MAAF KAMI DI BAWAH UMURJungkook tak tahu menggambarkan seberapa cepat mobil hitam ini melaju. Dua Maenad duduk di depan mereka berteriak - teriak saat mobil hampir menghantam truk besar atau pejalan kaki. Maenad memakai ikat kepala ular tiba - tiba menaikkan kaki depannya untuk mengendalikan kemudi, sementara tangannya sibuk membuka botol berisi anggur membuat keadaan semakin buruk. Tentu saja, sepasang kaki tak cukup mengendalikan mobil melaju secepat cahaya meninggalkan kota New York.
Wajah Amora sepucat kertas putih, tinggal menunggu hitungan menit sampai gadis itu muntah ke lantai mobil. Hoseok sendiri memejamkan mata rapat - rapat, berharap saat ia membuka mata kembali dia sudah berada di California. Jungkook berusaha melakukan sesuatu untuk menghentikan mobil ini, tapi ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya bahkan untuk menjerit ketakutan saja sangat sulit. Jadi, ia hanya mencengkram kursinya erat - erat dan ikut menutup mata seperti Hoseok lakukan.
Ban mendecit kemudian berhenti, Jungkook hampir saja terlempar dari kursinya jika tidak mengenakan sabuk pengaman. Dua Maenad tadi bertepuk tangan bangga seakan - akan merayakan keberhasilan mereka membawa penumpang selamat sampai ke tempat tujuan.
"Apa yang terjadi?" Jungkook mampu berkata, walau setelah merasakan perjalanan seperti naik roller coster dengan kecepatan 2 kali lipat.
"Kita sudah sampai." jawab Maenad bersulur ivy.
Amora langsung membuka pintu mobil, lalu berlari ke arah tong sampah. Disana gadis itu mengeluarkan isi perutnya sampai dia merasa baikan. Sementara Hoseok terbaring lemas di atas aspal, nyaris kehilangan kesadaran.
Jungkook melihat jam di ponselnya, dan menyadari mereka hanya butuh dua jam untuk tiba di California.
"Bagaimana bisa mobil ini begitu cepat."Maenad ular menunjuk simbol H pada badan mobil. "Buatan Hephaestus.
Jungkook mengangguk maklum, mungkin saat sudah mendapatkan surat izin mengemudi ia bisa meminta Amora membuatkan satu. Mendadak hidungnya menangkap bau anggur tajam, bukan berasal dalam mobil. Tapi, bau anggurnya sangat kuat hingga Jungkook merasa pusing menciumnya.
"Tempat apa ini?" Jungkook menatap gedung club malam dihadapannya sumber bau anggur menyengat itu.
"Selamat datang di pesta Dionysus. Masuklah dan bersenang - senang." seru Maenad bersulur ivy sambil menarik lengan Jungkook. Sebagai anak di bawah umur, Jungkook harus menolak bergabung ke pesta liar.
"Tidak terima kasih, kami ingin pergi melanjuti misi." Jungkook berusaha menarik lepas lengannya. Hoseok masih dalam keadaan teler menganggkat jari jempol setuju.
Para Maenad mendesis. "Tak ada yang boleh menolak ajakan dewa Dionysus." Maenad yang mencengkram erat tangan Jungkook membenamkan kukunya yang tajam.
Jungkook meringis menahan perih. "Baiklah.""Bagus!" Kedua Maenad itu membawa paksa mereka bertiga masuk ke club malam tersebut.
Ini diluar dugaan Jungkook. Ia mengira club adalah tempat orang - orang dewasa melepaskan rasa frustasi, menjadi bebas, atau mencari kesenangan semalam persis di film yang telah ditontonnya (Tolong jangan beritahu ibu, dia akan membakar komputerku nanti). Tetapi, yang disaksikannya sekarang lebih liar dibandingkan adegan - adegan film itu.
Satir - satir terlihat ramah di pulau Semideus, menghantamkan kaki berkuku belah mereka ke lantai sambil menyanyikan lagu - lagu pujian mengenai anggur. Sementara kawanan Centaurus manusia setengah kuda dari pinggang ke bawah mengadakan lomba lari mengelilingi ruangan, mereka tidak akan berhenti meski menabrak perabotan. Perempuan - perempuan muda pengikut setia dewa Dionysus biasa disebut Maenad memilih menari di tengah, menganggkat gelas anggur mereka tinggi - tinggi dan berteriak mengucapkan sesuatu yang tidak jelas sebab mereka terlalu mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMIDEUS: THE LOST GOD ✔
FanficJungkook baru saja tiba di Semideus tempat teraman bagi para manusia setengah dewa dan langsung dihadapkan masalah hilangnya dewa matahari. Karena telah bersumpah demi sungai Styx, Jungkook akan mendampingi Hoseok sebagai rekan misi pencarian dewa...