Prolog

26 2 0
                                    

18.00 WIB Apart Lia









Malam ini adalah malam terakhirku berleha-leha. Besok aku sudah harus kuliah di kampus ternama yang terletak di Ibu Kota. Semua keperluan untuk besok sudah aku persiapkan kecuali dengan kamar apartemen ini. Kamarnya masih kosong dan aku terlalu lelah untuk merapikannya sekarang. Aku baru sampai di apartemen ini kemarin.

Sebenarnya ibuku tidak memperbolehkanku kuliah di Jakarta. Terlalu jauh katanya. Tapi aku membujuknya dengan membawa-bawa beasiswa yang aku dapat. Yah, aku berhasil masuk kampus ini dengan beasiswa. Karena kalau tidak aku tidak akan diperbolehkan kuliah di Jakarta.

kringg...

"Halo ma, kenapa?" tanyaku pada mama yang menelpon malam-malam.

"Kamu yakin gak papa disana? Sendirian loh. Mama takut kamu kenapa-napa"

"Gak papa ma.. Lia bisa kok hidup mandiri"

"Kalo ada yang jahatin kamu gimana nak? Jakarta itu gak aman"

"Yah kalo ada yang jahatin aku tinggal aku jahatin balik" balasku sambil tertawa canggung.

"Jangan bercanda, mama lagi serius ini" kata mama dengan suara yang lebih rendah dari sebelumnya.

Aku menghela napas.

"Ma.. Lia gak akan kenapa-napa. Lia bukan cewek lemah. Mama tau sendiri Lia itu pinter bela diri dan gak gampang percaya sama orang" ucapku berusaha menenangkan mama.

"Mama selalu bangga sama kamu nak.. Yaudah kamu siap - siap buat besok yah.. Wassalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Aku menutup telfonnya lalu kemudian melihat ke tumpukan buku, tas dan barang-barang yang tertata rapi diatas meja belajar. Semua sudah siap dan sekarang masih jam 6 malam. Jadi daripada duduk tidak melakukan apa-apa aku memutuskan pergi ke perpustakaan kota. Beruntungnya apartemen ini dekat dengan perpustakaan sehingga aku tidak perlu jauh jauh mencari kendaraan umum. Hanya tinggal jalan kaki dan dalam waktu 5 menit akan langsung sampai.

Di sepanjang perjalanan aku hanya bersenandung kecil untuk membunuh keheningan. Aku sama sekali tidak takut keluar malam-malam sendirian. Karena seperti yang kalian sudah tau, aku ini pandai beladiri.

Tidak butuh waktu lama dan aku sudah sampai di perpustakaan. Aku masuk ke dalam dan mulai mencari buku-buku yang akan aku pinjam.

"Lia.." ucap seseorang tidak dikenal sambil memegang pundakku. Suaranya cukup mengagetkan sehingga aku secara spontan melayangkan tinju, tapi tidak mengenai wajahnya karena dia menghindar.

"Hei.. kamu masih tidak berubah yah. Masih sering kagetan dan berakhir dengan membuat wajah orang yang mengagetkanmu bonyok.. Hahaha" katanya sambil ketawa.

"Kamu..? Arsy..??"

"Yahh.. masa lupa sih.. baru lulus dan cuma liburan 3 bulan dan kamu lupa aku? Ishh kejam"

"Aaa.. aku senang kamu ada disini" ucapku sambil memeluknya. Dia Arsy sahabatku sedari SMP tapi aku sudah mengenalnya sejak SD karena mamaku dan mamanya bersahabatan.

Aku melepaskan pelukanku dan menggenggam lengannya erat. Aku sangat bahagia bisa bertemu dia disini. "Kamu kok bisa ada disini..? Sumpah aku bahagia banget ada kamu soalnya aku tinggal sendirian disini"
Ucapku riang.

"Masa? Aku juga tinggal sendirian disini. Aku kuliah di Universitas Jakarta karena ratingnya bagus dan aku dapet beasiswa"

"Seriusan?? Kita satu kampus yaampun!!! Kamu tinggal dimana?"

"Serius kita satu kampus? Wah seru dong! Oh kalo tinggal aku masih belum tau dimana. Karena aku baru dateng jam 5 tadi dan aku cari kos-an penuh semua. Emang susah cari kos-an di Jakarta. Karena capek keliling-keliling terus aku putusin istirahat disini sebentar sambil baca-baca buku" katanya panjang lebar.

"Wahh... Kalau gitu kamu tinggal satu apartemen aja sama aku. Aku tinggal di apartemen yang gak jauh dari sini. Papa nyuruh aku tinggal disana karena apartemen itu punya ayah. Jadi aku gak usah bayar" Kataku. Arsy sudah tidak asing dengan "ayah" yang aku maksud. Karena dia sudah tau aku menyebut "ayah" pada ayah kandungku dan "papa" pada ayah tiriku.

"Wah benarkah? Betapa beruntungnya aku hari ini. Memang kau tidak keberatan Lia?"

"Buat apa aku keberatan. Kau sahabatku dari kecil. Dan mama kita berdua juga sudah bersahabatan sejak kecil. Justru mama akan senang jika tahu kau ada di Jakarta bersamaku. Sejak aku datang kemarin dia tidak henti-hentinya menelpon untuk mengecek keadaanku" Ucapku sambil tertawa kecil. "Tapi kau harus mau mengatur kamarnya bersamaku karena kamarnya masih kosong"

"Oh tentu pasti akan menyenangkan. Oh yah, kamu kesini pasti mau pinjam beberapa buku karena sedang bingung melakukan apa bukan?" Tanya Arsy dengan mata penuh selidik padahal dia tahu apa yang dikatakannya seratus persen benar.

"U know me so well Sy"

"Of course i do" kami berduapun akhirnya tertawa bersama-sama.












---

Kasih bintang kalau kalian suka
Komen kalau kalian pengen cerita ini lanjut
Dan terima kasih,

INTROVERT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang