Jendral Yang langsung memegang pucuk pimpinan dari sisa pasukan sayap kanan yang mulai terpecah akibat desakan pasukan bendera kuning,sontak kekuatan tambahan ini sangat mengejutkan Jendral Ma.
Tak butuh waktu lama,pasukan bendera kuning bisa di desak mundur. . Jendral Ma menyadari tidak akan mampu melawan kekuatan dua bendera sekaligus. Namun karena tekatnya,akhirnya dia memilih mati dalam pertempuran dari pada melarikan diri dari pertempuran. Selagi sibuk bertempur,tiba-tiba terdengar suara pangeran
"Saudara Ma,menyerahlah..aku akan mengapuni jiwamu" teriaknya..
Mendengar itu,Jendral Ma menjawav dengan tenang..walaupun dalam kondisi bertempur.
"Ongya sangat baik,hamba tidak bisa menerima budi Ongya..maka harap Ongya maklum"..
Suara Jendral Ma terdengar tenang meskipun nyata dirinya di ujung tanduk..
"Baiklah aku hargai kegagahanmu,ku berikan kematian yang layak bagimu" kata pangeran..
Benar saja,sebuah anak panah meluncur lurus.. Jendral Ma yang sedang melawan puluhan prajurit tak sempat mengelakkan diri,meskipun dia merasa ada hawa dingin dari arah samping yang menderu-deru dengan cepat sedetik kemudian Jendral Ma terjungkal,tetapi bangun lagi dan sempat menghantamkan tombaknya pada prajurit di sekelilingnya. Itulah hebat,tombak tersebut merobohkan lima prajurit sekaligus..
Setelah itu Jendral Ma kembali roboh tak berkutik,ternyata hantamannya itu adalah kekuatan terakhir..
Melihat sang Jendral tewas,pasukan bendera Kuning langsung kocar kacir,ada yang kabur..ada yang menyerah..
Pangeran Zhu Di mengampuni mereka yang menyerah dengan syarat harus tunduk pada perintah pangeran..
Jasat Jendral Ma sendiri di kirim ke kluarga nya supaya dapat di makamkan dengan layak,sedangkan jasat Jendral Zhan diantar sendiri oleh Jendral Guan atas perintah Pangeran..
Selanjutnya pangerab Zhu Di beserta Jendral Yang dan pasukan dua bendera melanjutkan perjalanan ke kota raja..
Berita tewasnya Jendral Ma membuat seluruh pejabat di istana maupun di wilayah gempar,Karena tidak akan ada yang mampu melindungi Kaisar Jian Wendi dari bahaya..
Bahkan banyak pejabat yang dengan diam-diam membantu Pangeran Zhu Di. Tentu saja semua dilakukan karena demi keamanan posisi masing-masing..
Hal ini membuat semakin kuatnya pengaruh Pangeran Zhu Di,dan membuat melemahnya kekuasaan Kaisar.. semua itu dapat dilihat dari kekuatan pangeran Zhu Di yang kian hari kian banyak,Jendralnya pun semakin bertambah.. Lima jendral pemegang Bendera sudah sepenuhnya tunduk pada pangeran..
Begitu pula bendera kuning,yang kian rapuh usai tewasnya pemimpin mereka..maka terjadilah keretakan di dalamnya.
Empat Jendral mudanya saling berbeda pilihan,akhirnya mereka pun saling berebut pengaruh..sebagian besar berpihak pada pangeran,sebagian lagi tetap setia pada kaisar meskipun mereka menyadari tak ada harapan untuk selamat..
Sementara di luar kota raja terlihat pasukan lima bendera,bersiap memasuki kota raja dengan semangat tinggi..
Di Istana sendiri kaisar terlihat gusar,para menteri menasehati kaisar untuk mundur dan menyerahkan tahta pada pangeran Zhu Di,atau meminta maaf karena tidak tau budi..tapi namanya kaisar tentu enggan minta maaf pada bawahan,meskipun bawahan itu pamannya sendiri..
"Diam kalian,selamanya tak sudi aku minta maaf pada nya" katanya.
menteri yang lain terus menasehati
"Sri Baginda,kalau Sri Baginda terus berpendirian seperti ini,maka kedudukan yang Mulia tak bakal bisa dipertahankan lebih lama" kata menteri itu
"Cukup,walaupun aku harus kehilangan tahta,ataupun nyawa..toh kejadian sudah begini" katamya dengan kesal,lalu dia berkata lagi..