Prolog

22.8K 1K 66
                                    

Dentuman musik kian malam kian menggelegar. Para pengunjung seperti terhipnotis dengan dentuman musik DJ yang mengalun keras. Suasana meriah kian terasa di tempat hiburan malam itu.

Seorang gadis berusia 17 tahun memakai pakaian dress minim berjalan menuju meja tender, kemudian ia memesan wishky dan duduk di kursi yang tersedia.

Gadis itu menuangkan minuman itu ke dalam gelas, kemudian meminumnya sampai tandas. Merasa kurang puas, ia terus meminum wishky tersebut sampai menghabiskan beberapa botol.

Seorang pria setengah baya menghampiri gadis tersebut. Pria itu terpana melihat kecantikan sang gadis.

"Hai, kamu cantik sekali," puji pria setengah baya itu sembari mengelus lembut lengan si gadis.

Gadis itu menepis tangan pria itu sembari menyunggikan bibirnya.

"Ck! Seharusnya lo itu, udah mati! Gak pantes lo, berada di tempat ini," racau gadis itu sembari menghabiskan minumannya yang tersisa setengah gelas.

Mendengar perkataan si gadis, wajah pria itu merah padam. Tangan kanannya terangkat hendak menampar, namun dengan cepat si gadis menepisnya.

"Heh tua bangka, lo mau pukul gue?" detik selanjutnya ia berkata,"semua lelaki itu brengsek!"

Gadis itu tertawa kemudian berjalan sempoyongan menuju sofa yang tidak jauh dari meja tender. Sementara pria setengah baya itu meninggalkan si gadis.

Setelah duduk di sofa, gadis itu mengambil selembar foto berukuran 3R di dalam tas selempangnya. Terlihat wanita setengah baya sedang tersenyum dan memangku anak kecil perempuan di dalam fotonya.

Tiba-tiba air mata gadis itu meleleh begitu saja sembari menatap foto tersebut.

"Bu ... Gladys kangen ibu ...," lirihnya.

Gadis yang bernama Gladys itu, cepat-cepat menghapus air matanya. Tidak seharusnya ia menangis di tempat hiburan ini, ia harus bersenang-senang, pikirnya.

Tiba-tiba pandangannya melihat pria setengah baya yang tadi menggodanya sedang bercumbu mesra dengan seorang perempuan. Melihat itu, rasanya bagaikan dejavu bagi Gladys. Tangan kanannya mulai mengepal.

"Semua lelaki memang brengsek, ya bu? Termasuk Ayah!" ucapnya sembari menatap foto sang ibu. Kemudian Gladys tersenyum getir,"Ayah? Ah, ralat si pembunuh! Sampai kapanpun Gladys tidak akan memaafkan pembunuh itu, bu!"

_Cinta dari Allah_
📝Nurhoiriah
🗒Kuningan, 14 Oktober 2019

Assalamualaikum, Bagaimana dengan prolognya? Bikin penasaran dengan kisah Gladys? Kalau penasaran jangan lupa add library, yaa..

Terimakasih bagi yang sudah mampir dan baca cerita ini. Aku cuman mau mengingatkan, kemungkinan cerita ini banyak kata-kata 'kasar' dan kelakuan yang tidak wajar bagi anak remaja. Untuk itu, aku peringatkan kepada teman-teman untuk tidak meniru dan melakukan apa yang si tokoh utama lakukan.

Sekali lagi saya sebagai penulis cerita ini, tidak menganjurkan teman-teman untuk meniru sifat kejelekan sang tokoh. Tapi, saya harap teman-teman bisa mengambil hikmah kebaikan dan sisi positif dari cerita ini.

Oh ya, untuk publish cerita ini. Aku akan publish sesuai mood aku, jadi bisa cepet bisa juga lama hehe... Jangan lupa vote dan komentarnya ;))

Happy Reading and see you next chapter :)

Cinta dari Allah [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang