#2

67 4 0
                                    

Seoul telah ada didepan mata. Chanyeol melangkahkan kakinya turun kereta api. Chanyeol menghela napas. Batinnya berteriak. Baru hari pertama tiba di Seoul saja,ia sudah harus menyaksikan pemandangan yang menunjukan betapa sulitnya hidup di Seoul.
Chanyeol tidak mau memanjakan diri dengan membiarkan uang nya habis termakan ongkos taksi. Prihatin dan hemat menjadi dua simbol yang membentemginya hidupnya.
  Niat chanyeol,ia akan menumpang tidur dirumah Kriss hyung untuk sementara waktu,sampai mendapatkan pekerjaan dengan gaji memadai.
Chanyeol berjalan dibawah sinar matahari yang menyengat. Debu jalanan dan asap hitam kendaraan menjadi kosmetik alami yang melekat pada wajah dan tubuh chanyeol .
Chanyeol mengjampiri beberapa orang untuk menanyakan alamat yang tertera pada kertas kecilnya. Kebanyakan dari mereka hanya menggeleng. Entah karena mereka benar-benar tidak tahu atau enggan menanggapi chanyeol yang berpakaian lusuh dan hanya berjalan kaki.
    Akhirnya,chanyeol menemukan seseorang baik hati. Seorang lelaki paruh baya yang berprofesi sebagai pedagang. Dengan lengkap lelaki itu menjelaskan..
"Syukurlah" gumam chanyeol. Mimpi manis yang tidak akan pernah terwujud dan hanya akan berakhir dibalik tembok kamar ketika mereka membuka mata. Chanyeol melewati tikungan dan menemukan alamat rumah Kriss hyung. Sebuah rumah sederhana yang mungkin hanya cukup untuk satu keluarga tanpa anak. Niat Chanyeol menginap di rumah Kriss hyung sempat kandas.
"Ah" chanyeol menepis pikiran itu. Tidak ada salahnya mencoba. Chanyeol mengetuk pintu pelan-pelan agar tidak mengejutkan penghuni rumah.
Tok..tok..tok..
Ketukan pertama dan keduka, chanyeol tidak mendengar tanda-tanda adanya seseorang yang akan membukakan pintu. Mungkin kriss hyung sedang keluat rumah. Chanyeol menba mengetuknya kembali. Pada ketukan ketiga,barulah terdengar suara langkah kaki mendekat.
Cklek..
"Annyeong haseyo.. apa betul ini rumah Kriss hyung?" Tanya chanyeol tersenyum membungkukan sedikit punggungnya.
"Iya,betul. Aku Tao,adik kriss hyung. Maaf, kamu siapa ya?" Jawabnya mengerutkan keningnya.
"Naega,chanyeol. Park chanyeol. Temannya kriss hyung. Apa kriss hyung ada?"
"Oh.. ada. Silahkan masuk,hyung. Sebentar aku panggilkan kriss hyung"
   Chanyeol melangkah masuk kedalam flat itu.  Disudut ruangan , berdiri sebuah meja hitam yang diatasnya terpampang beberapa patung tokoh-tokoh terkemuka didunia. Rumah yang ia kira sederhana dari luar ternyata isinya menunjukan kalau si pemilik rumah memiliki selera dan intelektual yang cukup tinggi.
"Ekhem.."
Terdengar suara dari belakang Chanyeol. Rupanya Kriss hyung.
"Hai..yeol. wah tidak menyangka kita bertemu lagi. Apa kabar?" Kata kriss hyung tangan kirinya menepuk bahu kiri chanyeol dan tangan kanannya ia gunakan untuk menyalami chanyeol.
"Baik,hyung. Akhirnya,ketemu juga alamat yang hyung kasih. Hampir pingsan aku di jalan tadi" seloroh chanyeol.
"Ya begitulah. Namanya juga seoul,luas dan banyak gang. Masih untung kamu tidak nyasar kesarang penyamun". Mereka tertawa bersamaan.
"Hyung sendiri,apa kabar?" Sambung chanyeol setelah di persilahkan duduk oleh kriss hyung.
" aku baik. Ya,masih kuliah. Yang penting, syukur semuanya jadi terasa baik-baik saja" jawab kriss hyung berfilosofi.
"Wah..memang itu kuncinya hyung. Bersyukur,obat dari segala penyakit." Kata chanyeol menyetujui pernyataan kriss hyung.
"Hmm..ngomong-ngomong,ada angin apa kamu ke,seoul yeol?"
"Hmm..bagini hyung." Chanyeol terdiam sesaat. Ia menarik napas dalam-dalam,lalu kemudian menceritakan tentang kegagalannya masuk fakultas idaman di Inha university,sementara saudara kembarnya diterima.
"Jadi,aku modal nekat kesini hyung. Aku kabur! Aku ingin mengadu nasib disini. Hanya itu yang bisa kulakukan untuk obat kecewa dan biar tidak menganggur. Aku ingin jadi orang yang berguna,hyung" kriss hyung manggut-manggut.
"Daebak.. kamu yeol. Tapi,aku mengerti perasaanmu yeol,apalagi kembaranmu juga sudah mulai sibuk dikampus"
"Ne..hyung. aku tidak betah lama-lama didalam rumah dan jadi satu-satunya parasit. Aku malu dan sulit untuk pura-pura tidak kecewa".
"Chanyeol-ah,kalau aku jadi kamu,aku pasti kecewa. Tapi kamu harus ingat,bukan cuma kamu yang pernah mengalami yang namanya gagal. Orang-orang besar,tokoh-tokoh berpengaruh atau para ilmuwan,mereka orang-orang hebat yang sering gagal juga. Kita harus meneladani mereka. Dan,jangan samapai rasa kecewa yang terus menumpuk di hati kamu,lama-lama jadi tak tentu arahnya". Kriss hyung panjang lebar memberi nasihat.
"Iya hyung.. justru itu,aku harus membuat keputusan ini,supaya aku tidak semakin sedih dan membuang waktuku" kata chanyeol lagi.
"Kalau tekad mu memang sudah bulat ya lakukan saja. Tapi,kalau aku boleh tau,apa rencana dan langkah kamu srlanjutnya yeol?"
"Aku akan melamr kerja hyung. Apapun ketjanya. Dan kalau hyung berkenan,aku mau minta ijin untuk menumpang tinggal sementara disini,sampai aku dapar pekerjaan" kepala chanyeol tertunduk menahan malu.
"Yeol, neon arra,mencari pekerjaan di seoul tidak semudah membalik telapak tangan. Kamu harus sungguh-sungguh kuat mental dan pintar melihat peluang ". Kriss hyung batuk sebentar lalu melanjutkan ucapannya.
"Ekhem..lalu soal kamu mau menumpang tinggal disini,aku tidak masalah. Kurasa Tao juga tidak keberatan. Cuma ada satu masalah yeol". Kriss hyung menatap chanyeol serius.
"Masalah apa,hyung?"
"Masalahnya,apa kamu tidak keberatan tidur berdua denganku dikamat sempit?" Canda kriss hyung, chanyeol tersenyum lebar.
"Ya,enggak masalah hyung. Walaupun tidur di tikarpun,aku tak apa-apa. Di beri tumpangan saja sudah sangat berterimakasih"
"Arrasseo.. kalau aku kentut dikamar,kamu jangan marah ya,karena aromanya bisa tercium sampai depan flat hahah.."
"Gwenchanayo..hyung. nanti udara yang bau itu aku masukin ke dalam botol hahah"
Mereka tertawa bersama.
"Oh..iya yeol kamu mau minum apa? Saking asiknya mengobrol sampai lupa aku" ujar kriss hyung.
"Gomawo hyung..apa aja boleh"
"Oke tunggu sebentar ya yeol"
Kriss hyung bangkit dari kursinya,kemudian beranjak kedapur.
      Chanyeol,mengalihkan pandangannya kejendela,wajah eommanya kembali muncul dalam bias cahaya mentari yang terpantul lewat kaca jendela. Chanyeol cemas,kalau kepergiannya ke seoul akan memengaruhi kesehatan eommanya karena terus memikirkan nasib chanyeol. Hati chanyeol ngilu memikirkannya.

The Adventure DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang