Chapter 5: Oryza Team

17 11 0
                                    

El pov

Sepanjang pelajaran aku masih memikirkan bagaimana caranya melatih mereka. Sehingga pelajaran yang diajarkan oleh guru didepan tidak aku perhatikan. Lagi pula aku sudah hafal dengan semua pelajaran disekolah ini diluar kepala.

Kejadian kemarin membuat orang-orang yang mendengar perkenalan ku sangat, sangat terkejut. Aku tidak tau salah ku dimana, yang pasti mereka merubah cara pandangnya kepada ku.

Dari yang memandang ku remeh menjadi sangat hormat, si Derolus. Memang aku atasannya?  Aku hanya membantu dia untuk menjadi lebih baik bertarung. Lagi pula aku tidak berniat untuk masuk excess jika tidak dipaksa oleh ‘ibu-ibu yang hobi menghilang itu'.

Selain itu aku masuk ke excess karena aku butuh sesuatu yang bisa menekankan kekuatan ku. Ya kekuatan ku berbeda dari yang lain,  lebih cenderung ke unik. Jika aku menggunakan kekuatan ku dengan maksimal, penampilan ku akan sedikit berubah menjadi seperti kucing. Dengan kedua telinga kucing dan dua ekor kucing dengan seluruh badan mengeluarkan aura merah dan biru muda. Mereka menyebutnya Nekomata. Dewa kucing di Jepang.

Karena kekuatan ini juga pertumbuhan badan ku berhenti di usia 11 tahun. Badan ku kecil lebih ke mungil dan tinggi ku hanya 159cm sedangkan tinggi orang-orang disini rata-rata 170-180an. Sampai orang-orang mengira aku masih anak SD. Makanya aku sensitif bila membahas tinggi badan dan mengira aku anak kecil.

Hanya di excess aku bisa mendapatkan fasilitas serta obat yang dapat menekankan kekuatan ini. Contohnya kacamata yang aku selalu pakai ini. Kacamata ini bukan kacamata min atau plus. Hanya kacamata biasa, tetapi di frame bingkai kacamata ini terdapat sebuah batu inti dari monster kelas SSS yang dulu aku pernah kalahkan. Batu inti tersebut bisa menekan dan menghilangkan aura kekuatan excess. Lebih tinggi tingkat monster nya lebih bagus menekankan kekuatan excess nya.

Kring kring kring

Suara belum berbunyi membuat aku tersadar dari lamunanku. Ternyata sudah waktunya pulang. Mengapa waktu begitu cepat ya.

Aku berjalan keluar kelas dan menuju depan gerbang. Hari ini aku harus kembali ke pusat excess.

Sesampainya di gerbang sekolah terdapat banyak murid yang bergerombol disatu titik. Aku tidak tau mereka sedang apa. Karena penasaran aku pun mendekati gerombolan itu.

Dari jarak pandang ku dengan gerombolan siswa ini,  aku melihat sseorang laki-laki sedang bersandar di tembok dan disebelah terdapat sebuah motor ninja berwarna hitam. Aku melihat laki-laki itu memakai seragam sekolah excess. “pantas saja.” kata ku pelan lalu berjalan lagi meninggal gerombolan itu.

Saat aku melewati gerbang tanpa disangka tangan ku di tarik oleh seseorang. Saat aku berbalik dengan tatapan tajam ingin memarahi orang yang menarik ku. Tak disangka orang itu laki-laki yang sedang dilihatin siswa-siswi sekolah ku. Dan ternyata aku mengenal laki-laki itu.

“apa yang kamu lakukan disini, Kak Derolus?“ tanya ku kepada orang tersebut yang ternyata adalah Derolus yang kemarin menantang ku duel.

Derolus  melepaskan tarikan ditangan ku, lalu menatap ku bingung. “maaf ehm, El.  Kamu tidak tau ya?  Aku disuruh kak gisel untuk menjemput mu di sekolah. Kamu tidak membaca pesannya ya?”

Aku dengan cepat mengambil handphone ku didalam tas. Aku menatap handphone ku datar yang ternyata baterai nya habis. “hah,  pantas saja aku tidak tau. HP ku mati. “

Derolus terlihat terkekeh pelan. Sontak aku menatapnya tajam. Langsung saja dia berhenti terkekeh sambil tersenyum canggung. “ehm ehm, sebaiknya kita langsung pergi ke Markas Excess El. Aku sudah tidak tahan diperhatikan terus sama anak sekolah sini.”

Excess : Summer BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang