2- /sequel/

179 14 8
                                    

Warn! :
Gaje & 1300+ words!

Italic = flashback
   

Okay, happy reading!^^~
   
  
    

***
  
  

Jaehyun menatap lamat bidang tanah di hadapannya. Tak terasa waktu telah berhembus selama empat tahun. Banyak perubahan yang terlihat dari taman itu. Taman yang seharusnya terawat dan indah itu justru kosong dan terbengkalai.

Kursi-kursi rapuh, lampu taman yang pecah, dan rumput liar yang tumbuh setinggi 45 sentimeter membuat tempat itu tampak sangat buruk. Tak terlihat adanya kegiatan makhluk hidup di sana.

"Hewan saja enggan, kenapa aku justru mau kesini?" Tanya Jaehyun pelan yang hanya dijawab oleh desau angin tak beraturan.

Tanpa mempedulikan keadaan, Jaehyun berjalan menelusuri taman dengan pelan. Mengingat setiap kenangan yang tergores di tempat kesukaannya dengan sang kekasih dulu.

Tubuh tingginya terhenti ketika matanya tak sengaja menangkap pahatan di batang pohon sebelah kanannya. Posisinya tak jauh, hingga ia bisa melihat tulisan dari pahatan tersebut.

'Jung Jaehyun ♥ Kim Jiho'

Pria itu tersentak lalu berjalan mundur beberapa langkah karena terkejut. Ingatannya menjelajah enam tahun kebelakang.
   
   

Jaehyun terengah, ia baru saja berlari dari parkiran karena tak ingin sang kekasih menunggu. Pria itu mencari dengan matanya seraya menstabilkan deru nafas.

Jaehyun menemukannya. Kim Jiho, sang kekasih, tengah berdiri di hadapan sebuah pohon maple yang satu-satunya terlihat hijau di musim gugur ini.

Tangan gadis itu tengah bergerak secara beraturan -tidak abstrak dan terlihat konstan- di permukaan batang pohon tersebut, tak menyadari kehadiran Jaehyun yang kini berdiri tepat di bagian yang berseberangan dengan Jiho dalam jarak 5 meter.

"Jiho-ya!"

Gadis itu tersentak ketika mendengar suara Jaehyun yang memanggilnya. Cepat-cepat dihampirinya Jaehyun sebelum pria itu tau apa yang baru saja dilakukannya.

"Kau sedang apa?" Tanya Jaehyun dengan nada menyelidik, membuat Jiho ingin langsung berkata yang sebenarnya.
"Tidak ada, ayo kita duduk disana!" pinta gadis itu dengan telunjuk yang mengarah ke sebuah kursi kosong bercat coklat yang berada jauh di depan mereka.

Jaehyun mengiyakan, tetapi diam-diam menghafalkan letak pohon tersebut untuk menyelidiki apa yang baru saja dilakukan sang gadis terkasih dan berpura-pura tidak melihat pegangan cutter yang menyembul dari tas selempang gadis itu.

    
   
Setelah melamun sebentar, Jaehyun menatap sekitarnya. Benar, ini pohon yang dulu diutak-atik oleh Jiho.

Bagai sebuah batu besar yang menghimpit dada, ia merasa sesak. Entah mengapa, namun segala kenangan indahnya yang tergores di sini membuatnya ingin membunuh dirinya sendiri.

Menyusul Jihonya.

Ya, Jiho sudah meninggal dua hari yang lalu karena sudah tidak betah dengan dirinya yang terkurung di rumah sakit jiwa. Gadis itu stress, ditambah dengan keadaannya yang sendiri tanpa ada pendukung atau sahabat yang menemani. Orangtuanya juga sudah masa bodoh dengan dirinya, membuat Jiho merasa mati adalah jalan yang terbaik.

Jaehyun menghembuskan nafasnya pelan. Mengingat perkataan teman lamanya 1 jam yang lalu.
   
   

   
Jung Jaehyun menatap sekelilingnya. Orang-orang berpakaian serba hitam dengan wajah sendu, beberapa terisak kencang. Wajah rupawan pria itu juga sendu, mata coklatnya berkaca-kaca, dan kedua tangannya yang mengepal keras. Sekuat tenaga pria berlesung pipi itu menahan tangisnya.

Will You Smile? [Jaehyun X Jiho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang