GOD, ALMOST TWO YEARS THIS STORY HAS BEEN AVAILABLED 😂
HAPPY READING 📖
-------------------------------------------
"Smith! Kembalikan bukunya! Kau selalu mengangguku, Sialan!" maki gadis berkacamata dengan menyebut marga si lelaki, kesal karena lelaki ini tak henti-henti mengganggunya. Sosok yang dimaki hanya bersikap biasa saja dan tersenyum remeh.
"Ck, hanya segitu saja kemampuanmu? Lemah!" ejek Xavier saat gadis di hadapannya, Kelly berjinjit-jinjit untuk meraih buku di tangannya yang ia jauhkan sampai ke atas kepala.
"Brengsek! Kembalikan! Kau selalu berbuat ulah denganku, Smith! Jangan sampai aku mengadukanmu ke dosen killer kesukaanmu!" Dengan napas memburu, Kelly menatap garang Xavier sekaligus berusaha meraih buku yang ada di tangan itu. Lelaki ini begitu tinggi hingga sulit sekali untuk meraihnya. Ia sudah berusaha sejak tadi. Namun, tak membuahkan hasil.
"Laporkan saja. Aku bisa melaporkanmu juga karena menggangguku dan kau akan dikeluarkan dari kampus." Xavier menaikkan sebelah alis—santai. Ia meletakkan buku yang diincar Kelly ke rak buku paling atas kemudian melipat kedua tangannya di depan dada. Masa bodoh dengan aduan dosen killer yang paling ia benci. Nyatanya, ia tak pernah dihukum hanya karena aduan.
"Kau yang menggangguku, Smith! Dasar brengsek gila!" Setelah mengucapkan berbagai kata kasar yang ditujukan untuk Xavier, Kelly berusaha mengambil buku yang menjadi sasaran agar bisa menuntaskan skripsi. "Ambil, Xavier! Kau tahu kalau aku tidak sampai, tapi sengaja meletakkannya tinggi-tinggi, kan!"
Xavier hanya diam dan tersenyum miring. Ia berjalan gontai, keluar dari perpustakaan sembari bersiul. Hatinya begitu bahagia karena melihat gadis judes itu menderita.
"Fuck you, Smith!" umpat Kelly yang masih terdengar di telinga Xavier yang malah dihiraukan. Kekesalan semakin berapi. Ia menatap marah punggung tegap Xavier, ingin membuat pria gila itu cepat mati dengan tatapannya.
Xavier melangkah menuju tempat di mana teman-temannya berkumpul. Jam istirahat masih begitu lama untuk masuk ke kelas dan ia akan menikmati waktunya dengan teman-teman terkutuk.
Melihat Xavier berjalan santai sembari bersiul mendekati mereka, beberapa sosok yang sedang berduduk santai dengan rokok dan bir, mengangkat alis.
"Kau pasti sehabis mengerjainya, Xavier," tebak salah satu lelaki dengan gadis cantik di sebelahnya. Gadis most wanted nomor tiga yang paling terkenal di kampus mereka, tengah bersama calon pewaris hotel, Sergio Warren.
Xavier mengangkat bahunya acuh. Ia mengambil sekaleng bir yang tergeletak manis di meja kayu dan membuka penutup lalu menenguknya.
"Jangan mengerjainya terus, nanti kau jatuh cinta padanya," sindir Alvin dengan seringai tajam. Xavier terbatuk-batuk dan mendengkus kesal.
"Jatuh cinta pada bocah culun itu? Cih, mimpi buruk!" Setelah batuknya mereda, Xavier meneguk bir lagi, menyisakannya hampir setengah kaleng.
"Hahaha, kau tidak tahu kalau Alvin menyukai Kelly, makanya dia menyindirmu, kan? Lihat saja tangannya sudah terkepal saat gadisnya keluar bersama Minho yang berlagak pahlawan!" Xavier ikut melihat ke arah tangan Alvin yang terkepal lalu mendadak bingung. Alvin menyukai gadis bodoh itu? Apa ia tak salah dengar?
"Kau menyukai Kelly, si pemarah dan judes itu? Kerasukan apa kau, bodoh?" Xavier sungguh tidak percaya dengan kenyataan temannya yang termasuk pria incaran di kampus mereka, bisa menyukai gadis yang bahkan tidak ada tandingannya dibandingkan gadis-gadis di kampus ini. Kelly hanyalah mahasiswi yang mendapat beasiswa dari kampus mereka karena kecerdasan. Wajahnya juga tidak terlalu lumayan dan kacamata yang bertengger di hidungnya, iuh ... tampak sangat buruk! Kenapa Alvin bisa menyukainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Secretary and CEO ✅
RomancePertama kali publish : 23 Febuari 2019 Siapa yang tidak kenal CEO dengan wajah dingin dan cuek membuatnya bisa menjadi pria tertampan dan tersukses nomor dua sedunia? Rahang tegas yang memicu otak para wanita dengan sekali pandang untuk melirik dan...