Draco berjalan mendorong pintu asramanya dan melompat turun untuk keluar dengan mengendap-endap. Ia memandang sekeliling koridor asramanya yang sepi dan tak menemukan siapapun.
Dimana Potter? Draco merasakan suhu dingin menusuk kulitnya walau Draco telah menggunakan jubah hangatnya tentu itu tak akan mengurangi dinginnya ruang bawah tanah asramanya. Apa mungkin Potter sudah akan mati kedinginan sehingga dia memutuskan untuk kembali ke asramanya?
Draco berkerut kesal memikirkan Potter yang kembali ke asramanya. Tahu begitu Draco tidak perlu bersusah payah mengendap-endap untuk keluar asramanya. Draco sudah memutuskan untuk berbalik dan kembali masuk, namun tiba-tiba ada seseorang yang muncul dibelakangnya lalu menarik tangan Draco erat membuat Draco terhuyung.
"Draco! Akhirnya kau keluar juga!"
Draco terlonjak dan nyaris memekik ketika Potter tiba-tiba muncul. Draco melotot pada Potter. "Potter! Bisa tidak kau tidak selalu muncul tiba-tiba?!"
Potter nyengir tak berdosa. "Maaf, aku hanya senang akhirnya kau mau keluar juga. Aku sudah menunggumu berjam-jam, Draco. Sepertinya benar kata Pansy dan Blaise bahwa membujukmu memerlukan waktu yang cukup lama."
Draco mendelik tak terima. Namun ia juga ingin bertanya bagaimana Potter telah memanggil kedua sahabatnya dengan nama depannya, tetapi Potter dengan cepat menarik Draco untuk masuk ke dalam jubah gaibnya. Sesaat Draco mengagumi bahwa tubuhnya benar-benar menghilang dibalik jubah Potter.
"Potter?"
"Ssst. Filch menuju kesini. Sekarang pilih satu tempat dimana kita aman untuk bersembunyi."
Tetapi Draco mengabaikan ucapan Potter. Ia kembali terperangah ketika melihat apa yang sedang dipegang Potter. Perkamen lusuh tetapi penuh dengan sebuah peta yang nampaknya menunjukkan sebuah peta Hogwars dan Merlin, peta itu terdapat sebuah jejak dengan nama-nama pemiliknya yang bergerak-gerak, dan Draco dapat melihat jejak kaki dengan label nama Filch bergerak menuju ke asrama Slytherin.
"Merlin, dari mana kau dapatkan benda itu Potter? Peta yang sangat hebat." ucap Draco masih memandang takjub peta milik Potter.
Potter menoleh pada Draco dengan jengkel. "Nanti kujelaskan, Draco! Cepat pilih satu tempat aman untuk kita sembunyi— Filch sudah dekat!" bisik Potter dengan panik.
"Menara Astronomi atau Ruang Kebutuhan?" saran Draco.
"Menara Astronomi. Baiklah. Kau harus merapat padaku Draco, pastikan seluruh tubuhmu tertutupi jubah." Potter menarik Draco untuk lebih dekat dengannya. Sesekali ia memastikan bahwa tubuh Draco tertutup sepenuhnya oleh jubahnya. Tentu saja dengan tinggi Draco yang menjulang membuat Draco harus benar-benar merunduk untuk setara dengan tinggi Potter.
Walau tubuhnya setengah pegal, Draco tetap berjalan dalam diam. Menurut pada langkah Potter yang membawanya menuju ke Menara Astronomi. Mereka berjalan dalam keheningan koridor yang sangat sepi, setengah mengendap-endap takut membangunkan lukisan ataupun menarik perhatian Peeves atau hantu siapapun yang bisa muncul dari mana saja.
Draco sesekali merengut ketika protesnya pada Potter yang ia kira salah jalan tidak dihiraukan sama sekali oleh Potter. Namun setelahnya Draco takjub bahwa jalan koridor yang Potter pilih bukanlah salah namun Potter memilih jalan pintas untuk sampai ke Menara Astronomi lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conflate [DMxHP | Drarry]
FanfictionDraco yakin apa yang telah Harry lakukan padanya akhir-akhir ini hanyalah semata rasa obsesi balas dendam atas perbuatannya dahulu. Tetapi di lain sisi, Draco merasa Harry mampu mengubah pandangannya pada Harry hanya dalam sekejap saja. Harry mampu...