Tik, tok, tik, tok!
Makin malam, jam dindingku itu makin menjadi. Barangkali ia mau mengingatkanku agar jangan lupa waktu. Bukannya membaca sekumpulan kalimat berperisa fakta terselip penilitian, aku malah membaca kalimat bualan terselip informasi di grup chat pemuda kompleks.
Ada rapat untuk membahas tiang listrik yang tenggelam separuh karena si petugas keliru menanamkan di pasir hisap, katanya. Tidak ada pentingnya sama sekali.
Anak remaja memang harus membantu menggeret beton itu? Dikira hanya wafer roll yang tercemplung ke dalam susu, kali, ya.
Ting! Ting!
Itu bunyi notifikasi ponselku, bukan tukang bakso yang sering lewat di depan rumah.
parkjihoon.05
Hei, sini, ikut rapat di rumah Pak Lurus.Pintar amatlah, mau tidur saja.
Tidak pagi, siang, sore, malam, hanya diusik Jihoon melulu.
"Nak, ke luar dulu. Ada Jihoon." Pesan Ibu sambil mengetuk pintu.
Sabar, sabar ...
"APA?!" ketusku pada Jihoon setelah meninggalkan kamar.
Jihoon tersenyum, lagi-lagi hendak meletuskan pipinya sendiri. "Mau mengajakmu ke rapat, sekaligus menghilangkan anti sosialmu. Boleh?"
"Tidak. Pulang sana!"