Munchausen Syndrome

Prolog

-

Seorang Gadis berambut coklat terang berbaring lemah diatas ranjang pesakitan itu, tubuhnya terpasang selang oksigen, infus, dan alat pendeteksi jantung. Kondisinya terlihat tidak baik, wajahnya pucat pasi, tubuhnya kurus. Ada kalanya detak jantung gadis itu seakan terhenti, ada kalanya pula tubuhnya terlihat kaku seperti tidak bernapas.

"Kasihan sekali Nona ini, padahal dirinya seorang cucu konglomerat terkaya di Seoul, tapi tubuhnya sangat lemah dan sakit-sakitan. Sudah 7 tahun terakhir gadis ini terus berulang kali di opname."

Para suster yang merawat gadis itu saling bertukar cerita tentang gadis cantik yang sedang terbaring tak berdaya di ranjang perawatannya.

"Tapi, kau tahu? Dokter selalu sulit mendeteksi dengan jelas mengapa gadis ini bisa menderita hipoglikemia dan berbagai macam penyakit yang berbeda setiap dia masuk kemari, anehnya jika teman-temannya datang, dia selalu mengaku bahwa dirinya penderita kanker. Bukankah aneh?" Ucap suster satunya menimpali.

"Ahh... Itu bukan urusan kita, yang penting kita harus merawatnya dengan baik, maka kakeknya akan memberikan uang tips yang banyak jika kita bisa bertahan menjadi perawat pribadinya hingga dia di perbolehkan pulang."

"Kau benar! Ayo kita pulang! " Seru suster itu bersemangat dan suster lain pun menyetujui.

Kedua suster itupun keluar meninggalkan ruangan perawatan gadis itu.

Blam!

Suara pintu tertutup, tidak begitu berisik namun cukup membuat gadis yang berbaring lemah itu terganggu.

Tidak, gadis itu memang menunggu...

Menunggu kedua suster sialan itu keluar!

"Dasar penggosip!" gumamnya dengan mata yang masih terpejam. Perlahan mata gadis itu terbuka dan perlahan bergerak ke kanan dan ke kiri, sudut bibirnya tertarik, membentuk senyuman licik.

"Ah... Aku suka disini... Rasanya seperti surga..."ucapnya berbisik dengan kedua tangan yang terangkat keatas, gadis itu merenggangkan tubuh indahnya.

"Akhh... Sial!" umpatnya saat jarum infus yang sedikit tertarik, terasa sedikit menyakitinya.

Tapi Seo Joohyun sangat menyukai semua ini.

Semuanya...

***

Suara ketukan sepatu memenuhi seluruh lorong yang sepi itu. Seorang pria berwajah tampan dengan kemeja putih dan celana hitam bahan yang dikenakannya. Jas putih menjadi lapisan luar menutupi kemeja biru lautnya. Dan jangan lupakan stetoskop yang mengalung indah pada leher jenjang nan seksi pria tampan itu, wajahnya terhias kacamata bening dengan bingkai vintage tipis dari besi berwarna silver. Benar-benar menonjolkan kesan pintar dan berkelas pada pria yang menjadi salah satu lulusan terbaik dari Fakultas Kedokteran Oxford University, Inggris itu.