toilet ia tidak sengaja hampir bertabrakan dengan seorang wanita, sebelum wanita itu menabrak tubuhnya, Reno dengan cepat mengelak, sehingga wanita itu terjatuh karenanya.
"Kamu harusnya lebih berhati-hati" ucap Reno.
"Yaa maa--" ucapan wanita itu tidak selesai, Reno yang menyadari hal itu pun langsung mengarahkan pandangannya ke wanita itu.
Ia terkejut. Reno dengan perlahan mundur, "Reno.."
Reno menyadari bahwa wanita yang terjatuh itu adalah Tania. "Reno, lo---" Reno memotong ucapan Tania dengan berkata, "Anda salah orang"
Tania mengerutkan dahinya bingung, kemudian sebelum Reno pergi meninggalkannya, Tania dengan cepat menarik lengan Reno, dan berkata. "Lo Reno, apa-apaan sih Ren, lo kenapa menghindar?"
Reno merasakan perbedaan cara bicara Tania yang dulu dengan Tania saat ini membuatnya semakin tidak tahan ingin pergi dari hadapan wanita itu.
"Pergi dari hadapan gue" Ucapnya dingin. Sangat dingin. Kemudian Reno meninggalkan Tania tanpa melihat ke belakang.
"Kalian tidak hanya kembar, kalian sangat mirip. Sama-sama meninggalkan seseorang tanpa alasan yang jelas" gumam Tania.
"Aishh emang mereka kira mereka siapa? Huh?" Teriak Tania dengan kesal.
Ia begitu kesal saat itu, dan memutuskan untuk bepura-pura tidak mengenal Reno jika mereka bertemu kembali.
YOU ARE READING
WHO YOU LOVE
RomanceTania adalah cinta pertama dari dua laki-laki kembar yaitu Rendy dan Reno. Bagi Tania, Rendy adalah cinta pertamanya, sayangnya mereka harus berpisah karena alasan Rendy yang tidak ia ketahui. Setelah itu, akhirnya Tania menjadi sahabat saudara kemb...