needy (seungjin)

170 19 1
                                    

casts: kim seungmin, hwang hyunjin
pairing: seungjin

entah sudah berapa kali hyunjin menghela nafas, arloji hitam di tangannya menunjukkan bahwa ia sudah berdiam di tempat sejak 45 menit yang lalu namun orang yang ditunggu tak kunjung menampakkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

entah sudah berapa kali hyunjin menghela nafas, arloji hitam di tangannya menunjukkan bahwa ia sudah berdiam di tempat sejak 45 menit yang lalu namun orang yang ditunggu tak kunjung menampakkan diri.

hyunjin mau saja menunggu, ia sama sekali tidak keberatan, namun ia jelas membenci ketidakpastian. pasalnya, pesan yang hyunjin tinggalkan untuk seungmin sepulang sekolah tadi pun hingga saat ini belum direspon. hyunjin harap sang sahabat tidak lupa akan janjinya untuk belajar bersama di rumah hyunjin. sudah lama sekali sejak terakhir kali mereka menghabiskan waktu bersama.

"hyunjin, sorry tadi rapat dulu bentar," yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga dengan peluh di dahi dan napas yang tidak beraturan.

"iya-iya tau deh yang ketua osis sibuk banget sampe pesanku nggak dibaca."

seungmin menghela nafas, "bukan gitu, hp-ku mati, baterainya habis. nanti aku numpang charge di rumahmu. ayo jadi kan belajar? keburu malem," ujar seungmin seraya menarik lengan seragam hyunjin mengisyaratkannya untuk segera meninggalkan tempat.

hyunjin patuh mengikuti seungmin, berjalan di sebelahnya dengan kepala tertunduk.

perjalanan dari sekolah menuju rumah hyunjin tidak memakan waktu yang lama, hanya sekitar lima belas menit jika ditempuh dengan bus. ibu hyunjin menyambut mereka dengan berbagai camilan yang tersedia diatas meja ruang tamu begitu keduanya tiba di kediaman keluarga hwang. nyonya hwang berbasa-basi menanyakan kabar seungmin yang sudah jarang berkunjung lagi.

"sibuk, mah. ketemu hyunjin di sekolah aja jarang apalagi main ke rumah," dijawab oleh hyunjin sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk mengambil buku-buku pelajaran yang ia butuhkan.

seungmin hanya mengangguk kecil dan memasang senyum, "baru sempat, tante, hehe."

hyunjin kembali dengan buku paket tebal dan beberapa lembar kertas di tangan, ia juga sudah mengganti seragamnya dengan pakaian rumah. ibunya pamit menuju ke dapur untuk menyiapkan santapan makan malam.

"jadi kamu nggak paham yang mana?" tanya seungmin mulai membuka buku catatan matematikanya yang terbilang lengkap.

"ini, yang dimensi tiga. sebenernya aku tau caranya tapi nggak pernah ketemu jawaban yang bener"

seungmin memperhatikan soal tersebut dengan seksama. semua orang tahu matematika bukanlah kelemahan seungmin. lagipula apa, sih, yang tidak bisa kim seungmin lakukan? satu angkatan pasti setuju kalau seungmin adalah definisi siswa sempurna. menjabat sebagai ketua osis tahun ini, tidak pernah meninggalkan 5 besar peringkat di kelasnya, punya banyak teman, disukai oleh para guru, who doesn't want to be him?

"kalo kamu kesusahan, mending digambar dulu aja bangun ruangnya baru kamu tau mana yang bisa dicari dulu," penjelasan seungmin sepertinya tidak terlalu hyunjin perhatikan.

"kamu dengerin nggak, sih?" seungmin hanya tidak ingin hyunjin kesusahan mengerjakan soal-soal ujian hanya karena masih ada bab yang belum ia pahami.

dua minggu lalu hyunjin sampai menangis dan merengek di telepon karena nilai tryout matematikanya jelek. seungmin merasa bersalah karena sudah lama sekali ia tidak pernah meluangkan waktu untuk hyunjin akibat kesibukannya. seungmin paham betul sifat sahabatnya itu. hyunjin mudah menangis terlebih karena film atau bacaan yang sedih, hyunjin orang yang pemalu tetapi selalu berusaha untuk berteman— itulah mengapa semua orang menyukainya, hyunjin pintar bahasa inggris tetapi tidak pernah mengakuinya, hyunjin orang yang dependen. dan seungmin, seungmin selalu ingin yang terbaik untuk sahabatnya. apapun itu, asal bisa membuat hyunjin senang, seungmin pasti juga akan ikut senang.

"hmm? seungminnie, belajarnya nanti aja yuk abis makan malem," bujuk hyunjin memasang wajah cemberut.

alis seungmin melengkung sedikit heran, "kenapa nggak sekarang?"

"karna aku tau kamu belum sempet nonton episode terbarunya black mirror, aku juga belum, jadi sekarang kita nonton aja."

"kemaren kan kita janjiannya mau belajar matematika," sanggah seungmin.

"iya belajar matematika, tapi habis nonton black mirror. ayo, aku nggak nerima penolakan."

hyunjin pintar membujuk. lagipula siapa yang tega menolak ajakan seseorang dengan tampang cemberut dan hobi mengeluh di depannya ini? wajah rupawan hyunjin tidak tertahankan, semua orang juga setuju.

hyunjin tahu betul sang sahabat adalah orang yang sulit menyatakan penolakan. ah, lagipula satu episode black mirror berdurasi enam puluh tujuh menit tidak akan merugikan.

hyunjin harap seungmin tahu bahwa ia mengaguminya— bukan ia saja yang demikian, ia tahu ia tidaklah spesial, mungkin setidaknya setengah dari populasi sekolah mengagumi seungmin. terkadang hyunjin bertanya-tanya bagaimana rasanya jadi seseorang yang 'dibutuhkan'. sedangkan hyunjin rasa dirinya selalu jadi orang yang 'membutuhkan'.

a/n:
based on ariana grande's song with the exact same title, i guess i just love making stories based on song lyrics lmao.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

trivia ; skz oneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang