Sesampainya di kelas Yudha mencari keberadaan Adel di kelas tetapi Yudha tidak melihat keberadaan Adel di kelas.
"Lo liat Adel gak?" Yudha bertanya sambil menepuk pelan bahu salah satu teman laki-lakinya yang sedang duduk di meja.
Laki-laki itu menggeleng tidak tahu,"Lo tanya tu sama Amanda,kan dia sohibnya Adel" balas laki-laki itu.
"Amanda?" Yudha mengerutkan dahinya.
"Iyaa,ituu yang lagi duduk sama si Doni" sahut laki-laki itu seraya menunjuk ke arah Doni.
Tampa pikir panjang Yudha langsung menghampiri Doni dan Amanda,mereka terlihat sedang mengobrol.Sesampainya disana Amanda dan Doni speechless melihat kehadiran Yudha,seketika itu obrorlan mereka terhenti.
Raut wajah Amanda terlihat pucat,karna dia masih merasa takut pada sikap Yudha,di tambah lagi karna kejadian di kantin kemaren.
Doni dan Yudha membuat kontak mata yang sangat dingin,bisa dibaca dari mata mereka kalau ada hal yang terjadi diantara mereka berdua.
Yudha langsung memutuskan kontak mata mereka,bukan karna takut tapi ada hal yang lebih penting dari pada harus berpandangan sama Doni.Yudha langsung bertanya ke Amanda mengenain keberadaan Adel.
"Lo liat Adel?"
"Di..dia pergi ngambil buku ke perpus" balas Amanda terbata-bata.
Tampa basa-basi Yudha langsung menuju perpustakaan,Amanda terdengar sedang menghembuskan nafas lega karna kepergian Yudha.
🍁
Sebelum Yudha benar-benar resmi menjadi murit di SMA ini dia telah lebih dulu mengenal denah sekolah ini,jadi nggak salah kalau Yudha terlihat hafal dengan jalan menuju perpus.
Di sisi lain Adel tampak keberatan membawa buku cetak itu.
"Harusnya tadi gue terima aja bantuan dari si Manda" Adel menyesali penolakan yang ia lakukan pada Amanda saat di kelas tadi.
Tadinya Adel mengira membawa 20 buah buku cetak itu tidak terlalu ribet,ternyata ribet banget.
Sampai pada akhirnya Adel kehilngan keseimbangannya,karna murit lain tidak sengaja menabrak Adel hingga buku yang Adel bawa berserakan di lantai kolidor.
"Aw..,yah bukunya berserakan semua"sedikit merengek,sambil mengambil satu persatu buku yang jatuh tadi,sampai di buku terahir Adel berdiri,Adel speechless karna di depannya sedang berdiri sosok pria idaman semua cewek di sekolah ini, sambil memegang beberapa buku cetak yang ikut dia kumpulkan tadi.
Sanda,pria yang terbilang sempurna di mata kaum hawa,dia tidak sekedar tampan,dia juga mahir di segala bidang,baik akademik maupun non akademik.
"Maaf,gue gak sengaja,tapi lo gak apa-apa kan?" Pinta Sanda tulus.
"Iya gak papa kok kak,lagian ini salah saya,jalannya gak hati-hati"
"Untuk nebus kesalahan gue,biar gue bantu lo bawain bukunya" Mengambil beberapa buku lagi di tangan Adel.
"Nggak usah kak" Tolak Adel.
"Udah gak papa,mau dibawa kemana?"
"Hmm..ya udah deh,11 IPA 3 kak" Mereka berlalu meninggalkan TKP.Diam-diam sedari tadi ada dua pasang mata lainnya sedang memperhatikan kejadian di kolidor tadi.
Sesampainya di depan kelas 11 IPA 3 mereka meletakkan buku di atas meja guru,sekarang bukan hanya dua atau tiga pasang mata yang melihat Adel dengan Sanda di depan kelas,tapi semua pasang mata di kelas ini melihat mereka berdua,terutama kaum hawa,yang merasa iri sama Adel yang bisa jalan bareng sama Sanda.Adel menemani Sanda keluar dari kelas,mereka berhenti di ambang pintu.
"Jadi ini kelas lo?"
"Iya kak,makasih ya kak udah bantu bawain bukunya"
"Minggir.." Sela Yudha,lewat di tengah-tengah Adel dan Sanda,Sanda kesal sama tindakan tidak sopan Yudha padanya,menatap tajam punggung Yudha yang berlalu menuju ke bangkunya.
"Kak,dia emang gitu orangnya,di maklumin aja ya kak" Seru adel.
"Iya gak papa,kalau gitu gue balik ke kelas dulu" Pamit Sanda,terlihat jelas di raut wajah Sanda tidak senang dengan perlakuan Yudha tadi,Adel mangangguk dan pergi duduk ke bangkunya setelah Sanda pergi.
Baru saja meletakkan buttocks nya di kursi Adel langsung di hantam dengan seribu pertanyaan-pertanyaan dari semua teman cewek di kelasnya.
"Kok bisa sih del lo bareng sama kak sanda?"
"Gue iri"
"Coba ceritain ke kita,kok bisa sih kalian barengan?"
Lebih kurangnya itu lah pernyataan mereka.
Berahir sudah jam satu dan dua.Lagi-lagi 11 IPA 3 mendapatkan anugrah terindah dari langit,di karenakan guru yang mengajar di jam tiga dan empat tidak dapat mengajar,tapi sebagai gantinya guru yang bersangkutan meninggalkan tugas.
"Del,buk Roza ninggalin tugas buat kelas lo" Yola datang dari luar kelas,membawa buku cetak PPKN.
"Emangnya buk Roza kemana?"
"Ntah,kayaknya ada urusan penting" Megangangkat bahunya.
"Ahoi..jamkos,kuy mabar" Sorak Adit dari tempat duduknya yang mendengar percakapan Adel dan Yola.
"Mabar-mabar pala lo peang,buat dulu tuh tugas" Balas Yola.
"Apaan sih lo,ikut campur aja urusan cowok,dasar nenek gayung" ejek Adit.
"Apa kata lo?sekali lagi lo ngatain gue,gue tabok lo" Ancaman Yola,Yola memang bukan murit di kelas ini tapi dia terbilang sering juga main-main di kelas ini,Adit dan Yola sudah lama saling mengenal satu sama lain karna kedua orang tua mereka berteman,tapi pertemanan Adit dan Yola ibaratkan Tokoh Tom and Jerry.
🍁🍁
see you the next chapter
_Vote and comment_1 september 2019
09.05
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi
RandomCerita ini murni dari imajinasi saya, inspirasi cerita ini dari lagu yang berjudul Senja dan Pagi ciptaan Alffy rev,saya mengangkat lagu ini menjadi sebuah cerita,karna menurut saya lagu nya menarik dan bagus buat di jadiin sebuah cerita.