"Oh my God... I don't believe this. We're in California!!!" Untuk yang kesekian kalinya dalam satu jam belakangan ini Kim mengatakan kalimat itu.
Beberapa menit lalu mereka baru saja sampai di bandara Los Angeles. Dan selama itu pula Kim tidak ada habisnya mengoceh betapa senangnya dia.
"Bagaimana kau tahu aku sangat ingin ke sini?!" Tanya Kim dengan kedua mata berbinar bahagia.
Fred yang sedang sibuk merapikan tas ke dalam bagasi mobil pun menatap Kim sejenak.
"Aku tidak tahu. Wow. Kebetulan yang sangat bagus, bukan? Mungkin kau sedikit lebih beruntung."
Perkataan sarkastik Fred barusan sama sekali tidak mengurangi mood Kim yang sedang melambung tinggi.
Tak lama kemudian mereka pun sampai di sebuah apartemen yang Kim ketahui sebagai apartemen mereka. Karena mulai sekarang keduanya akan tinggal di sana sampai batas waktu yang masih belum diketahui.
Terdapat 5 ruangan di dalam apartemen itu. Satu ruang nonton, satu dapur, sebuah balkon, satu kamar mandi, dan dua kamar tidur. Kim tak bisa menyembunyikan rasa senangnya sama sekali saat ia mendapatkan kamar yang lebih besar. Seakan masih belum cukup menyenangkan, di dalam kamarnya sudah tersedia segala hal yang akan dia butuhkan selama di sana. Kim rasanya ingin pingsan saat membuka lemari putih besar yang tersedia di sana dan melihat isinya. Segala macam model baju, tas, dan sepatu sudah tersedia di dalamnya, siap dipakai. Terdapat sebuah note di balik pintu lemari.
Happy Birthday, sweety. I love u.
Mom.
Kim tahu Mom memang ibu terkeren sedunia.
***
Fred sedang membuat omelette ketika Kim keluar dari kamarnya. Dahi Fred mengernyit melihat gaya Kim. Mau cari masalah apa lagi cewek ini?
"Where are you going?"Tanya Fred.
"Jalan-jalan." Kim berjalan mendekati Fred. Wangi madu bercampur cherry menyeruak ke dalam indra penciuman pria itu.
"Sedang membuat apa? Mmm... wangi sekali." Dan semakin kuat baunya ketika Fred merasakan kehadiran Kim di sampingnya.
"Omelette. Kau mau?" Jawab Fred sambil mengontrol suaranya agar tidak terdengar aneh. Aneh sekali. Hanya karena wangi parfum Kim, bisa membuatnya tegang.
"Aku sebenarnya ingin mencari makan di luar..."
Fred menatap Kim tajam. "Kau tidak boleh pergi ke luar. Kita baru saja sampai. Dan kau sudah ingin pergi ke luar?"
Kedua alis Kim bertaut. "I can do what I want to."
"Yah, sayang sekali. Segala hal yang kau lakukan adalah tanggung jawabku. Jadi kau adalah tanggung jawabku."
"Lalu apa?" Kim menatap Fred kesal.
"Apapun yang kau lakukan, harus mendapat izin dariku terlebih dahulu."
Kedua mata Kim terbelalak. "Are you kidding me?!"
Fred mematikan kompor dan menghadap Kim dengan tenang. "Aku mau kau mencatat ini baik-baik di dalam ingatanmu. Pertama, kemana pun kau pergi, kau harus mendapat izin dariku dahulu. Kedua, kalau kau tetap ngotot, maka kau harus membawaku bersamamu. Ketiga, kalau kau melanggarnya, kau akan tahu akibatnya."
Kim mendengus sebal. Bola matanya memutar. "Who do you think you are? My boss?!"
Fred mengangkat bahunya. "Bisa jadi."
"Kau tidak bisa memperlakukanku seperti itu! Aku bahkan tidak mengenalmu!"
"Kenapa tidak bisa? Aku mendapat izin sekaligus tugas dari kedua orangtuamu. Aku bisa melakukan apapun yang aku mau selama itu tidak mencelakakanmu." Sebuah senyuman kejam menghiasi wajah Fred.
YOU ARE READING
Lanner's Secret
RomanceKehidupan Kim berubah 180° sejak kedua orangtuanya menghilang tanpa jejak 6 bulan lalu. Kim si cewek ramah dan penurut pun menjelma menjadi seorang cewek nakal, pembangkang, dan suka seenaknya. Sampai suatu hari Kim terbangun di pagi hari setelah bi...