Never Come True

173 20 6
                                    

"Ne Ricchan, apa kau percaya bahwa kalau kita berdoa pada pukul 11:11 maka harapanmu akan terwujud?"
.
"Hmm, itu hanya mitos. Lagipula tidak mungkin permohonan dikabulkan lewat jam yang terus berdetak."
.
"Ehh ... tapi Hana pernah mencobanya dan berhasil."
.
"Pfft, kau hanya dimanfaatkam olehnya. Tidak mungkin ada hal seperti itu."
.
.
.
.
.
.
.
.

Namun, aku tarik ucapanku saat itu. Berharap semoga ia kembali ke dunia ini. Berada dalam lingkupku dan terlepas dari banyaknya benda-benda aneh tertancap didadanya.
.
.
.
.
.
.
.
11:11 || Never Come True
#Lazuproject #11:11project
Genre: angst, friendship, chilhood friends
Rate: T
Meminjam chara Ensemble Stars
Warn: OOC, typo, salah pemilihan kata, Oc hanya pembantu cerita, dsb.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku tidak percaya dengan mitos ataupun hal-hal yang diluar dari masuk akal. Ya, walau aku percaya bahwa aku adalah turunan seorang vampir.

Selama ini, banyak orang yang mengatakan bahwa apapun yang kau ingin kan akan terwujud bila melakukan ini itu bahkan hingga sesuatu yang mengancam sebuah nyawa.

Dan aku yakin, tak seorangpun yang akan melakulan hal segila itu hanya untuk secuil harapan.

Ya, walau beberapa dari mereka memang mengharapkannya. Terlebih dengan dua orang berbeda gender didepanku ini.

Entah obrolan apa yang membuat mereka tertarik sehingga tidak menganggap aku ada bersama mereka.

"Eh? Benarkah? Permohonanmu benar-benar terwujud!?"

"Hum, malamnya papa membawakanku boneka beruang yang lucu. Padahal aku hanya iseng mencoba. Mao-kun, cobalah itu! Siapa tahu itu bisa mengusir penyakitmu," ucapnya dengan mata yang berbinar dan suara khas anak-anak.

Haha, tentu saja anak-anak. Kita masih bocah sd. Memangnya kalian pikir kita anak yang sudah berada di tahap akhir? Tentu saja bukan.

Aku hanya ingin mengulang kembali masa lalu. Sebelum pada akhirnya aku harus menghadapi realita kenyataan yang sesungguhnya.

"A ... aku tidak yakin bila itu dapat mengatasinya. Bisa saja itu sebuah kebetulan Hana," aku menatapnya. Ya, sahabat dan teman pertamaku Isara Mao atau panggil saja Maa-kun.

Ia memiliki penyakit kronis dan tidak bisa beraktivitas banyak. Tapi tetap saja Maa-kun melakukan banyak aktivitas walau kami sudah sering mencegatnya.

Ralat, hanya Ha-chan yang mencegatnya.

Ia selalu mengabaikan penyakitnya dan menghadapi hari-harinya dengan biasa.

Dan hanya aku dan Ha-chan yang mengetahuinya. Anak perempuan berambut pink sebahu dengan pita dibelakangnya.

Dia itu anak tetangga yang orang tuanya menetap dirumah tidak lebih dari 10 menit.

"Tapi bisa saja kan? Lagipula kau pasti menderita harus mengkomsumsi banyak obat. Terlebih melihat aktivitasmu yang cukup banyak dan selalu terlihat pucat ketika pulang sekolah. Aku khawatir dengan kondisimu."

"Ahaha, terima kasih Hana tapi aku tidak apa-apa," aku menatap mereka datar.

"Hoaahm ... kalian bicara apa sih dari tadi?" Tatapan tajam menuju kearahku namun tak kupedulikan. Ku pasang wajah mengantuk dan ingin segera bertemu dengan kasur tercinta.

11:11 || Never Come True✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang