1

12 3 3
                                    

          Perlahan tapi pasti, mata itu terbuka dengan sempurna. Rembulan masih tergantung di langit dengan indahnya sebelum ia rela meninggalkan langit demi Matahari yang menggantikan dirinya di singgasana yang telah tercipta di Alam semesta.

     Sayup-sayup gadis itu mendengar suara lantunan Ayat suci Al-Quran, namun sedetik kemudian ia berdecak kesal dan menutup telinganya dengan earphone, agar tidak mendengarnya lagi. Gadis itu turun dari ranjangnya sambil mengikat rambut panjangnya asal lalu pergi ke dapur menyiapkan sarapan lalu mandi dan setelahnya pergi ke Kampus.

Gadis cantik dengan rambut sepinggang dengan nyamannya duduk di taman kampus dengan handphone canggih di hadapannya.

"Assalamualaikum princess" salam gadis berhijab syar'i

"Hm"

“Astaghfirullah Dewi, kan aku udah pernah bilang sama kamu kalau jawab salam itu wajib" jeda sejenak “Khem-khem saudariku seiman, jika ada yang mengucapkan salam kepada kita sedang kita dalam kondisi sendiri,maka kita wajib menjawabnya, karna menjawab salam dalam kondisi tersebut hukumnya adalah fardhu 'ain. Sedang jika salam diucapkan pada suatu rombongan atau kelompok, maka hukumnya adalah fardhu kifayah. Jika salah satu dari kelompok tersebut telah menjawab salam yang diucapkan kepada mereka maka sudah cukup. Sedang hukum memulai salam adalah sunnah (dianjurkan).

Dari Ali bin Abi Thalib, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda “Sudah mencukupi untuk suatu rombongan  Jika melewati seseorang. Salah satu darinya mengucapkan salam"
(HR. Ahmad dan Baihaqi)

“sudah selesai ceramahnya?" desisnya tajam dan melayangkan tatapan mematikan

Bukan Qilla namanya kalau takut dengan tatapan itu, gadis cantik itu malah tersenyum lebar mendapati sahabatnya itu kesal padanya.

                          🌙🌙🌙

“kamu tahu,aku sangat menyukai senja. Apalagi jika dilihat dari ketinggian, rasanya langit senja itu begitu dekat denganku" ucap Qilla sambil tersenyum dengan mata berbinar menatap langit senja yang indah dari balkon kamar Dewi

“Apa stok kalimat lo udah habis?" tanya Dewi dingin yang masih memandang langit senja

“Tidak" ucap Qilla lalu menyunggingkan senyum manisnya “hanya saja aku sangat menyukai kalimat itu” sambungnya

“Terserah” setelah mengatakan itu, Dewi  menikmati kembali indahnya langit senja. Tak dapat dipungkiri ia juga sangat menyukai senja. Dulu, ia sering melakukan itu bersama Almarhumah Neneknya. Mengingat itu tanpa sadar air matanya menetes, walaupun saat ini ia masih bisa menikmati langit senja, namun dengan orang yang berbeda.




                                +-+-+-+
Hai semua,,,
Terimakasih telah membaca work ku😊 Devi harap kalian suka ya😍

Salam sayang
Devi_

LENTERA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang