Misteri Gadis Kecil

1.5K 18 2
                                    

Sebuah kisah dilupakan
Tentang cerita gadis kecil menggemaskan
Awal cerita berbuah manis
Kan ku sadar dia hanya magis
Sebuah jalur hidup yang begitu manis
Yang diwarnai dengan tangis

Dear, Melati

Gadis kecil yang sendirian dalam ketakutan

_______________🌼🌼🌼_______________

Pagi yang indah menjemput waktu yang akan kujalani. Dengan pemandangan matahari terbit yang disambut guguran bungan Angsana, melengkapi kisah pagiku hari ini. Mungkin kalian bertanya-tanya. Siapa aku?, seorang gadis remaja yang menyambut sapaan kalian dengan berdiri diatas balkon. Dan langsung membicarakan bunga Angsana yang berguguran.

Perkenalkan aku Kaira. Kaira Seteghara. Remaja 16 tahun yang menyukai semua bunga, kecuali bunga Melati. Entah mengapa aku tidak suka dengan baunya yang menurutku tak sedap. Selain mengukai berbagai macam bunga, aku juga menyukai K-pop. Hanya saja tidak seperti sahabat-sahabatku, yang selalu stay jika idol mereka akan come back.

"Kaira. Turun cepet Tante sama Om udah datang" suara itu berasal dari kakak perempuanku, Natia namanya. Mahasiswa semester dua di fakultas kedokteran UI. Mendengar intrupsi dari kak Natia, bergegas aku menuruni tangga dengan berbekal tas besar dipundakku.

Jika kalian tahu hari ini adalah hari liburan. Aku tidak berlibur seperti sahabatku yang lain, berlibur ke wisata manca negara. Entah mengapa Mama dan Papa menguruhku dan kak Natia pergi bersama Tante Sabrina, adik bungsu Mamaku dan suaminya, Om Aldy. Dengan alasan mencari pengalaman.

Aku hanya akan diajak oleh Om Aldy kedesa terpencil di Jawa Barat. Awalnya aku menolak, karna mengunjungi suatu desa yang terpencil itu menurutku membosankan ditambah aku orangnya susah berinteraksi. Kan lebih baik aku pergi kepantai atau traveling yang keren, tetapi lagi-lagi keinginanku ditolak oleh Mama dan Papa. Jadi, mau tidak mau harus berangkat kesana.

Setelah berpamitan dengan Mama dan Papa, lantas aku bersama kak Natia, om Aldy, dan tante Sabrina meluncur pergi dari pekarangan rumah.

Perjalanan dari Jakarta-Jawa Barat sangat membosankan. Aku tidak tau suasana hatiku yang kendur dipaksa ikut, atau bosan saja karna tidak ada hiburan. Kulirik kak Natia sedang sibuk membaca novel yang ia beli minggu lalu, sedangkan om Aldy dan tante Sabrina membuka dunia mereka serasa milik berdua. Wajar mereka baru pengantin baru, aroma kasmaran masih bertebaran. Kuharap mereka selalu seperti itu sampai akhirat. Dan aku! Mungkin aku saja yang sekarang menenggelami nuansa kebosanan ini. Ingin aku maki diriku. Bagaimana tidak, novel dan handphone ku, aku letakan di tasku. Dan parahnya lagi tas itu berada di bagasi mobil. Sudahlah selami lagi saja kebosanan ini.

Tak terasa setelah menempuh kurang lebih 3 jam perjalan akhirnya sampai juga kami di desa ini. Ku edarkan pandanganku ke pelosok desa lewat kaca mobil yang sedang melintas di jalan beraspal hitam ini. Gapura besar bertuliskan 'selamat datang di Desa Melati' menyambut datang-nya kami. lirik piuk warga yang membawa cangkul dan alat bertani lainya serta juga warga yang membawa dagangan untuk di jajakan menyita pandanganku. Suara anak kecil yang sedang bermain di lapangan kecil yang kami lintasi menjadi objek penglihatanku juga. Tak buruk, desa ini sangat asri di tambah pemandangan bunga melati di seluruh tepi jalan yang kami lewati. Tapi, anehnya aku tidak mual atau kesal saat mencium aromanya. Malah sebaliknya, menikmati setiap jengkal bau itu melintas di jendela mobil yang aku tumpangi.

Dari informasi yang kudapat dari om Aldy desa Melati ini ternyata ada sejarahnya. Konon katanya, dahulu pada abad ke-18 desa ini sangat membenci bunga melati. Setiap ada yang menanamnya pasti sang pemilik akan di bunuh dan tanamannya akan di babat abis-abisan. Tapi karna apa mereka tidak lagi membenci bungan tersebut, malah menjadi ikon desa mereka. Aneh bukan?. Aku saja yang mendengarnya terasa bulu kuduk ingin berdiri.

Kumpulan Cerpen Fantasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang