Mudik adalah suatu tradisi yang banyak orang lakukan menjelang lebaran, begitupun saya yang seorang rantauan bekerja jauh dari kampung halaman, meskipun terkadang pulang saat ada tanggal merah beruntun tapi pulang di saat momen lebaran itu rasanya berbeda, karena.. ya beda saja tak seperti saat pulang di hari2 biasanya.
Perkenalkan namaku Yudi usiaku 21 tahun, tinggiku sekitar 170an dengan berat badan yang gak berat2 banget namun cukup berisi lah, aku bekerja di sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang pembangunan infrastruktur, karena pekerjaanlah mau tak mau aku harus merantau hidup sendiri pergi jauh dari rumah, momen libur lebaran adalah momen yang paling ku tunggu2 karena hampir setiap hari aku di sibukkan dg rutinitas pekerjaanku saat libur lebaran aku bisa sedikit lega terbebas dari tanggung jawab pekerjaan dan bisa menikmati hidup yang semestinya.
Hari yang ku tunggu2 pun tiba tepatnya di H-2 sebelum lebaran, liburan ku pun di mulai. setelah perjalanan panjang yang ku tempuh akhirnya aku sampai di kampung halamanku di sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung di pulau jawa, sesampainya di rumah aku kaget karena di sambut oleh ibuku yang sedang menggendong seorang anak kecil, karena selama ini yang aku tahu yang tinggal di rumahku hanya ada ibu, bapak serta adik perempuanku yang masih SMA kelas 3, belum sempat bertanya kepada ibuku itu anak siapa keluar dari dalam rumah seorang perempuan yang ternyata bibiku, saudara perempuan satu2nya dari ayahku, dan anak kecil yang di gendong ibuku adalah keponakanku, kok kaget? iya sedikit kaget karena semenjak bibiku menikah beliau ikut suaminya dan tak pernah sekalipun berkunjung karena jauh di luar pulau dan selama itu tak pernah sekalipun bertemu baru kali ini bertemu dan pangling, hal yang sama pula dirasakan bibiku saat melihatku.
Setelah ngobrol2 perihal pangling dan beberapa pujian untuk ku yang semakin ini, semakin itu.. tak kulihat sosok pamanku, saat kutanyakan ke ibuku ternyata sedang pergi bersama bapakku menengok ayam, karena bapakku memang pecinta ayam sejati dan kebetulan pamanku juga punya hobi yang sama yaitu melihara ayam. setelah kurasa cukup berbincang2 aku pamit untuk membersihkan diri lalu beristirahat.
Sore harinya saat menjelang buka puasa kami berkumpul dan barulah saat itu aku melihat sosok pamanku yang ternyata sudah banyak berubah, jujur aku seorang bisex yang mempunyai fetish ke orang yang usianya di atasku tipikal bapak rumahan yang gak begitu banyak tingkah dan saat kulihat pamanku sekilas aku terdiam karena kagum dg perubahanya yang sangat mendekati dengan fetish ku, tubuh gempal nya, senyum bibirnya, cara beliau bicara, seperti ada pesona tersendiri di mataku yang membuatku merasa canggung setiap kali di ajak ngobrol olehnya,namun selalu aku tutupi rasa canggungku dengan mengalihkan pembicaraan atau bermain bersama keponakanku karena aku tak mau terlihat aneh di depan keluargaku.
Setelah buka puasa selesai, bersama ayah dan pamanku kami berngkt ke masjid untuk salat tarawih, selesai tarawih aku langsung pulang dan masuk kamar karena masih merasa capek, sambil tiduran seperti biasa ku buka HP dan membaca beberapa pesan yang masuk, entah saking lelahnya masih dg hp yang kupegang di tangan aku sejenak terlelap dan sadar saat ibuku sudah duduk di pinggir tempat tidurku berusaha membangunkanku, masih dengan kondisi setengah sadar kudengarkan apa yang dibicarakan ibuku, yang ternyata menyuruhku untuk berbagi kamar dengan pamanku, karena di rumahku hanya ada tiga kamar, jadi bibiku tidur di kamar adikku dan pamanku tidur bersamaku. dalam hatiku berkata "beneran ini? bisa sekamar dengan pamanku, asli kah? enggak mimpi kan??.. " tak lama setelah ibuku keluar dr kamarku pamanku mengetuk pintu kamarku dan akupun sadar sepenuhnya hatiku berdegup kencang, "ouh beneran ini bukan mimpi" ku beranjak dari tidurku, ku bukakan pintu kamarku dan ku persilahkan pamanku untuk masuk dengan nada grogi sedikit salah tingkah canggung sendiri jadinya.
Kamarku gak begitu luas hanya ada satu meja belajar yg sekarang alih fungsi jadi tempat menaruh barang2 pribadi, satu lemari kecil serta satu tempat tidur yang cukuplah kalau untuk 2 orang, setelah ngobrol basa basi kupersilahkan pamanku untuk tidur, kami tidur bersebalahan aku di dekat tembok sedangkan pamanku memilih untuk tidur di pinggir, seketika suasana kamarku menjadi hening hanya suara detak jam dinding yang terdengar, matakupun susah untuk terpejam kembali, merasa bingung sendiri.. tak lama kudengar pamanku berbicara..
© yud kamu kalo tidur biasanya terang2an gini lampunya?
® ouh.. "kaget dan masih grogi untuk menjawabnya, " eng.. gak sih om "meskipun aku dari jawa namun sudah terbiasa memanggil orang yang lebih dewasa dariku dengan panggilan om, bukan pak dhe".
© kenapa gak dimatikan saja lampunya?
® "kaget mendengarnya" tak kira om biasa kalau tidur lampu nyala.
© enggak lah, lebih suka gelap jd tidur bisa nyenyak..
® ouh gitu, "semakin kacau fikiranku di buatnya" iya sebentar.. akupun bangun dan mematikan lampu kamarku, saat kembali ke posisi tidurku tak sengaja kaki ku bersentuhan dengan kaki pamanku yang seketika membuat fikiran nakalku semakin aktif.
setelah lampu padam heningpun kembali dan aku masih tak bisa memejamkan mataku, yang ada fikiranku malah banyangan yang enggak2 tentang pamanku..
© sudah tidur yud?
® Heh.. "lagi2 kaget dengan suara pamanku" belum om.
© bagimana kerjaanmu di sana?
® lancar2 saja om
© kayaknya betah banget, gk ada fikiran untuk pindah nyari yang dekat2 sini saja biar deket sama ibu bapak?
® masih nyaman disana sembari nunggu mutasi area om, lagian skrang nyari kerjaan susah om.
© bener juga sih..
dalam gelap kami malah keasyikan ngobrol sampai2 kami terlelap dengan sendirinya.
waktu sahur tiba dan aku terbangun karena suara alarm dr HP ku dan aku baru sadar kalau HPku kutaruh di atas meja belajarku yg berada tepat di samping tempat tidurku, karena posisi tidur pamanku yang di pinggir mau gak mau aku harus melangkahi tubuh pamanku untuk meraih HP dan mematikan alarmku, karena kulihat pamanku tidur dengan nyenyaknya kupelankan gerakanku dengan sedikit menahan nafas supaya pamanku tidak terbangun dan akhirnya berhasil kumatikan, namun saat akan kembali ke posisi tidurku yang semula pamanku merubah posisi tidurnya menyamping, meraih tubuhku dan mendekapnya dengan tangan kirinya yang membuatku terperangkap di dalam pelukan beliau, sejenak aku terdiam kudengar jelas suara nafas pamanku karena wajah beliau berada tepat di samping telingaku, belum sempat bergerak pintu kamarku di ketuk ibuku menyuruhku untuk bangun dan makan sahur karena esok hari masih puasa terakhir, buru2 ku sibak kan tubuh pamanku dan ku jawab iya pada ibuku, ku bangun dan beranjak dr tempat tidurku lalu menyalakan lampu kamarku, seketika mataku tertuju pada tonjolan besar di bawah perut pamanku, terlihat jelas dr luar celana pendek yang beliau kenakan, ingin rasanya menyentuhnya namun ada rasa takut untuk melakukan hal itu, kubiarkan saja dan kubangunkan pamanku untuk sahur, setelah sahur kami ngobrol bersama menunggu saat salat subuh tiba, sambil ngobrol aku berfikir tentang kejadian tadi entah di sengaja atau tidak bukanya senang karena di peluk seorang yang aku sukai tapi malah takut sendiri di buatnya. dan pagi harinya pamanku sibuk dengan bapakku mengurusi ayam2nya sedangkan aku sibuk ikut teman2 sekampungku menyiapkan malam takbir.
Haripun berlalu malam takbir tiba, bersama sama kami menyambutnya dengan meriah, takbiran berkeliling kampung sambil membawa obor masih jadi tradisi di kampungku, suara petasan di mana mana, dari anak kecil sampai orang tua semuanya tumpah ruah turun kejalan mengumandangkan takbir bersuka cita bersama.
Setelah runtutan acara takbir keliling usai akupun pulang dan saat sampai di kamar ternyata pamanku lebih dulu tidur, karena memang pulangku sudah hampir tengah malam. setelah mencuci tangan kaki serta berganti baju aku kembali ke kamar yang sudah dalam kondisi gelap, ingin kunyalakan lampunya tapi takut mengganggu tidur pamanku, pelan2 aku naik ke tempat tidur dan tanpa sengaja kaki ku bersentuhan dengan kaki pamanku yang membuat pamanku terbangun, "maaf om".. tanpa bicara apa2 beliau tidur kembali dan aku tidur di sebelah pamanku di posisi yang sama seperti malam lalu, tak butuh waktu lama akupun segera terlelap karena memang sudah sangat ngantuk. sekitar jam 3 alarm sahurku berbunyi akupun terbangun dan kaget karena pamanku tidur menyamping menghadap kearahku dan menaruh tangan kirinya di atas perutku. pelan2 kusibakkan tangan beliau dan meraih hpku, setelah kumatikan alarm aku kembali ke posisi tidurku, kini aku tidur menyamping menghadap ke tembok dan membelakangi pamanku, blum sepenuhnya aku terlelap lagi2 pamanku tidur menyamping menghadap ke arahku dan tangan kirinya memeluk tubuhku dari belakang, karena masih ngantuk kubiarkan saja, namun lama2 kurasakan ada sesuatu yang mengganjal tepat di bagian pantatku semakin lama kurasakan semakin besar dan kencang yang tak lain itu adalah penis pamanku, karena hal itu penisku pun ikut tegang di buatnya, mata kantukku serasa hilang dan pikiran nakal ku semakin menjadi jadi.. kuberanikan diri kucoba menggoyangkan pantatku maju mundur pelan2 namun baru beberapa kali pamanku melepaskan pelukanya dan merubah posisi tak lagi memelukku dr belakang dalam hatiku kecewa namun aku semakin penasaran di buatnya, akupun merubah posisi berbalik kini aku menghadap ke arah beliau yang tidur terlentang, karena nafsuku sudah terlanjur naik dan rasa penasaranku dengan tonjolan besar yang sempat menempel di bagian pantatku tadi di dalam kegelapan kamar ku coba menaruh tanganku tepat di bagian tonjolan di pusat selangkangan pamanku lalu dengan sangat pelan pelan kuraba dan yang kutemukan ternyata penis pamanku sudah sangat tegang maksimal, kepala penisnya tercetak jelas meskipun tertutup celana pendek dan celana dalam yang beliau kenakan, ku raba pelan pelan bagian kepala penisnya sesekali kurasakan respon yang membuatku semakin ingin buru2 mengeluarkanya dr sangkarnya, namun rasa takut masih saja menghantuiku, takut kalau tiba2 beliau terbangun lalu menolak perlakuanku kepada beliau dan mungkin akan marah besar kepadaku, namun saat nafsu sudah menguasai mau bagaimana lagi.
Kucari bagian kepala resletingnya meskipun agak susah namun pada akhirnya kutemukan dan bisa ku buka pelan2, saat resletingnya sudah terbuka dan kusentuh penis tegangnya dr luar celana dalamnya sensasinya membuat penisku terasa sangat tegang, jantungku berdegup kencang dan nafasku menjadi tak beraturan, sejenak aku hentikan tanganku untuk mengatur nafasku setelah sedikit tenang kembali ku raba2 penis tegang beliau dan kuberanikan diri untuk membuka kancing celana pendek yang beliau kenakan, agak susah karena celananya begitu pas dg tubuh gempal pamanku dengan sedikit paksaan akhirnya kancing celana paman ku pun terbuka sempat kuhentikan aksiku karena takut pamanku sadar namun ternyata tidak, pamanku masih saja terlelap. Setelah kubuka kancing celana pamanku semakin nampak tercetak jelas penis tegangnya dari balik bahan celana dalam warna navy yang beliau kenakan, pelan2 ku turunkan bagian depan celana dalam beliau dan ku keluarkan penis pamanku dr dalam sangkarnya, first impression yang kurasakan saat menyentuh eh memegang penis pamanku ialah besar dan kencang, panjangnya sekitar 17cm, diamater yang lumayan besar dan kepala penis yang begitu mengkilap, mantap jika di genggam, entah setan apa yang merasukiku tanpa pikir panjang ku beranjak dari tidurku dan mendekatkan wajahku ke penis pamanku untuk mencium aroma khas penis seorang laki laki dewasa yang hampir mendekati kriteria fetishku, tak puas dengan aromanya saja ku coba mencium penis pamanku dengan bibirku pelan pelan sambil terus ku pantau dan masih tak ada tanda tanda kesadaran dari pamanku, semakin kuberanikan diri karena masih tak puas sampai di situ saja ku julurkan lidahku dan mulai menjilati kepala penis beliau yang sudah mulai mengeluarkan cairan bening, lama kujilati bagian kepala penisnya karena tak ada tanda2 penolakan dari pamanku pelan pelan ku masukkan penis beliau dalam mulutuku awalnya hanya bagian kepala penisnya saja sambil kumainkan lidahku namun lama2 kurasakan ada dorongan dr pinggul pamanku yang sepertinya menjadi tanda kalau beliau ingin lebih.. mulai ku masukkan seluruh penisnya dan sesekali kubenamkan wajahku dalam2 hingga seluruh penisnya benar2 masuk ke dalam mulutku, kunaik turunkan gerakan kepalaku tanpa pedulikan lagi jika pamanku sadar dan akan menolak perlakuanku, cukup lama kumainkan mulutku namun masih tak ada tanda2 penolakan dari pamanku hingga kurasakan penisnya mulai sangat tegang, kakinya menggelinjang dan suara nafasnya tak beraturan, semakin kubenamkan penisnya dalam2 dan akhirnya kurasakan tembakan cairan hangat di dalam mulutku bahkan sampai 5x tembakan yang membuat penuh mulutku dan mau gak mau aku harus menelannya supaya tak mengotori pakaian pamanku ataupun jatuh kena sprei tempat tidurku. sambil ku atur nafasku kurasakan penisnya mulai melemas dan kembali ke bentuk semula ku keluarkan dr mulutku dan aku segera bangun untuk ke kamar mandi tanpa sempat merapikan celana dalam serta celana pendek pamanku yang terbuka.
Saat kembali ke kamar kulihat pamanku tidur dengan pulasnya posisi menyamping masih dengan celana yang terbuka, karena susah juga untuk membetulkan celananya ke semula akupun memilih kembali tidur saja di sampingnya.
Ke esokan harinya pamanku bangun lebih dulu dan setelah rapi baru membangunkanku, karena saat aku terbangun kulihat beliau sudah sangat rapi dan siap untuk berangkat ke masjid melaksanakan salat ied, akupun segera bersiap2 tanpa sempat memikirkan apa yang sudah terjadi semalam, meskipun dalam hatiku masih bertanya tanya kejadian semalam itu asli atau mimpi?
Saat mentari pagi terbit, suara takbir masih berkumandang dan saling bersahutan kubuka mata dengan penuh rasa bahagia menyambut hari kemenangan tiba, segera ku mulai hari dengan berziarah ke makam nenek kakekku, salat ied dan yang paling penting tradisi sungkem kepada kedua orang tuaku, setelah selesai barulah lanjut ke sanak saudaraku tak lupa bibi serta pamanku, namun saat bersalaman dengan pamanku sambil mendekatkan wajahnya di telingaku beliau berbisik "jangan nakal2" dan aku yang dari bangun tidur sangat ceria mendadak canggung saat ingat kejadian semalam.. "apa jangan2 pamanku semalam sadar? tapi kenapa tak bangun malah justru seolah menikmatinya,atau jangan2... tapi ah entahlah".
Hari pertama lebaran aku di sibukkan dengan menyambut tamu di rumah, karena bapakku termasuk orang yang di tuakan jadi sudah menjadi tradisi yang muda berkunjung ke kediaman yang lebih tua dan mau gak mau aku ikut menyambut tamu, sanak family dr tetangga sampai saudara yang dekat sampai yang jauh pun datang, sehari penuh tamu terus bergantian datang serasa tak ada habisnya, bahkan saat malam tiba masih saja ada yang tamu berkunjung. hingga jam tidurpun tiba karena aku sangat merasa lelah aku berpamitan dengan ayah serta pamanku yang masih asik ngobrol di ruang tamu dan langsung masuk kamar, gak sampe 5 menit kurebahkan tubuhku di tempat tidur aku langsung tak sadarkan diri, saat terbangun di pagi hari ku lihat pamanku tidur dengan posisi terlentang di sampingku, hanya memakai kaos oblong dan sarung, seketika dalam hatiku ingin mencari jawaban atas rasa penasaranku kemarin, tanpa takut beliau terbangun ku beranikan diri menyentuh bagian pusat selangkangan pamanku yang ternyata penisnya setengah tidur dan aku yakin beliau sedang tak mengenakan celana dalam, pelan2 ku sentuh, lama lama penisnya pun bereaksi dan tegang dengan sempurna dari dalam sarungnya. karena penasaran kusibakkan sarungnya dari bawah keatas sejenak aku tertegun saat melihat kaki pamanku yang tak bgtu banyak bulu serta paha mulusnya dan yang paling membuat menelan ludah saat kulihat penisnya yang mengacung berdiri sempurna seolah olah memanggilku untuk segera menikmatinya, tanpa pikir panjang perlahan ku sentuh dan kumainkan dengan tangan kananku hingga kurasakan percum keluar dari lubang seni nya namun saat hendak akan kudekatkan wajahku tiba2 pintu kamarku di ketuk dengan buru2 kututup kembali sarung pamanku dan akupun segera berpura pura tidur di sampingnya, kudengar suara bibiku memanggil menyuruh pamanku untuk bangun dan bersiap2 karena sudah jam stengah 6, karena kondisi kamar yang masih gelap ku kira masih jam 3 pagi, dengan nada masih mengantuk pamanku menjawab "iya" lantas bangun dan keluar dari kamar, sedikit takut, was was pasti pamanku sadar dengan apa yang telah aku lakukan, karena masih gelap aku mencoba tidur kembali, belum juga merem dengan sempurna kudengar kembali pintu kamarku di ketuk ibuku menyuruhku bangun, dengan kantuk yang masih menggelantungi kedua mataku mau tidak mau aku bangun dan keluar kamar untuk mandi dan sarapan. selesai mandi saat hendak ke ruang tamu paman serta bibiku berpamitan untuk berangkat lebih dulu ke rumah saudaraku yang besok akan mengadakan arisan keluarga, karena sudah jauh2 hari bibiku berjanji akan menginap sehari di sana jadi berangkat lebih awal sedangkan aku sekeluarga besok pas acara baru datang. sedikit kecewa mendengarnya karena malam ini musti tidur sendirian, padahal sebelumnya juga kalau tidur sendirian hanya saja seperti sudah jadi kebiasaan tidur bersama pamanku.
Setelah paman dan bibiku pergi hari kedua lebaranku masih dengan kesibukan yang sama seharian aku ikut menyambut tamu di rumahku, saat sore tiba barulah keluar rumah ikut teman2ku untuk berkunjung ke tetangga dan rumah teman2 sekampungku, tanpa terasa sudah mendekati larut malam saat aku dan teman2ku membubarkan diri untuk pulang kerumah masing2, sesampainya di rumah aku merasa rindu dengan pamanku, yang biasanya tidur bersama ada yang di modusin sekarang musti tidur sendirian, meluk guling, pindah posisi, nyiumin bantal yang biasa beliau pakai, hingga pada akhirnya berakhir dengan coli sendirian sambil membayangkan beliau di sampingku barulah setelahnya sekitar jam 3 pagi kantukku datang dan aku bisa tidur pulas namun belum lama tidur seperti biasa jam 6 pagi pintu kamarku di ketuk ibuku dan masih dengan rasa ngantuk ku kumpulkan nyawaku dan mau gak mau aku harus bangun pagi karena akan pergi ke acara arisan keluarga, setelah bersiap2 aku bersama keluarga dan saudara dari ibuku berangkat bersama naik mobil ke lokasi acara yang lumayan jauh tempatnya, sesampainya tempat saudaraku dimana acara akan berlangsung ternyata sudah banyak sanak family yang berkumpul dan aku merasa terkucilkan kalah sama ponakan2 yang masih bocah yang otomatis jadi pusat perhatian karena selalu di banggakan oleh ibu bapaknya, jadi menurutku arisan keluarga hanya jadi ajang pamer saja dan jadi tempat paling tidak nyaman untuk seorang yang masih single seperti aku ini karena banyak pertanyaan silih berganti
calonnya mana?
nikah kapan?
kok gak di ajak pacarnya?
masih betah sendiri?
gak pengen kaya si bambang? si ridwan? si itu? si anu?.. si...
pokoknya gak nyaman lah.. tapi ya mau gak mau wajib ikut jadi berusaha menikmati acara saja, menjawab semua pertanyaan dengan tersenyum meskipun dalam hati ingin berontak dan membalas mereka dengan kata2 kasar.. "sabar...".
Acara berlangsung lancar dan tanpa sadar sudah di penghujung acara mana kala aku di samperin pamanku yang mendadak duduk di sampingku..
© yud ntar pulang aku bareng rombongan ya..
® trus bibi pulangnya gimana om?
© bibimu sama si kecil besok di anter sama sepupumu pulangnya..
® kok gitu om?
© biasa perempuan katanya mau di ajarin masak, mau ini mau itu mumpung di sini..
® trus kenapa om pulang dluan?
© di sini gak ada yang bisa di ajak ngobrol,
® alasanmu gak logis om.
© gak ada yang suka miara ayam.
® nah itu baru suatu alasan
© kamu ini "sambil tanganya meraih kepalaku dan mendekapnya di ketiaknya".
Kamipun lanjut ngobrol sambil sesekali becanda, tanpa membahas apa yang sering terjadi di kamar saat tidur bersama, sikap pamanku saat di ruang publik membuatku semakin suka dan rasanya ingin segera pulang.
Setelah runtutan acara yang begitu panjang akhirnya selesai juga arisan keluarganya sekitar pukul 3sore, kamipun pulang bersama sesampainya di rumah hari sudah menjelang malam, akupun bergegas mandi dan berganti baju lalu bergabung dengan bapak serta beberapa saudaraku yang masih ngobrol di ruang tamu, mungkin karena kelelahan tanpa sadar akupun tertidur di kursi ruang tamu, saat bapakku membangunkanku kondisi ruang tamu sudah sepi, saudara2ku sudah pulang semua, akupun di suruh pindah ke kamar, saat masuk ke kamar ternyata pamanku sudah lebih dulu tidur tanpa mematikan lampu kamar, karena masih mengantuk kututup pintu kamar dan kumatikan lampu, segera ikut tidur di samping pamanku. hampir 15menit berbaring kantukku tak kunjung datang yang ada mataku semakin terang saja susah untuk di pejamkan, heningnya malam itu membuat suara nafas pamanku terdengar begitu jelas, ku posisikan tubuhku menyamping menghadap pamanku yang sedang tidur terlentang, ku pandangi wajah pamanku yang secara otomatis membuat tegang penisku, nafsu ku pun mengambil alih pikiranku ku coba mendekatkan wajahku dan sedikit mengecup pipinya beliau tak bereaksi. ku coba mengecup keningnya beliau pun tak bereaksi hingga akhirnya ku beranikan diri menempelkan bibirku dengan bibir pamanku, ku diamkan sejenak hingga kurasakan hembusan nafasnya dan segera ku hentikan aksiku, "jujur tak sanggup aku rasanya ingin segera melumat bibir beliau namun masih ada rasa takut tersendiri". Akhirnya kurebahkan tubuhku dengan kedua tangan kuluruskan di samping kanan dan kiri sambil berusaha mengatur nafas namun pamanku berubah posisi dan tidur menyamping ke arahku sambil memeluk tubuhku, tangan kiriku berada tepat di bawah penisnya yang terasa sangat tegang dari dalam celana pendek yang beliau ke akan, sambil ku gerakkan jari2ku kurasakan betapa kerasnya penis pamanku, seolah olah menjadi tanda kalau beliau ingin dimainkan penisnya, tak lama beliau kembali terlentang seolah olah menyuruhku untuk segera memberikan service lebih kepada penis tegangnya, kubangunkan tubuhku dan segera ku buka kancing serta resleting celana pendek yang beliau kenakan tanpa rasa canggung,kulihat beliau diam saja serasa pasrah terlebih saat ku turunkan celana dalamnya tak ada respon apa2, saat kutemukan penisnya yang tegang sempurna segera ku lahap dengan mulutku kumainkan dengan lidahku dan sesekali ku hisap lubang seni beliau yang membuat tubuhnya menggelinjang2 namun masih dengan mata tertutup. tangan kiriku masuk ke dalam baju yang beliau kenakan dan segera menuju ke bagian dada dimana putingnya terasa begitu tegang, sambil terus mengulum serta menghisap penisnya kumainkan pula kedua puting pamanku secara bergantian dengan tangan kiri ku, sepertinya beliau sudah sangat pasrah.. pikiran nakal ku pun semakin menjadi jadi karena nafsu yang sudah mendominasi dengan tangan kananku perlahan kubuka celana bola yang ku kenakan tak lupa celana dalam ku juga hingga aku setengah telanjang hanya memakai baju saja, ku hentikan permainan mulutku dan segera ku posisikan berjongkok di atas tubuh pamanku tepat di atas penis pamanku yang masih tegang sempurna, ku coba untuk memasukkan penisnya dengan bantuan tangan kananku, agak susah karena diameter kepala penisnya yang lumayan besar, setelah mencoba beberapa kali akhirnya kepala penisnya bisa masuk, dan kudengar pamanku melenguh sambil mendorong penisnya masuk ke dalam lubangku, namun tiba2 pamanku membuka mata dan mencabut penisnya dari lubangku lalu menjatuhkan tubuhku kesamping..
© kamu ngapain yud?
® "aku hanya terdiam.."
© aku gak suka ya kamu gituin..
® maaf om..
segera beliau membetulkan celananya dan bergegas keluar dari kamarku, betapa bingungnya aku, malu, kacau fikiranku karena terlalu di kuasai nafsuku... ku kenakan lagi celanaku dan berbaring sambil memikirkan hal buruk apa yang akan terjadi setelah ini, ketakutan ku semakin menjadi jadi manakala aku sadar hampir satu jam pamanku tak kunjung kembali ke kamar, ingin rasanya aku keluar dan meminta maaf kepada beliau tapi takut orang rumah tau, pada akhirnya aku hanya rebahan sambil menatap langit2 kamarku sampai terlelap, dan keesokan harinya saat terbangun jujur aku malu untuk keluar kamar tapi mau tidak mau aku harus bersikap biasa saja di depan orang tuaku, saat keluar kamar ku bertemu dengan pamanku yang diam tak seperti biasanya malah cenderung membuang muka, dalam hatiku bergumam "apa yang harus aku lakukan kalau sudah seperti ini, ingin minta maaf tapi takut beliau akan makin marah" pada akhirnya kami berdua hanya diam tanpa saling bicara, saat bibiku pulang beliaupun menyibukkan diri bermain dengan anaknya tanpa pedulikan aku ada di dekatnya, karena merasa canggung sendiri hari itu aku keluar untuk pergi kerumah teman sekampungku sampai larut malam baru pulang, saat masuk ke kamar tak kutemukan pamanku dan saat ku cari2 ternyata beliau tidur di ruang tamu, kasihan melihatnya ingin mengajaknya berpindah ke kamar tapi takut, bingung, entahlah... akhirnya malam itu aku tidur sendiri di kamarku.
Hari berikutnya karena jatah libur lebaran sudah usai bibi serta pamanku kembali lagi ke kampung halamannya, saat berpamitan pamanku hanya menyalamiku tanpa berkata apa apa kepadaku karena aku merasa bersalah "om maafin yudi jika ada salah sama om" jawaban beliau hanya "iya" lalu dengan cepat melepaskan jabatan tangannya yang membuat aku semakin merasa bersalah di buatnya, entah apa yang harus aku lakukan, ingin ku memohon maaf kepada beliau tapi takut keluargaku akan curiga, aku tak bisa berbuat apa apa lagi untuk membuat pamanku kembali seperti dulu, aku hanya bisa pasrah melihat pamanku pergi dan pada akhirnya harus ku tutup kisah ini dengan rasa malu kepada diriku sendiri.*selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
CERPEN (Cerita Pendek)
Short Storykumpulan cerita pendek dari pengalaman pribadi atau pengalaman teman teman di sosial media yang sudah berkenan untuk berbagi kisahnya.