Empat

25 16 6
                                    

Hallo hallo gaess!
Hore ketemu lagi
Sebelum baca Vote and Coment yo
Selamat membaca
Semoga suka!
Lope lope U gaesss😍

🐾🐾


Terkunci di Ruangan yang berbau obat - obatan membuat Bianca ingin menangis saja. Sungguh Ia tidak suka dengan bau Ruangan ini. Lebih - lebih dirinya hanya berdua saja dengan lelaki yang Ia hindari.

Seharusnya Bianca menuruti perintah Kakaknya, yang menyuruh ia tidak usah menunggu Mamahnya. Tapi mau bagaimana lagi Kentang sudah menjadi prekedel. Dan juga kenapa Ruangan UKS harus terkunci seperti ini. Dua jam sudah Bianca dan Ardhan terkunci di ruang UKS, dan tidak ada satu Orang pun yang lewat, atau setidaknya keRuang UKS. Sudah Ponselnya tertinggal di Rumah. Ardhan pun tertinggal di Kelas. Benar - benar sial.

" Sialan kenapa sih, gak ada yang lewat?" Entah sudah berapa kali Bianca mengumpat. Kuping Ardhan yang mendengarnya panas sendiri.

" Kenapa juga, Kak Dian gak ada?"  Lagi, Bianca menggerutu dengan menanyakan salah satu penjaga UKS. Meskipun tidak ada yang menjawab.

" Aaarhhgggg,, Bangsat!"

" A----"

" Bacot " Pelan, namun menyeramkan. Perkataan Ardhan membuat Bianca seketika diam tak berkutik di buatnya. Ardhan tak habis pikir dengan pemikiran Bianca, meskipun Dia mengumpat sampai berbusa pun pintu yang terkunci tidak akan terbuka dengan umpatannya. Dasar Bodoh! Batinnya.

" Setiap umpatan yang Lo keluarin dari mulut Lo, sama sekali gak guna "  Entah apa yang diberikan Orang Tua Ardhan padanya, sehingga mulutnya sangat kejam. Bianca berasumsi, bukannya di beri ASI saat bayi, Ardhan malah di kasih seperti panah, pisau, atau mungkin perasan Cabe.

" Daripada mulut Lo ngeluarin hal - hal yang gak baik, mending Lo nyanyiin gue lagu " Ardhan dengan santai mengatakannya

" Lo pikir gue pengamen! " Sergah Bianca sewot

" Siapa yang ngomong Lo pengamen " Ardhan mengeryit mendengar ucapan Bianca uang tidak nyambung menurutnya.

" Lo lah!" Kata Bianca sewot, dengan telunjuknya yang mengarah pada Ardhan yang sedang tiduran di brankar sampingnya dengan lengannya sebagai penutup mata.

" Gue? "  tanya Ardhan bingung

" Iyalah, Lo!"

" Kapan?"

" Barusan!"

" Emang Gue ngomong apa?"

Jika membuang Orang ke Kebun Buaya itu halal, Bianca akan dengam senang hati meyedekahkan Ardhan.

" Lo barusan nyuruh Gue nyanyi! "  Binca menjawab dengan penuh kesabaran, yah walaupun agak ngegas

" Nah itu tau " kata Ardhan menjetikan jarinya

" Terus yang ngomong Lo pengamen siapa?" Lanjutnya

" Lo lah! "  jawab Bianca sewot

" Nah Lo kan?" Kata Ardhan santai

Tarik nafas, Buang,
Tarik nafas, Buang

Bianca menghela nafas lelah, mencoba bersabar menghadapi satu orang gila ini.

" Dan, Lo itu ya " Ardhan hanya menaikan alisnya mendengar gletukan gigi Bianca

" Daripada Lo bikin gue emosi, mending cari cara supaya Kita bisa keluar dari sini. " ucap Bianca, Dan Ardhan tersenyum mendengar kata 'Kita' dari mulut Bianca.

" Suka. " Bianca mengernyit bingung, mendengar jawaban nyleneh dari Ardhan

" Apaansih Dan, gak nyambung tau!"

" Coba Lo ulangin. "

" Apanya?"

" Barusan yang Lo ucapin "

Bianca memutar bola matanya jengah.

" Please, deh Dan, jangan kayak anak kecil "

" Emang siapa yang kayak anak kecil?"

" Bodo'ah Dan!! "  Bianca menutup tirai yang membatasi dirinya dan Ardhan
Kesal meladeni orang gila seperti Ardhan. Ardhan tersenyum melihat tingkah Bianca. Oh, Ardhan menyukai sifat Bianca ini.

🐾🐾

Hola!!
Akhirnya ketemu lagi sama Bang Ardhan
Cung siapa yang kangen;
Ardhan
Bianca
Atau
Eliska*plak

Jangan lupa Vote and Coment yo🤗

Hati -  hati typo

Salam Manis
Eliska❤

DIRECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang