8

4.1K 119 29
                                    

Di part ini ada adegan kekerasan,bagi yg masih pada bocil bocil jangan di baca oke.

**

Di rumah Ardi yang baru saja menemani Sasa tidur pun ia melangkahkan kakinya menuju Ruang kerjanya.

Sudah beberapa kali ia harus melupakan Sasa dan lebih memilih pekerjaan nya.

Ia tidak egois karena memang ia harus Lebih Fokus ke Sasa yang sebentar lagi akan melahirkan,tetapi Ia juga harus berbagi Waktu nya untuk Masalah Di salah Satu hotel nya yg berada di Surabaya.

Drt drt drt drt

"Hallo?"

"...."

"Kau antarkan Surat nya ke rmh sekarang,saya ada di ruang kerja"

"...."

"Tidak biar saya saja yang mendatangi ke rmh nya"

"...."

Setelah menutup Telpon dari Seseorang itu,Ardi melanjutkan Pekerjaannya.

Dan seseorang yang tadi menelpon Ardi pun datang dan menyerahkan sebuah map.

"Baiklah,apakah besok dia ada di rumah?" Tanya Ardi kepada seseorang itu.

"Tidak ada tuan, tadi saya sudah menemui orang kepercayaan.dan ia berkata bahwa tuan Arda besok akan terbang ke Belanda menemui Tuan Arga"

"Belanda?" Tanya Ardi.

"Ya besok tuan Arda akan terbang sekitaran pukul 7 pagi"

"Baik lah saya akan ke sana nanti,kau boleh pergi"

Setelah seseorang itu keluar dari ruang kerja,Ardi pun langsung bersiap untuk ke rmh Arda.

Sebenarnya ia tidak mau kalau harus meninggalkan Sasa di rumah sendirian,ia takut kenapa kenapa.
***
Di Rumah bernuansa Yunani, Arda pulang ke rumah dengan keadaan Mabuk dan di Gandeng oleh Perempuan yg memakai pakaian yg kurang bahan.

Ia terkejut atas kedatangan Ardi,sang adik kembarnya.lalu berjalan menuju Ardi yang menatap nya dengan jijik.

Arda menyuruh perempuan yg di bawa nya untuk ke kamar duluan,agar bisa memberi mereka waktu .

"Kenapa?" Tanya Arda dengan nada serak.

"Ada apa!? Lo pikir pantes bawa perempuan murahan ke rumah yg seharus nya Lo tempati sama istri lo?!" Teriak Ardi ,ia sudah muak dengan Kelakuan saudara kembarnya ini.

"Tenang saja ia tdk ada" ucap Arda yg di akhiri kekehan.

"Ck....cepat tanda tangan surat itu" ucap Ardi sambil memberi Arda sebuah map.

"Surat Perceraian?" Tanya Arda yang di amgguki oleh Ardi.

"Cepat tanda tangan" ucap Ardi ,Arda pun menandatangani surat itu dengan kesadaran yg minim.

"Dan satu lagi,Jangan anggap anak yg di kandung Sabrina itu anak Lo. Sabrina ga pantes Dapetin laki laki kaya Lo" ucap Ardi dengan nada meninggi.

"Bkn gua yg ga pantes dia nya aj yg ke murahan " ucap Arda santai dengan nada ngelantur nya.

"Bajingan lo, mulai saat ini Lo bkn lagi kembaran gue!" Ucap Ardi dengan nada tajam.

"Terserah Luh mau nya apa di" ucap Arda.

"Arghh.....Seharus nya Lo yg Koma! Bukan bang Arga!" Ucap Ardi sambil meninju Muka mulus Arda.

Bugh

"Itu buat Lo yg udah nyakitin Hati Sabrina" ucap Ardi.

Bugh

"Itu buat Lo yang udah ngambil Apapun yang seharu nya jadi milik gue!" Ucap Ardi murka.

Bugh

"Dan itu buat Lo yg udah bikin Abang gue Koma" ucap Ardi sambil meninggalkan Arda yang terkapar tak berdaya di lantai.
.
.
.
.
.
.
Rasanya pengen buru buru kelar :)

POOR WIFE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang