Mandela

11 0 0
                                    

  Hari ini hari liburnya para pekerja. Tetapi tidak denganku yang sibuk menghitung dan mengotak-atik mesin. Seharian aku berada dalam sebuah ruangan yang penuh dengan komputer dan beberapa mesin. Sebenarnya ini bukanlah bagian dari proyek dari perusahaan. Yang aku kerjakan hanyalah dari ideku sendiri.

  Ya, aku membuatnya untuk Ayahku. Aku ingin sekali membuatnya bahagia tanpa harus mengeluh ingin merasa muda lagi. Ia juga selalu menangis ingin kembali ke masa lalu dan merubah segalanya. Aku tak paham dengan apa yang selalu Ia ucapkan. Hanya saja, alat yang kubuat untuknya akan membuatnya dia berhenti mengeluh dan merasa bahagia. Kuharapkan itu.

  Alat yang sedang dalam proses ini adalah sebuah VR atau Virtual Reality. Dimana VR tersebut dirangcang khusus dan manusia akan membuat Avatar sendiri. Seperti halnya kita bisa memilih ras, warna mata dan rambut, tinggi dan berat badan, bahkan gender. Setelah memilih Avatar, manusia akan hidup dalam virtual dimana manusia bersosialisasi seperti nyata. Beberapa orang yang bersosialisasi dengan avatar manusia merupakan avatar dengan Artificial Intelligence  atau Ai. Jadi avatar ini akan bergerak, berbicara, dan merespon secara otomatis.

  Belum banyak Avatar Ai yang kutambahkan dalam virtual ini. Dan proses pengerjaan VR dan programnya membutuhkan 2 tahun lamanya. Aku mengerjakannya hanya berdua bersama anakku, Aldi. Itu pun jika Aldi libur sekolah.

  Proses nya tinggal 90% lagi. Kemungkinan besok sudah selesai dan tinggal meng install program tersebut didalam VR.

  Aku terlalu sibuk bekerja hingga lupa makan. Terasa lelah dan lapar sehingga harus kutunda penyelesaian nya. Tak lama kemudian, Aldi menghampiriku.

"Ayah, kapan kita makan malam bersama? Ayah selalu sibuk bekerja," keluh Aldi.

"Iya, Aldi. Ayah ikut makan sekarang,"

  Makan malam kali ini memang sederhana. Hanya aku berdua dengan anakku. Beberapa tahun lalu aku berpisah dengan istriku. Jadi aku sendiri yang mengurus Aldi hingga saat ini. Sulit mengurus anak tanpa adanya seorang ibu bagi Aldi. Aku harus mengimbangi semua itu, dan aku harap Aldi menerima semuanya.

"Besok sore kita ke rumah kakek, kau mau ikut?" Ajakku.

"Ke rumah kakek? Apa besok hari spesial?"

"Besok adalah ulang tahunnya. Kumohon kau ikut, buatlah dia bahagia.." aku memohon.

Aldi mengangguk dan meneruskan makan malamnya. Aku tersenyum.

 Aku tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Aku lanjutkan proses ini bersama Aldi. Aku menyuruhnya untuk memeriksa badan dan isi dari VR tersebut sebelum di install. Tapi aku melarangnya untuk membongkar kembali, supaya tidak ada yang berubah ketika dipasang lagi.

"Sudah, Yah.."

"Oke,"

  Aku mengcopy program nya ke sebuah hardisk internal. Menunggu proses pemindahan 100%.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Mind BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang