Pembuka

119K 544 1
                                    

Perkenalkan, namaku Sofie, seorang istri berumur 34 tahun dari suamiku, Anandya, yang berumur 2 tahun lebih tua dariku. Kami sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang sekarang berumur 6 tahun dan seorang anak laki-laki yang berumur 2 tahun. Pernikahan kami cenderung langgeng. Yang namanya konflik dan berantem itu sudah biasa dalam rumah tangga, tapi kami selalu bisa mengatasinya, dan ujung-ujungnya kami bisa berbaikan jika ada masalah.

Urusan finansial? Terbukti aman, karena suamiku mempunyai penghasilan yang cukup mapan. Ditambah lagi, aku juga bekerja. Penghasilan yang mapan dari suamiku, ditambah dengan sebagian besar persenan dari gajiku, tentu saja kita lebih dari cukup untuk menghidupi kehidupan keluarga kami. Pokoknya untuk urusan finansial, kami jarang sekali mengalami krisis moneter dalam keluarga.

Urusan ranjang? Boleh dibilang cukup aman. Suamiku tipikal laki-laki dengan tubuh biasa. Tidak bisa dikatakan atletis, tapi tidak juga bisa dikatakan gemuk. Ukuran penisnya pun ukuran standar orang Indonesia, yaitu sekitar empat belas sentimeter. Aku sendiri adalah wanita bertubuh seksi, bertubuh langsing, berdada cukup besar, sekitar 34C, dan berkulit coklat. Kata para temanku yang pria, aku sangat mirip dengan model majalah Gress yang bernama Ratu Kirana. Hmmm, jika kulihat, memang wajah dan tubuhku memiliki banyak kemiripan dengannya sih. Yang berbeda, hanyalah umur kami yang berbeda enam tahun. Akan tetapi, selebihnya sangat mirip. Kok bisa ya? Hahaha. Eh, malah jadi membicarakan diriku, deh. Yah, dengan spesifikasi tubuh yang kusebutkan tadi, sangat mungkin jika aku menguasai hubungan diatas ranjang. Akan tetapi, boleh dibilang kami itu cukup imbang. Malam ini, suamiku menang, malam besok, aku menang. Sesekali, aku bisa mendominasi sampai dua sampai tiga malam. Yah intinya, kebutuhan biologisku cukup terpenuhi oleh suamiku. Apalagi menurutku, inti dari suatu pernikahan bukanlah seks. Seks hanyalah sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan perasaan cinta masing-masing. Itulah pandanganku tentang seks, karena itu aku tidak pernah menuntut banyak tentang seks.

Di rumah, kami memiliki cukup banyak asisten rumah tangga. Ada kepala asisten rumah tangga yang bertugas dalam mengkoordinasi seluruh kegiatan asisten rumah tangga bawahannya, ada asisten rumah tangga yang bertugas mengurusi kerjaan rumah, ada asisten rumah tangga yang bertugas keluar rumah, dan beberapa asisten rumah tangga untuk menjaga anak-anak kami. Seluruh asisten rumah tangga yang bekerja di rumahku adalah orang yang telah bekerja pada keluarga suamiku sejak suamiku bahkan belum lahir, karena memang keluarga suamiku adalah keluarga yang sangat kaya. Dengan demikian, kami sangat mempercayai mereka. Track record mereka pun sangat bagus, kesetiaan dan kejujuran mereka tidak tertandingi oleh siapapun menurutku. Oleh karena itu, aku mempercayakan anak-anak kepada mereka.

Mengapa mempercayakan anak-anak pada mereka? Padahal, dengan penghasilan suamiku saja, aku yakin untuk menghidupi keluarga kami ini lebih dari cukup. Disinilah permasalahannya. Sebagai wanita, aku merupakan seseorang yang sangat mengejar karir. Aku terbukti lebih berprestasi di dunia karir dibandingkan menjadi ibu rumah tangga. Gairah hidupku pun terletak pada dunia karir. Meskipun demikian, tidak mengurangi waktu bahagia untuk suami dan anak-anakku. Boleh dikatakan, sebagai wanita yang sangat mengejar karir, keluargaku tetap tidak terabaikan. Aku mengatakan bahwa kehidupanku dalam keluarga ini sangat sempurna.

Apa permasalahan utama bagi seorang istri yang mengejar karir? Menurut teman-teman dan artikel, yaitu perselingkuhan. Betulkah demikian yang terjadi padaku? Alhamdullilah, dalam umur pernikahan kami yang ke-sepuluh ini, aku selalu berhasil menjaga kesetiaanku. Jangankan tertarik pada lawan jenis, memikirkan lawan jenis selain suamiku untuk semenit saja sudah tabu bagiku. Yah untung deh, karena aku ingin menjadi istri yang setia kepada suami. Kesetiaan inilah yang selalu kubanggakan dalam diriku.

Suatu hari, aku ditugaskan oleh kantorku untuk training manajemen ke Jakarta selama enam bulan. Inilah yang menjadi permasalahanku. Di satu sisi, aku sangat ingin mengikuti training itu karena training itu sangat bagus untuk karirku kedepannya, dan juga untuk pengembangan diriku. Akan tetapi di sisi lain, berarti aku harus meninggalkan keluargaku selama enam bulan. Jujur, hatiku berkecamuk.

Kesetiaan, Cinta, Integritas dan Perselingkuhan (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang