#1

145 8 2
                                    

"Kereta api kelas ekonomi jurusan jakarta telah tiba. Para penumpang yang telah memiliki tiket,harap segera masuk kedalam kereta api dengan tertib"
Informasi itu membuat chanyeol tersandar dari lamunannya. Subuh ini dia duduk disalah satu peron,mengenakan pakaian sederhana dengan hodie hijau yang sering melekat ditubuhnya. Punggungnya dia bebani dengan satu ransel besar. Terselip perasaan berat direlung hatinya yang paling dalam . Kenangan menghantuinya,membuatnya bimbang sesaat.

     Dia berjuang menepis rasa yang berkecamuk didadanya yang terus berusaha melawan batin yang seolah sedang berperang hebat menentukan pilihan antara pergi ke Seoul atau kembali kerumah. Terbayang wajah ibu yang sangat ia cintai. Baru saja Chanyeol duduk,seorang perempuan berusia senja masuk kedalam kereta berdiri tepat disamping tempat duduk chanyeol. Merasa iba,chanyeol berdiri menyilakan perempuan tua itu duduk dikursinya.
       Pandangan lurus kedepan,seakan menembus dinding baja kereta api. Kegagalan ini juga yang mendorong chanyeol nekat kabur le seoul. Wajah orang-orang yang dicintainya terbayang seolah melekat erat pada bola matanya.

Flash back on..
Langit biru berhias cahaya mentari pagi berwarna kuning keemasan. Park Channie,kembaran Chanyeol yang memiliki postur lebih tinggi dan kulit lebih gelap siap berangkat dikampusnya. Chanyeol sedang menyapu lantai dan nyonya park sedang sibuk menyiapkan sarapan.
"Chanyeol,Channie ayo makan dulu"
Nyonya park sesosol ibu yang paling dibanggakan oleh chanyeol tempatnya mencurahkan segala isi hatinya dalamkedaan apapun,termasuk saat Chanyeol gagal masuk fakultas Kedokteran Inha University kemarin.
    Kekecewaan Chanyeol tidak dapat dibendung tatkala ia dinyatakan tidak lulus ujian seleksi. Pernyataan itu diumumkan melalui surat kabar yang diterima chanyeol melalui pos beberapa minggu yang lalu. Padahal,menjadi dokter adalah impian chanyeol tak habis pikir,mengingat nilai-nilainya yang hampir sama dengan channie. Kenyataannya dia dinyatakan tidak lulus sementara channie di terima.
"Channie,gimana kuliahmu?pasti sudah punya banyak teman baru ya?" Ibu membuka percakapan. Hal yang biasa dilakukan ketika berkumpul di meja makan.
"Ah.. biasa saja eomma. Kami memang cepat saling kenal,tetapi ya karna baru kenal ya masih susah akrab" Chanyeol mendengar percakapan ibunya dengan Channie hanya bergumam pelan sambil menyendokan nasi kepiringnya sendiri. Ibu menengok kearah chanyeol sambil tersenyum seolah mengerti,chanyeol enggan untuk masuk kedalam pembicaraan.
"Chanyeol,kamu juga bisa kok.. lulus ujian seleksi tahun depan. Jangan menyerah ya" kata ibunya lembut.
"Iya bu" jawab chanyeol datar.
"Tenang saja yeol. Jangan pernah menyerah anggap saja kegagalan itu batu loncatan untuk sukses lebih besar" sambung channie mencoba menghibur kembarannya.
"Oke..channie. jangan khawatir. Aku coba lagi tahun depan. Aku akan belajar lebih giat lagi kok" jawan chanyeol . Sekuat tenaga chanyeol tetap mempertahankan selera sarapannya.
Selesai sarapan ,channie berangkat. Sementara chanyeol membantu ibu membereskan meja makan. Chanyeol mencuci piring dalam diam. Sekuat tenaga ia menahan tangis. Dalam hati berdoa " semoga tuhan memberiku sebuah kesabaran dalam menghadapi tekanan ini".

                   ***************
Hening. Hanya itu yang  chanyeol rasakan didalam kamarnya. Otaknya berpikir keras,mengingat apa yang dikatakan ibunya dan channie ketika sarapan tadi. Hati chanyeol berkata "bagaimana mungkin aku hanya berdiam diri seperti ini menunggu hingga tahun depan?  Chanyeol merasa harus segera bangkit dan melepaskan diri dari belenggu dari kegagalan yang sangat menyiksa ini.
    Entah bisikan dan kekuatan dari mana yang membuat chanyeol tiba-tiba bertekad untuk mengadu nasib di seoul. Chanyeol bertekad untuk membalas kegagalannya itu dengan banting setir dan memulainya dari nol kembali. Dia memutuskan akan pergi ke seoul tanpa sepengetahuan ibunya. Chanyeol tau,beliau pasti akan melarang keras keinginannya itu.
Chanyeol bangkit dari ranjangnya. Dengan mantap diambilnya secarik kertas kosong dan sebuah pena. Chanyeol mulai menulis surat untung eommanya.

"Eomma,aku sangat tertekan!makin lama makin terasa perih dan merobek-robek hati. Aku tidak kuat lagi menahannya!apalagi saat aku melihat teman-teman Channie yang sering datang kerumah.
Aku merasa dikucilkan!seperti dibedakan sendiri. Aku merasa iri,marah,dendam bercampur sedih. Aku tau ini realitas. Dan,ini karena kesalahanku sendiri. Tapi,aku tak mampu mengatasinya.
Emmaku tercinta. Aku mohon pengertian eomma. Aku akan berangkat ke Seoul. Mohon doa ibu.."

Tok tok tok,suara ketukan pintu mengejutkan Chanyeol. Chanyeol buru-buru melipat kertas yang sudah selesai ia tulis dan berusaha menyembunyikannya di bawah buku. Namun,belum sempat chanyeol menyimpan surat itu dengan sempurna channie sudah membuka pintu dan melihat ekspresi chanyeol yamg tampak gugup,dan tangannga tergeletak di samping buku,mencoba menutupi bagian surat yang masih terlihat.
Channie yang sangat mengenal karakter chanyeol menjadi curiga. Kemudian,berusaha mencari tahu.
"Kok kaget? Nggak kayak biasanya kau begini yeol?" Tanya channie menatap wajah chanyeol
chanyeol hanya diam. Mendadak bisu,membiarkan channie melangkah mendekatinya. "Biarlah channie tahu dengan sendirinya" batin Chanyeol. Dugaannya tepat,channie akhirnya mrngangkat tangan kanan chanyeol dan menemukan surat itu.
"Apa maksud surat ini? Kamu mau meninggalkan aku dan eomma?" Tanya Channie lagi. Sorot matanya tajam. Dahinya berkerut.
"Channie,tolong mengerti posisiku. Aku tidak ingin terus terusan menjadi orang yang tak berguna" jawab chanyeol. Chanyeol menghela nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.
"Channie,aku ingin ke Seoul,mengadu nasib disana" katanya lagi tegas.
"Aku mengerti perasaanmu,yeol. Tapi, eomma pasti akan sangat sedih kalau tahu. Lagi pula kamu masih bisa coba ikut ujian seleksi tahun depan?"
" Aku memgerti,ini memang berat. Tapi,setahun bukan waktu yang sebentar. Aku tidak bisa saja diam saja menunggu. Aku ingin coba hal-hal lain yang bisa kulakukan untuk masa depanku" suara chanyeol meninggi.
Channie merimgis. Menghela bafas panjang. Chanyeol berusaha mengendalikan dan menguasai emosinya kembali. Meletakan kedua tangannya diatas bahu kembarannya.
"Mian,channie-ah. Aku yakin eomma lama-lama akan mengerti maksud kepergianku ke seoul. Aku janji tak akan mengecewakan eomma. Jebal,biarkan aku pergi dan tolong jangan bicara apapun pada eomma,sampai eomma menemukan sendiri surat yang kubuat"
Channie menghela napas panjang kembali. Mereka terdiam. Saling bertatap mata. Kemudia,tanpa di duga-duga Channie memeluk Chanyeol.
"Arrasseo. Aku hargai keputusanmu merantau ke Seoul. Tapi ingat jaga dirimu baik-baik. Aku selalu mendoakanmu"
Bulir air mata mengembang,menjadi saksi bisu dan bukti kepedihan hati Chanyeol dan Channie yang tidak pernah menyangka akan menghadapi peristiwa seberat ini.

     Kesuksesan tetap harus dicapai dengan kemauan,keyakinan,kerja keras,keberanian,kerelaan berkorban,tekad yang kuat serta sikap pantang menyerah. Didalam hati,Chanyeol berjanji,kesedihan yang eomma dan Channie rasakan saat ini akan ia tebus dengan kesuksesan besar. Yang membuat wajah orang-orang yang ia cintai kembali tersenyum,merekah indah.

Flash back off

Tbc...

"Gimana nih ceritanya.. kurang ngefeel ya..
Soalnya aku baru move on sih dari akun Wattpad ku yang Dyahexol1 karena aku lupa kata sandinya heheh..nulis ulang deh.."
" tolong para readers buat ninggalin jejak ya tekan bintang"

Annyeong sampai jumpa chap selanjutnya.

The Adventure DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang