#3 HIPOKALEMI

6 1 0
                                    

HIPOKALEMIA

cerpen 3

Suatu malam saat itu jam kuk kuk di rumah berbunyi 9 kali, tiba tiba ada telepon dari nomor yang tidak dikenal. Biasanya saya malas mengangkat telepon bila nomor yang tidak dikenal, tapi karena curious alias kepo akhirnya saya angkat juga telepon tersebut

" Halo apa kabar bro"ujarnya. Saya hanya diam sambil mengingat suara siapa ini ...... Mungkin karena dia tahu bahwa saya mencoba mengingatnya maka dia berubah bahasa menjadi bahasa daerah , "akhi ... abdi kawan lama .... khilaf ya? sombong euy ..... tukas nya lagi. Setelah berfikir keras yang bisa berbahasa sunda dan mengajak pakai bahasa tersebut hanya beberapa orang saja.
Baru saya ingat orang ini bekerja di luar negri dan baru beberapa tahun kembali bekerja di tanah air. Dia temen sewaktu SMA dan sering ngobrol setelah sholat di mushola SMA.

Singkat cerita dia yang berada di Bandung ingin menanyakan tentang oom nya yang berada di pedalaman kuningan. "Waduh ..... gimana caranya pengobatan jarak jauh neeh ..... emangnya saya dukun hehehe " tapi berguman dalan hati koq. Karena sudah hampir 25 tahun tidak penah bertemu lagi.

Dia bercerita bahwa oom atau mamangnya tiba tiba mengalamai kelemahan di seluruh tubuh sehingga untuk berdiri saja susah dan mengangkat tangan saja susah. Aku pastikan dengan bertanya " kelemahannya sebelah atau kedua duanya? Lalu dia menjawab " dua duanya kanan dan kiri pada tangan dan kaki. Saya berpikir keras. penyakit apakah ini ? ada puluhan diagnosis dalam benakku. " akhirnya saya bilang " saya bukan dokter nggak mungkin saya memberi obat dengan jarak 1599 km. Lalu dia berkata lagi " atau makanan apa ya yang bisa dimakan sekarang". Aku bertanya lagi " apa pasien sadar penuh dan masih bisa menelan tanpa tersedak?". Iya katanya.

Untuk menyenangkan hatinya dan mencoba terapi dengan makanan saja. "Ambil pisang ambon 7 buah lalu habiskan saat ini juga" Dan minumkan air kelapa muda. 1 buah.
Alhamdulillah ya Alloh dia pagi-pagi telepon lagi. dan berkata " mamang abdi tos jagjag..... nuhun ya fer."

Alhamdulillah ternyata dugaan ku benar .. ini bukan stroke bukan tumor otak. Tapi hanya kekurangan kalium dari tubuh, yang bisa diobati dengan makanan tinggi kalium.
Tapi aku berpesan pada temen baikku itu, jangan diulangi ya.... harus pergi ke dokter karena mendiagnosis dari jauh bukan pekerjaan seorang dokter .....

Kumpulan Cerita Praktek Dokter SarafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang