5

187 17 1
                                    

Semakin hari keadaan alpha yang dirawat semakin memburuk. Keadaan itu pun membuat New yang dapat mengetahui isi pikiran orang ikut merasa tidak tenang.

Singto dengan setia menemani alphanya, sesekali mengajaknyaberbicara walau tai ia masih tak sadarkan diri,

New sering berteriak kesakitan saat alpha itu mulai berpikir terlalu kencang karena mau tidak mau dia mendengarkan semuanya. Tak jarang ia menangis mendengar semua hal buruk yang dipikirkan alpha tersebut.

New sendiri tak pernah berfikir dia dapat mendengar pikiran orang lain sejelas itu. Selama ini ia bisa mendengar pikiran orang lain hanya saat ia ingin mengetahui pikiran orang itu. Bukan dengan sendirinya.

Dia akhirnya sering berdiam dalam kamar atau halam belakang membantu Jay memelihara tanaman dan sayur mayur. Sejak Tay bergabung dalam pack Jay memutuskan menanam sayur mayur juga.

Tay masih belum bisa terbuka sepenuhnya kepada keluarga barunya. Dia orang yang ramah, baik dan punya empati tinggi. Ia mungkin masih trauma akan pendapat oarang lain tentang dirinya.

Meja makan mereka sudah jauh lebih besar dari beberapa hari yang lalu. Di ruang tamu juga ada tungku perapian yang di buat oleh Mean dan Tor.

Di lantainya ada karpet besar dan beberapa buah bantal karya Tee dan Krist.

Sekarang rumah ini sudah sangat layak untu dihuni 13 orang. Banyak hal yang diubah untuk kenyamanan semua orang yang tinggal di dalamnya.

Semua berjalan dengan lancar sampai tepat seminggu Singto, Mean dan Krist datang ke rumah sambil membawa orang sekarat. Jay memberi kabar yang kurang baik.

"Dia hanya akan bertahan paling lama dua hari" Jay berkata sambil menghela nafas

Jay membawa Singto keluar dari tempat alpha itu di baringkan dan memberitahu kabar kurang baik itu.

"Maaf, aku tidak bisa menyelamatkanny. Ia sudah cukup tersiksa dengan semua pengobatan yang kulakukan"

"Iya aku tau" Singto menjawab pendek. Ia berusaha menyembunyikan kesedihannya.

"Sekali lagi aku minta maaf"

Singto tersenyum tipis "Tidak apa-apa. Aku juga bertetima kasih atas usahamu" Dia menarik nafas "Aku juga tidak tega pada Kak New harus mendengar semua pikirannya"

Jay menganggukpaham. Semua anggota pack sudah paham akan apa yang dimaksud.

"Lakukan yang menurutmu terbaik untuknya"

@@

"Kak Tee"

"Ada apa Capt?"

"Apa yang kakak lakukan?" tanya Captain penasaran.

Bagaimana tidak Tee hanya duduk di depan pintu belakang, memperhatikan Krist dan Tae yang sedang menjahili si childish James.

"Tidak melakukan apaun, hanya senang melihat mereka" Tee terkekeh pelan

"Aku kadang menduga mungkin otak Kak james berhenti di umur 5" Captain mencoba bergurau tapi ia merasa tubuhnyanya tidak nyaman.

"Krist orang yang sangat riang dan gampang berbaur" Tee menghela nafas "Aku juga ingin seperti di__ Capt ada apa? Kau sakit?" Tee meletakkan tangannya pada bahu Captain.

"Aku tidak yakin" suara Captain seperti menahan sakit

:Sepertinya kau harus masuk" Tee berdiri "Aku akan membantumu" Captain meneriam uluran tangan Tee dan berusaha berdiri.

Mereka tak sadar ada sepasang mata yang mengawasi mereka.

@@

"Jay? Jay? Jayler?!!" Tee berjalan cepat menyusuri lorong-long mansion.

Pack Of The Banished Ones (Thai vers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang