Hari minggu seperti biasa Reana menghabiskannya dengan me time. Setelah olahraga pagi dan membantu mamanya beres- beres rumah.
Kini Reana sedang menyiapkan laptopnya dan beberapa cemilan. Dia akan menonton drakor kesukaannya.
Reana sudah bergelung dengan selimutnya dan hanyut dalam drakor kesukaannya. Tanpa ia sadari ia telah menonton 5 episode. Itu artinya ia sudah menonton selama 5 jam lebih.
Itulah Reana akan melupakan segalanya untuk hal yang disukainya. Sampai perutnya terasa lapar, ia memutuskan untuk menghentikan drakornya terlebih dahulu.
***
Ketika menuruni tangga Reana melihat ada Fajar di ruang tv sedang bermain dengan Abi.
"Hai A... dari tadi?" Tanya Reana ketika sampai di tangga terakhir.
"Hmm.. sekitar satu jam yang lalu" jawab Fajar, Reana hanya ber-oh ria
"Bentar gue laper!" Reana langsung pergi ke meja makan.
Fajar dan Abi menyusul Reana ke meja makan.
"Teteh laper aja turun, kalo gak laper mah terus aja di kamar" nyinyir Abi dengan suara cadelnya.
"Terserah aku lah" jawab Reana sambil menjulurkan lidahnya.
Fajar hanya terkekeh dengan tingkah Reana kepada Abi. Seperti bocah padahal Reana sudah kelas 11.
"Mama mana de?" Tanya Reana pada Abi.
"NAMA AKU ABI, BUKAN DEDE" teriak Abi pada Reana.
"Abi kok gitu?" Tanya Fajar lembut.
"Abi gak suka dipanggil dede sama teteh A" jelas Abi pada Fajar.
Reana tertawa, senang berhasil membuat kesal adiknya.
"Re.." Fajar memperingati Reana.
"Iya A iya"
"Jagoan, maaf ya. Mama mana?" Tanya Reana lagi.
"Kamar, tidur" jawab Abi sambil memajukan bibirnya.
"Abi gak tidur siang?" Tanya Fajar.
"Tadi disuruh tidur sama mama. Tapi tadi denger suara Aa jadi bangun deh" jelas Abi.
"Gimana kalo nanti sore kita beli es krim?" Tanya Fajar pada Abi.
"Setuju"
Reana yang menjawab, membuat Fajar dan Abi menoleh padanya membuat Reana malu.
"Tapi Abi harus tidur siang dulu, gimana?" Lanjut Fajar mengalihkan pandangannya pada Abi.
Abi langsung mengangguk semangat, "jangan bohong ya!" peringat Abi.
Fajar hanya mengangguk, Abi langsung pergi ke kamarnya. Sedangkan Reana kini sedang sibuk dengan makanannya.
"Re jalan yuk? Sejak lo pacaran sama Gilan, lo jadi jauh dari gue." Ujar Fajar.
"Lo yang ngejauh dari gue kali. Bentar nyuci ini dulu." Ujar Reana sambil menunjukkan piring kosongnya.
***
Reana kembali dari dapur sambil membawa cemilan, menghampiri Fajar yang sudah duduk anteng sambil menonton tv.
"Emang gak kenyang-kenyang lo!" Ujar Fajar sambil menyentil jidat Reana.
"Gimana?" Tanya Fajar.
"Apanya?"
"Jalan dodol" Fajar menyentil jidat Reana lagi.
"Sakit dodol, gue bilangin Gilan lo" Reana memajukan bibirnya sambil mengelus jidatnya.
"Sana! Emang dia bakal peduli gitu?" Tanya Fajar menantang.
"Peduli dong! Gue kan pacarnya!" Reana percaya diri.
"Sana coba bilang! Gue mau tau gimana reaksi dia?" Tantang Fajar.
"Apa untungnya buat gue?" Tanya Reana.
"Ogeb banget sih punya sepupu. Ya, kalo dia peduli, lo pasti seneng lah" jelas Fajar.
"Yah seneng doang mah gak cukup. Gimana kalo traktir gue di kantin besok sepuasnya?" Tantang Reana tak mau kalah.
"Kalo dia gak peduli gimana?" Tanya Fajar.
"Sebaliknya A" Reana menjulurkan tangan untuk bersalaman.
Fajar langsung menyambut tangan Reana dengan semangat.
"Deal" ujar mereka bersamaan.
***
Fajar menggelengkan kepalanya, melihat Reana menuruni tangga sambil bernyanyi riang. Setelah tadi ia pamit untuk mengambil ponselnya di kamar.
"Gue telepon dia ya?" Ujar Reana setelah sampai dihadapan Fajar.
Fajar hanya mengangguk.
Reana sudah mencoba menelpon Gilan sebanyak 3 kali. Tetapi ponsel Gilan selalu saja sibuk.
"Gue chat ya?" Reana sudah mulai cemas. Fajar lagi-lagi hanya mengangguk dan tersenyum.
Gilan Alamsyah
A
Gilan
Fajar nyentil jidat gue!
Sakit loh!Mereka sudah menunggu selama 10 menit, tapi tak kunjung ada jawaban. Dimenit ke 13, Gilan hanya membaca chat dari Reana.
"Gue kasih waktu 2 menit lagi, mungkin dia bakal bales." Ujar Fajar, Reana hanya mengangguk lesu.
Sampai 2 menit habis pun Gilan tak kunjung menjawab chat dari Reana.
"Oke fine, gue kalah" final Reana.
"Gue menang kan, ngeyel sih jadi orang"
"Tapi Re, karena hari ini gue sedang berbaik hati. Gue ganti deh traktirannya, cukup sore ini lo nemenin gue sama Abi jalan. Deal?" Lanjut Fajar sambil menjulurkan tangannya.
Mager sih sebenernya, tapi dari pada harus traktir dia kan? Ya sudah lah, batin Reana memikirkan tawaran Fajar.
"Nemenin doang kan? Gak ada acara gue mentraktir kalian kan?" Tanya Reana memastikan.
Karena kalo tidak, bisa bobol tabungannya mentraktir Fajar dan Abi di mall.
"Iya, janji"
"Abi doang nih yang di traktir? Gue ngga?" Bujuk Reana menampilkan puppy eyes nya.
"Iya, lo juga" Fajar memang paling tidak bisa menolak Reana jika sudah seperti ini.
"Yeyyyy" Reana langsung memeluk Fajar saking senangnya. Lumayan kan, Fajar akan mentraktirnya.
Fajar membalas pelukan Reana. Sudah lama mereka tak menikmati suasana seperti ini. Mungkin terakhir kalinya mereka menghabiskan waktu bersama adalah tiga bulan yang lalu. Sebelum Reana jadian dengan Gilan.
4 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
REALISEREN
Teen FictionHidup itu tidak selalu tentang kita, jadi bersikaplah dewasa karena tidak semua yang kita inginkan akan selalu kita dapatkan. Setidaknya itulah yang selalu ditanamkan oleh Reana dalam hidupnya demi orang-orang tersayangnya. Hingga Reana bertemu deng...