#4 CEDERA KEPALA

5 1 0
                                    

cerpen 4

Pasien terakhir ku pada suatu hari di poli, waktu sudah menunjukkan pukul 12,30. Sebentar lagi azan zuhur, Ah harus cepat ini periksanya gumam ku dalam hati.

Masuklah seorang anak muda mungkin seumuran SMU. Dia datang seperti menahan sakit yang amat sangat di raut wajahnya. Saya persilahkan duduk, dan ternyata dia datang bersama ibunya yang langsung duduk disampingnya.

Saya langsung bertanya "Kenapa dik? Apa yang terasa sakit?" Sebelum dia menjawab pertanyaanku, ibunya langsung berbicara, mengatakan bahwa anaknya sedang di bawah pohon, tiba-tiba ada dahan yang jatuh di kepalanya. Dia tidak pingsan dan tidak muntah, tapi sejak itu dia tidak berhenti memegang kepala nya seperti kesakitan. Saya sudah ke dokter di puskesmas malah disuruh kesini sehingga saya tidak bisa masuk kerja". Aku pikir dia merasa anak nya manja sekali, sehingga harus pergi ke dokter spesialis saraf

Aku periksa cepat karena ternyata azan sudah menggema di udara bukittinggi ini. Saya putuskan pasien harus di CT Scan secepatnya.Lalu saya Kirim dia te bagian radiologi untuk dilakukan CT Scan. Selama pasien ini melakukan CT Scan aku bisa melakukan kewajiban ku sebagai hamba Alloh.

Setelah selesai sholat ternyata pasien belum selesai CT Scan nya. Aku karena kepo dengan hasilnya maka aku susul ke bagian Radiologi. Belum sampai ke radiologi. Seorang radiografer buru-buru keluar sambil berkata " EDH dok EDH". Waduh Epi Dural haematom, aku berfikir keras. pada saat ini biasanya dokter spesialis bedah saraf sudah pulang. Aku langsung bergerak cepat menelfon beliau agar mau kembali ke Rumah Sakit untuk melakukan operasi segera.

Aku telfon juga Spesialis Anastesi untuk segera datang ke Rumah sakit. Dan aku bawa pasien langsung ke IGD, Untuk segera dilakukan pemasangan infus dan pemeriksaan lain lain untuk operasi sesegera mungkin.

Baru aku sadar aku belum dapat izin untuk dilakukan operasi, Dengan secara singkat aku jelaskan tentang epidural haematoma dan apa akibatnya kalau tidak dioperasi segera. Tapi ibu itu menolak, "saya harus dapat izin ayahnya dok, nggak mungkin hanya saya yang mengizinkan apalagi dengan membelah kepala anak saya"ujarnya sambil denganraut wajah ketakutan. " saya sudah menghubungi suami saya tapi tidak diangkatnya dok" seraya kebingungan.

" Coba ibu hubungi kawan sekantor nya, yang ibu punya nomornya ujarku. Akhirnya dihubungilah teman suaminya itu, Ternyata suami nya sedang menuju ke RS dari kantor nya bersama temen tersebut, sambil berkata saya menyetujui apa yang disuruh dokter. Alhamdulillah langsung pasien kita dorong ke kamar operasi saat itu juga.Dan Sp BS dan Sp An RS kita sudah stand by disana.

Akhirnya aku pulang. Setelah beberapa jam, ada wa masuk, operasi berhasil bang kata Spesialis bedah saraf nya. Kalau menurut perhitungan saya sebagai manusia yang berprofesi sebagai dokter, bukan Tuhan ya bang. Kalau terlambat setengah jam saja mungkin pasien ini sudah tak tertolong.

Keesokan harinya .... saya visite pagi hari pasien tersebut sudah senyum senyum sambil makan nasi RS.Tak ada raut wajah kesakitan lagi sudah bersinar kembali. Ibunya sangat mengucapkan terima kasih. Saya pun bahagia.

Kumpulan Cerita Praktek Dokter SarafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang