Part 4

17 3 1
                                    

"Terkadang kamu harus mencoba membuka hati"

"Diem sya, jangan gerak-gerak.. katanya mau aku gambarin?" Anata begitu fokus menggambar Rasya, sampai-sampai laki-laki itu tidak boleh gerak sedikitpun..tersiksa memang,tapi tak apa untuk gadis cantik yang satu ini.

"Pegel tau ta," keluhnya sembari bergaya yang disuruh oleh gadis itu.

Gadis itu tersenyum dan menghentikan aktivitasnya. "Lah tadi minta ku gambar, malah ngeluh.. gimana sih,"

Anata tersenyum dengan hasil karyanya, "Nih.. hehehe maaf yah kalau nggak sempurna."

Rasya meraih buku gambar itu dan melihat hasil tangan Anata yang terlihat lihai, Perfect bagi Rasya, dia tersenyum puas bahkan sangat puas.

"WIDIH GILAA KEREN ABIS INI MAH TA... GUE SUKA BANGETTTTTT...." Anata kaget dengan respon dari laki-laki itu, padahal menurutnya, gambar yang ia buat tidak bagus sama sekali.

"Ini mah harus gue pajang di kamar terus gue bingkai yang rapih."

"Lebayy.."

Rasya menatap Anata secara terang-terangan, gadis itu sedikit malu namun Rasya memberikan senyum terbaiknya. Entahlah sejak kapan Rasya bahagia di dekatnya.

"Makasih ya.. lo udah bikin gue pengen deket sama lo." Kata yang keluar dari mulut Rasya, membuat pipi Anata memerah dan Rasya malah lebih suka Anata memalingkan wajah saking malunya.

"Jangan berlebihan sya.. ini baru hari pertama lho.." tutur Anata sambil bangkit dan berjalan ke tepi danau.

"Sya.. mau naik perahu nggak ?" Tawar gadis itu.

"Ayo.. biar aku yang mendayung, kamu mana kuat," ejekan Rasya dibalas oleh pukulan kecil.

"Aduh.. galak juga ya kamu heheheh..."

Anata lebih dulu jalan ke perahu di ujung danau sana. Perahu kayu yang hanya muat ditumpangi oleh 2 orang masih terlihat terawat.

Mereka menaiki perahu, duduk saling berhadapan, Rasya yang langsung mendayung sampai ke tengah danau sesekali berhenti karena merasa tangannya capek.

"Kaya di film My Heart nggak sih sya ?"

"Hah ? Iya juga yah, romantis banget kita.."

Anata menatap Rasya malas, selalu aja membuat suasana canggung buat Anata.

"Tapi kalau di film itu kan, cewenya sakit sakitan.."

Deg..

Anata melirik Rasya dan tersenyum miris, kenyataannya memang percis. Dia sakit parah dan entah kapan sembuh, ditambah lagi dia baru saja berteman dan itu Rasya orangnya, laki-laki yang entah kenapa dikirim Tuhan kepadanya.

"Tapi Happy Ending kan ta.. cewe itu nikah sama cowo yang naik perahu itu, aku lupa namanya siapa."

"Aku juga lupa.."

Mereka saling diam, tak ada yang mau menyapa kembali dan Rasya begitu asyik menatap Anata yang diam sembari memainkan tangannya ke permukaan air danau itu.

90 HARI BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang