BRAKK
Sang raja menghentakan tongkatnya. “Armor! Apa yang kamu lakukan sejak tadi!” Amarah raja saat melihat Armor memasuki ruang sidang.
“Aku hanya bermain,”
“Bermain kau bilang! Apa kau menginginkan Kerajaan Greivas hancur! Jawab aku anak bodoh!”
Sejak memasuki ruang sidang, Armor sudah mengepal jarinya berniat untuk memukul pria bodoh dihadapannya ini.
“Aku tidak akan membiarkan kerajaan yang sudah dibangkitkan oleh ayahku untuk hancur. PAMAN,” Jawab Armor dengan dingin.
“Hah! kau pikir untuk apa adik bodohku Jraves membangkitkan sebuah kerajaan yang sudah lama hancur kalau bukan untuk membuat kakekmu terkesan!”
Armor semakin mengeratkan kepalannya, “Kau hanya iri saja. PAMAN.”
“Brakk,” Sang raja menghentakan kembali tongkatnya. “Berani sekali kau memanggilku dengan sebutan paman! Panggil aku RAJA!”
“Kau tak pantas untuk panggilan itu,”
“Dasar tidak tau diuntung!”
“Untuk apa aku harus merasa beruntung?” Ucap Armor sambil pergi menuju pintu keluar.
“KAU!”
“Diamlah paman atau aku akan merobek mulut busukmu itu.” Ujar Armor sebelum meninggalkan ruang sidang.
****
Setelah keluar dari ruang sidang, Armor memilih untuk pergi ke taman yang terletak di istana bagian. Di mana dulunya tempat ia dan ibunya menghabiskan waktu bersama. Di sana ia tak sendirian melainkan ditemani oleh Pangeran Reamil --sepupu Armor--.
“Aku ingin membunuhnya.” Ucap Armor tegas.
“Hah. Sudahlah kak, kau hiraukan saja dia.” Seru Pangeran Reamil.
“Kak, lagipula bukan kau saja yang ingin membunuhnya. Bahkan, aku yang putranya saja juga ingin membunuhnya.” lanjut Reamil sebelum menyesap chrysanthemum tea milikinya.Selama di Kerajaan Greivas, hanya Reamil yang benar-benar dianggap saudara oleh Armor. Awalnya, saat Reamil pertama kali datang ke Kerajaan Greivas. Armor sangat tidak menyukai Reamil karena ia menganggap bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Namun, setelah mengetahui bahwa kedatangan Reamil ke sini disebabkan oleh kematian ibunya –Bibi Chrys—yang ternyata dibunuh oleh ayahnya sendiri –Paman Rhavel--. Sejak saat itu, Armor menjadi sedikit kasihan sebab bisa dibilang bahwa Reamil yang masih belia juga merasakan hal yang sama denganya yaitu kehilangan orang tersayang walaupun ayahnya sendiri yang menjadi pelaku dalam hal ini.
“Sudah lupakan.” Armor pun menyesap hibiscus tea milikinya.
“Ya sudah kita lupakan saja.” Reamil menghela napas. “Oh ya, Kak. Apa kau tau bahwa dia akan menyuruhmu untuk pergi ke Kerajaan Sharmen?”
Mata Armor langsung menatap mata hijau Reamil –setidaknya dia harus bersyukur karena tidak memiliki warna mata yang sama dengan si bodoh itu--.
“Ehem.” gugup Reamil akan tatapan menusuk itu. “Jadi, setelah aku mencari tahu apa yang akan dia lakukan antara Greivas dan Sharmen. Ternyata tujuan dia menyuruhmu itu hanyalah akal-akal saja untuk memperluas wilayah Kerajaan Greivas. Tapi tidak dengan cara berperang melainkan dengan cara menikahkan putri dari Kerajaan Sharmen denganmu, kak.” Jelas Reamil yang menjabat sebagai mata-mata Armor di kerajaan.
Tiba-tiba, Armor bangkit dari duduknya. “Kau gantikan aku.” Ucap Armor lalu pergi begitu saja.
Mata Reamil terbelalak mendengar perintah dari kakak sepupunya itu. “Kak, aku tak bisa!” tolak Reamil.
”Kak, mau kemana kau!? Hei kak jangan pergi! Jelaskan dulu maksud perkataanmu barusan!” Teriak Reamil kepada Armor yang langsung pergi setelah mengatakan agar Reamil menggantikannya di Kerajaan Sharmen.
‘ Ketidaksopanan yang tidak akan berubah’
“Huh, baiklah kak. Aku akan menggantikan dirimu.” Ujar Reamil pasrah kemudian kembali menyesap chrysanthemum tea milikinya.
.
.
.
.
.
.
.
(12-07-2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish Flower
Historical FictionArmor adalah seorang pangeran. Dia sangat membenci pamannya sendiri. Dia juga seorang pangeran yang kesepian meskipun, dia sudah didampingi sahabat dan sepupunya, hatinya tetap saja merasa kalau dia kesepian. Hingga suatu hari datang seseorang yang...