11- He Said "I Hate You"

705 74 21
                                    

Gue benar-benar gak tau hal apa yang lebih membahagiakan selain FELIX BILANG I LOVE YOU KE GUE!!!

Rasanya... Dunia ini hanya sebesar jeruk mandarin dibanding dengan rasa bahagia gue yang sebesar alam semesta.

Gue mulai memasukan buku ke dalam tas sambil senyam-senyum mikirin Felix. Aduuuh... Blushing deh gue, Lix.

Felix udah sembuh berkat cinta dan kasih sayang dari gue. Sekarang dia juga udah bisa bangun dan jalan kayak biasanya.

So ... Hari ini gue sekolah.

"Hoe, aku berangkat!" teriak gue setelah memasang sepatu.

"Carefull!" sahutnya sukses bikin senyum gue merekah.

*****

"STAYA....!!!" Auria langsung menghujami gue dengan pelukan ketika kami berpapasan di depan gerbang.

"Gue kangeeen ...!" serunya. Gue membalas pelukannya sambil senyum.

"LOE KEMANA AJA BANGSAAAT!" teriaknya tiba-tiba melepas pelukan.

Gue nyengir dan hampir ketawa menanggapi reaksi Auria yang gue pikir lagi becanda. Tapi wajah gue menegang saat gue tau kalau sahabat gue itu memang serius membentak gue.

"LOE KAN YANG NYULIK FELIX!!!" pekiknya sambil merenggut rambut gue.

Sedetik ...

Dua detik ...








"Stay? Kok malah bengong, sih? Loe gak kangen sama gue?" tanya Auria.

Hufh ... Ternyata itu cuman imajinasi gue doang. Nyatanya senyum Auria masih mengembang saat menatap gue.

"Sini peluk lagi! Gue kangen!" katanya lalu kembali meluk gue.

Dua setengah bulan waktu berlalu, tapi berita hilangnya Felix masih menjadi trending topik nomer satu berkat gue.

"Gimana nasib Felix, ya?"

"Apa dia udah mati?"

"Siapa, sih yang nyulik dia. Penasaran gue!"

"Apa selamanya Felix akan menghilang?"

"Gue kangen Felix."

Itu yang gue denger di sepanjang koridor menuju ke kelas. Wajah-wajah rindu akan sesosok Lee Felix yang mereka cintai yang nahasnya cowok itu ada digenggaman tangan yang tepat. Gue.

"Apa kabar, ya si Felix ... Apa dia baik-baik aja?" tanya Auria, pandangannya lurus ke depan.

Dia baik-baik aja, kok. Kan gue yang rawat. Jawab gue dalam hati.

Auria menoleh gue, "Stay, loe gak kangen Felix?" tanyanya.

"Gue?" gue menunjuk diri sendiri, lalu menghembus nafas berat, "buat apa gue repot-repot kangenin dia, sementara dianya aja mungkin gak tau kalau gue ini ada, hidup, dan nafas."

Langkah Auria terhenti, begitupun dengan gue, "kenapa?" tanya gue.

"Loe berubah."

*****

Lapar...

Perut Felix berbunyi untuk ke sekian kalinya. Lelaki itu kini tengah memporak-porandakan isi dapur, mencari sesuatu yang dapat dimakan.

Bang Daniel juga belum datang, sementara Staya pergi sekolah. Memang tadi Staya sempat memasakan nasi goreng untuk Felix, tapi pas Felix pergi membuang sampah di halaman belakang ia melihat empat ekor anak kucing yang tengah mengeong kelaparan.

My Halu √ [COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang