Ch 1. Melody Before Story

2 1 0
                                    

Seorang gadis mulai menggeliat tidak nyaman , tatkala sinar mentari yang hangat menyapanya.

"Sudah waktunya bangun, Mel."

"Lima menit lagi, Bi." Gumamnya antara sadar dan tidak.

"Ba..Bi..Ba..Bi... udah siang ini loh. Lo telat ntar. Kena hukum baru tau rasa lo." Ucap sosok entah siapa itu dengan nada yang cerewet dan menyebalkan.

Sejak kapan Bi Ina membangunkannya dengan nada seheboh ini? Biasanya dia selalu tenang dan lembut seperti gemericik air bukan? Dan apa tadi? Dia memanggil namaku? Eh, Tunggu... Mel?!

SRAKKK!

Dan seketika gadis itu langsung terkisap dari tidurnya. Ia menatap tajam sosok pemuda dengan setelan kemeja hitam yang kini ternah tersenyum simpul kepadanya.

"Akhirnya lo bangun juga. Good Morning my sweety sister." Sapa pemuda itu dengan senyum mengesalkannya yang-sok-ganteng, menurutnya.

"Eh.. abang Will yang—sok—ganteng, lo dah pulang?" tanya gadis itu dengan nada datar dan ekspresi yang membuat suasana menjadi horror.

"Astaga... Dasar adik durhaka. Ke abang sendiri enggak ada perhatiannya."

Ahhh dia pasti punya rencana... pastinya dia bekerja sama dengan Auntie Jen. Kali ini apa lagi rencana mereka? Semoga saja mereka tidak berniat menjodohkanku dengan seseorang lagi.

"Melodi... Dari pada lo bengong, kelihatan bodoh. Mendingan lo mandi sono, dan juga... lo pasti tau lah ya..?

Kalimat terakhir yang berupa tanya itu membuat Melodi menatap pemuda itu dengan penuh tanda tanya.

"Penampilan lo kayak pakaian belum disetrika, kayak bukan cewe aja lo. Lo sama sekali nggak menarik, karena lo terlalu datar."

Butuh beberapa saat untuk Melodi mencerna kalimat yang dilontarkan oleh William.

Orang ini benar-benar menyebalkan. An apa katanya tadi? Tidak menarik karena terlalu datar? EH? DATAR?

Melodi menunduk, menatap seluruh bagian tubuhnya sendiri yang masih berantakan, hanya berbalut piama tidur tanpa lengan. Seketika wajahnya memerah.

Ia mengeram dan menyahut bantalnya, melemparkannya kearah William.

"KELUAR KAU DARI SINI ABANG SI*LAN!"

#

"BWAHAHAHAHA!"

Gadis itu mendengus kesal kearah wanita paruh bayah yang sedang asik menertawainya.

"Auntie Jen... sudah ku bilang, aku gak butuh abang mesum kayak dia!" ucap gadis itu dengan segala kekesalannya.

"Eitss gue ini abang lo, Mel. Masa iya gue tergoda ama lo." Pekiknya dengan sedikit menahan tawa.

"Berhentilah tertawa! Gak lucu, Bang."

"Oh... Melodi ku sayang, aku hanya.... hahaha." Jannie berusaha menahan tawanya, tapi itu sia-sia saja.

"Auntieee!" pekik Melodi.

"Baik-baik aku minta maaf." Ujar Jennie yan merupakan bibi dari Melodi yang berhasil mentralisir tawanya, kini tengah mengusap air mata disudut matanya.

"Melodi, Auntie memanggil abangku kesini karena sebentar lagi auntie harus mengurus kerja sama perusahaan di luar negeri. Dan-"

Sebelum melanjutkan kalimatnya, Melodi memotongnya dengan pertanyaan lain.

"Lalu kenapa enggak orang mesum ini aja yang kesana!"

"Karena perusahaan yang akan bekerja sama dengan kita-maunya Auntie."

Melodi menghela nafas pasrah. Mungkin memang sudah takdirnya bertemu abangnya lagi.

"Good girl, cepat sana minta antar Pak Yud ke sekolah. Entar telat."

"Eh.. nggak bisa. Gue yang anter lo kesekolah hari ini, Mel."

Melodi sudah lelah berdebat, ia sudah kehabisan tenaga untuk melakukannya.

"Terserah, lo... Abang mesum." Melodi sengaja menekan pada kata mesum untuk mengejek William, tapi william hanya menyambutnya dengan senyum simpul.

#

Melodi turun dari mobil di depan gerbang, seketika menjadi pusat perhatian semua orang. Mereka semua adalah anak manusia diantara fans-fans William yang bah malaikat bagi mereka.

Orang kayak gini di sebut malaikat... OGAH!

"Lo mikirin apa, Mel. Cepet tutup pintu mobilnya." Celetuk William.

"Gue cuma mikir, kenapa mereka bisa jadi fans orang mesum kayak Abang."

Belum sempat menjawab Melodi sudah menutup pintunya. Hari ini adalah awal kepindahannya di sekolah ini, ya... walaupun namanya sudah di kenal seantero sekolah. Melodi melewati gerbang sekolahnya. Gadis itu membiarkan rambutnya tergerai agar tampak elegan, menurutnya.

Harmony Symphonia Highschool adalah sekolah musik internasional yang berada di Jakarta. Sekolah musik ternama ini adalah impiannya sejak kecil. Walaupun harus sirna karena kepindahannya ke negara orang, kini dia sudah kembali dan bisa melanjutkan mimpinya.

Ia langsung menuju ruang kepala sekolah untuk mengkonfirmasi dimana kelas yang akan ia tempati, sekolah ini terbagi atas kelas piano, flute, dan biola. Untuk sementara hanya itu kelas yang diakui. Melodi lain hanya sebagai kegitan ekstrakulikuler saja.

Dari sinilah keseharian Melodi di mulai.

Nb : Inilah saatnya beralih genre :v

Happy Reading,
Nanda

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melodi Untuk LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang