Dua Minggu setelah kejadian itu, semua telah pulih. Yakuza yang sebelumnya rukun dengan polisi kini kembali seperti semula. Keadaan Yokohama dengan cepat pulih. Kerusakan yang terjadi langsung diperbaiki secepat mungkin.
Riou sudah kembali ke survival life nya. Suhu udara terus meningkat sedikit demi sedikit. Bunga-bunga digantikan oleh buah-buahan. Hewan-hewan bertambah gemuk. Riou senang.
Jyuto, sang polisi yang tak jelas itu memulai kebiasaan-kebiasaan orang saat musim panas. Yokohama yang cerah sepanjang hari tak menyurutkan semangat baik dari polisi maupun manusia yang dianggap salah. Sambil menikmati panasnya matahari, semua kembali beraktivitas.
Samatoki baru saja mengurus salah satu bagian pelabuhan. Rekan-rekannya disuruh kembali duluan. Sang Yakuza anggota Mad Trigger Crew itu ingin jalan-jalan sejenak menyusuri bibir pelabuhan. Hitung-hitung sekalian mengawasi keadaan sekitar.
Di salah satu dermaga yang sedang kosong berdiri seorang wanita menghadap ke laut. Samatoki pikir itu hanya orang biasa yang menikmati laut. Kedua mata Samatoki menangkap bahwa wanita itu membawa sebuket bunga. Hingga sang Leader divisi Yokohama itu baru sadar kalau wanita itu adalah (Name).
Samatoki tidak berteriak menyapa. Dia memilih mendekati dengan baik-baik. (Name) tampak menaruh buket bunga itu dan berdoa. Samatoki awalnya tak yakin dengan pemandangan yang di depannya. (Name) berdoa?
Benar.
(Name) menoleh karena menyadari ada yang di dekatnya. Ia sungguh terkejut melihat Samatoki menangkupkan tangan berdoa. (Name) menahan untuk tidak bertanya sampai Samatoki selesai.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya (Name) bingung.
Samatoki mengangkat salah satu alisnya. "Berdoa. Sama seperti kau barusan."
(Name) menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. "Berdoa untuk siapa?"
"Mendoakan orang yang kau doakan, entah siapa. Memangnya siapa sih?"
(Name) terdiam. Selama beberapa saat ia menatap Samatoki tanpa berkedip. Hingga akhirnya ia tersenyum.
"Kakakku. Dia meninggal dalam sebuah insiden di laut Yokohama ini. Mungkin kau tahu tentang insiden itu."
Samatoki mengerutkan keningnya. Berusaha mengingat. Ah, insiden itu. Sekitar sembilan atau sepuluh tahun yang lalu.
"Riou tahu soal itu saat ia melihat foto kakakku ketika membersihkan rumah. Jyuto tahu sendiri karena ia adalah salah satu yang menangani insiden itu. Makanya aku merasa kalau pernah melihat wajah itu." (Name) menatap laut sejauh mata memandang dengan tenang. Belum pernah Samatoki melihat tatapan itu pada diri (Name).
"Dia kakak satu-satuku. Tubuhnya tidak pernah ditemukan. Aku akhirnya beranggapan kalau laut inilah tempat peristirahatan terakhirnya...," (Name) menunduk, Samatoki untuk kali ini diam, "melihat Laut Yokohama selalu mengingatkanku kepadanya. Orang tuaku sibuk, hanya kakakku yang selalu ada bersamaku... Aku iri pada Nemu atau Kousuke, hahaha..."
Samatoki menghela nafas. Tidak ada yang ingin ia katakan. Mereka berdua berdiam diri menatap laut. Ada kapal yang lewat menyapa mereka. Samatoki mengangkat tangan balas menyapa.
"Kau mau ikut makan siang bersama kami?"
Tawarannya langsung disambut dengan anggukan kepala. (Name) langsung kembali ke 'mode' biasanya. Berbicara dari Utara ke Selatan, belok ke Barat, muter ke Timur. Samatoki nggak mau kalah. Berbagai topik mereka bicarakan sambil jalan.
Di tengah-tengah perjalanan, Samatoki sempat memasukkan surat ke dalam kotak surat. Dengan segera (Name) bertanya ingin tahu.
"Surat untuk siapa?" Tanyanya penuh selidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Careful Guys! [Reader With Mad Trigger Crew]
FanfictionKetenangan Yokohama terganggu setelah kedatangan sesosok manusia yang tidak jelas asalnya yang bernama (Name). Bisakah para anggota Mad Trigger Crew menghadapi ancaman yang sudah berdiri dengan gagah di depan mereka? . Cerita fanfiction antara Reade...