-Dear, Rosé-
"Aku bersalah, pengkhianat"
Yerin, Eunwoo, Taehyung dan Lisa mengenggam revolvernya kuat-kuat. Menatap nyalang gadis berambut blonde di sana.
"Benar, aku tidak menyangka kau seperti ini. Mantan Ketua," sarkas Yerin sembari maju selangkah
Rosé terkekeh. Ia menatap keempat 'mantan' partnernya datar.
"Kau bisa menembakku sekarang" Rosé tersenyum menantang
Yerin melirik pada Taehyung, pria itu mengangguk. Menyuruh Yerin agar menembak Rosé.
"Ayo, tembak aku, Jung Yerin! Pengkhianat sepertiku tidak pantas hidup!"
"BERHENTI!"
Yerin tersentak, menoleh. Melebarkan mata kala melihat seorang Pria datang dengan luka dimana-mana.
Rosé nampak gemetar, namun dengan cepat gadis itu menguasai diri.
"Kenapa, Jungkook? Satu-satunya cara adalah membunuhku. Membunuh pengkhianat," ujar Rosé dingin
Jungkook menatapnya, matanya berkaca-kaca. "Aku kecewa padamu, kau membunuh Ryujin..."
"DIA ADALAH KETURUNAN JEON! AKU TIDAK AKAN PERNAH SUDI BERSAMANYA!" Rosé meninggikan nadanya. Matanya menyala.
Jungkook terkekeh sumbang. "Aku pikir.. semua masalah itu sudah berakhir?"
"Tidak, kau terlalu naif untuk menganggap aku tidak membencimu" Rosé tersenyum miring, "Sekarang siapa yang bodoh? Aku lebih mementingkan harga diriku daripada cinta! Ibumu benar, cinta membuatmu lemah. Kau datang kehadapanku dengan perasaan camour aduk, bukan? Kau mencintaiku, dan sayangnya aku tak pernah mencintaimu"
Kata-kata itu seolah menusuk ulu hati Jungkook. Pria itu mengepalkan tangan, "Kau berbohong, selama ini?"
"Oh, berbohong? Bahkan ayahmu masih hidup, jadi siapa yang berbohong? Beruntung aku membunuh tua bangka itu secepatnya" kekeh Rosé dengan garis wajah garang
Tatapan Jungkook melemah, seiring dadanya yang semakin sesak mendengar pengakuan Rosé.
"Ternyata.. Tuhan tidak pernah membiarkan kita bersatu, ya?" Suara Pria itu bergetar
"Kau benar" Rose mengulas senyum. Ia meraih revolver dari saku belakangnya. "Pada dasarnya kalian terlalu sibuk berdebat denganku, hingga tak sadar pasukanku sudah mengepungmu"
Kelima orang yang saat ini memusuhi gadis Park itu sontak menoleh. Tersentak kala melihat beribu-ribu orang mengepung mereka.
Yerin mendesis, menoleh pada Rosé yang sudah hilang dari posisinya.
"BEDEBAH! KELUAR KAU PENGKHIANAT SIALAN!!"
Kelima orang itu semakin merapat kala ribuan orang yang mengepungnya mulai mendekati mereka. Punggung mereka saling bersentuhan, dengan formasi lingkaran, mereka ikut menodongkan senjata pada ribuan orang yang merupakan 'kubu' dari keluarga Park itu.
Sementara Rosé sudah berada di balkon, menatap kelima orang itu yang mulai terpojokkan.
Nyatanya Jungkook menyadarinya, pria itu menoleh kearahnya. Menatapnya dengan mata menyendu. Sarat akan kekecewaan dan kesakitan.
Namun, gadis itu menatapnya dingin.
"Rosé, ayo pergi"
Suara dingin seorang pria sempat membuat Rosé terkejut. Namun kemudian gadis itu berdehem menguasai diri.
"Duluan, Jaehyun. Suruh Jaemin ikut denganmu juga" gadis itu bersuara tanpa menoleh
Jaehyun terdiam sejenak. Kemudian mengulas senyum walau tak dilihat oleh gadis itu.
"Baiklah, kami duluan"
Hingga Rosé yakin Jaehyun sudah menghilang dari jangkauannya, ia menekan tombol hands-free yang ia kenakan di telinga kanannya.
"Bawa Jeon Jungkook kehadapanku dalam keadaan hidup-hidup," ujarnya terlampau dingin, kemudian mengulas seringaian. "Serang mereka, sekarang juga"
BOOM!!
Ledakan disana menandakan bahwa pertumpahan darah dimulai.
Gadis itu mengulas senyum, berbalik dan berjalan dengan angkuh.
"Kau benar, Tuhan tidak pernah membiarkan kita bersatu"
C O M I N G - S O O N
[Sequel of Mr.Jeon]
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Rosé
Teen Fiction[Sequel of Mr. Jeon] [M] ❝ Untuk Rosé, terimakasih sudah menumbuhkan benih dalam tanah gersang ini❞