Nata and the secret of a lost heart (Part 1)

74 4 0
                                    


Hujan kala ini menyapu semua rasa dalam hatiku, aku tak pernah tahu apa sebenarnya yang ada dalam pikiran Kirei, wanita yang seharusnya lima menit yang lalu menjadi pacarku. Kirei meninggalkanku yang terpaku kehabisan kata-kata melihatnya pergi meninggalkanku sendiri yang bersama rintik hujan yang berusaha menyembunyikan air mataku yang akhirnya mampu menghancurkan pertahananku.

Suara-suara katak kegirangan menambah semaraknya rasa perih kegagalanku malam hari ini. Langkahku pelan kakiku belum siap menginjak ruang tengah rumahku dan menyiarkan kekalahan pada setiap keluarga yang telah menunggu wajah dari bidadari yang akan mendampingi penerus keluarga mereka. Dan tak terbayangkan seberapa jelek wajah ayah yang sudah mengangan-angankan cucunya yang memiliki kulit kuning langsat dan rambut panjangnya berwarna coklat keemasan dengan paras seperti ibunya yang berdarah mandarin Amerika, tetapi malah mendengar kabar jatah usia jombloku yang bertambah.

Akhirnya aku menghentikan langkah dan duduk di sebuah bangku di pinggir jalan, mendongakkan kepala ke langit yang gelap tanpa semburan rembulan sedikit pun. Rasa dingin dari baju basah tertutup oleh perihnya patah hatiku saat ini. Kupejamkan mata menikmati tamparan hujan dan memanggil semua bayang-bayang gelap, dan memainkan kisah sebuah romantis komedi.

Semua rencanaku malam ini, yang telah kupikirkan selama berbulan-bulan dan dirancang akan membuat iri semua pasangan yang melihat kita di bawah terang bulan purnama saat itu. Taman ini sudah aku sulap bagai surga. Telah kusiapkan dua buah kursi putih yang telah terbalut kain putih dan kembali diberi ikatan pita berwarna merah muda pada sandarannya. Di tengah-tengah dua kursi itu ada sebuah meja bundar yang telah di alaskan kain putih dengan hiasan berwarna emas di pinggirannya sebagai taplaknya. Di atas meja ada vas dengan setangkai mawar di tengahnya. Aku telah menata lilin-lilin yang mengitari tempat diaman kami akan duduk bentuknya hati dengan api yang akan menambah cita rasa romantis saat itu. Semua rumput di bawahnya sudah dipotong sama tinggi namun warna hijaunya tetap terpancar. Ada karpet merah yang akan menyambut Kirei yang akan menjadi petunjuk jalan ke arah tempat di mana aku akan mengeksekusi wanita yang telah dekat denganku selama tiga tahun terakhir. Di pinggir karpet itu aku menghiasnya dengan bunga mawar putih yang berjejer hingga ke ujung. Aku telah menggunakan jas terbaikku lengkap dengan dasi dan kemeja merah tua.

Saat aku sampai di rumah sang malaikat senjaku. Ternyata ayah Kirei menyambutku di pintu depan dengan senyum simpul. Dia duduk di bangku panjang sambil memandangi bintang.

"Nata, mau jalan-jalan ke mana, kalau sudah rapi kayak begini pasti candle light dinner right ?" salam hangat dari pria bertubuh kekar dan sangar namun dengan hati little mermaid, yang berpura-pura terkejut degan kedatanganku.

"ah... kayak tahu candle light dinner saja om ini" sambutku dengan senyum lebar.

"tunggu sebentar mungkin KIrei sedang bersiap-siap di kamarnya, tahu sendirilah anak om yang itu" Ayah Kirei sepertinya sudah tahu apa yang ada dalam benak laki-laki yang sudah sering datang untuk mencari keduanya itu. Dia mempersilahkan aku duduk di sofa pada ruang keluarga mereka. Dan berbincang ringan tentang kuliah serta keluargaku dengannya.

Kirei keluar dari kamarnya dengan gaun putih yang begitu indahnya, kakinya melengak-lenggok layaknya model internasional, yang menambah rasa gelisah yang mampu meremukkan percaya diriku. Tak ada sepatah katapun yang mampu terlontar lagi dari bibirku, Kirei yang luar biasa anggunnya memancarkan cahaya hangat, disertai senyum simpul yang di bawanya dia datang mendekat ke arah kita yang sedang asyik bertutur satu sama lain. Tanpa memperpanjang durasi lagi aku langsung berpamitan pada ayah Kirei dan pergi ke tempat malam akan menyerukan kesaksiannya tentang pasangan baru yang sangat luar biasa kala itu.

Kirei memunculkan ekspresi campur aduk antara girang sekaligus bingung dan penasaran. Semua sudah siap karena sudah ada tim properti yang bersiaga sedari tadi. Makan dan minuman semuanya lengkap bagai jamuan seorang keturunan raja. Walaupun begitu cara klasik seperti menaruh cincin ke dalam minuman bukanlah hal yang bijaksana, bagaimana jika Kirei menghabiskan minumannya namun tidak menemukan apa-apa di dasar cangkirnya, karena dia mengira berlian yang dia telan adalah es batu. Dan ditambah lagi aku tidak yakin jika cincin itu jatuh di atas closet besok pagi akan menambah rasa romantis adegan ini.

Nata and the secret of a lost heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang