"A- Apa masih berdarah?" Tanya Baekhyun kepada Chanyeol yang masih menyumpal hidungnya dengan tissue. Keduanya masih duduk di meja makan setelah kejadian tak terduga beberapa waktu lalu.
Chanyeol melirik Baekhyun sekilas. "Tidak sebanyak tadi." Jawabnya singkat.
Baekhyun menunjukkan raut wajah bersalahnya. "Sekali lagi maafkan aku. Tadi itu Refleks.." Jelasnya-lagi-. "lagi pula salah kau sendiri muncul tiba-tiba begitu. Pakai peluk-peluk segala lagi."
Chanyeol menatap Baekhyun tak percaya.
Anak ini niat tidak sih minta maaf? Kenapa ujung-ujungnya jadi menyalahkan Chanyeol?Ya, walaupun memang benar itu salahnya sih. Tapi kan Chanyeol yang terluka disini!
Masa sudah terluka masih harus disalah-salahkan."Aku kan sudah bilang salah orang. Aku kira kau Ibuku makanya aku peluk. Kau juga tidak menyalakan lampu, jadi mana kutahu kalau itu ternyata bukan Eomma!" Balas Chanyeol tidak terima.
"Lagi pula salah siapa punya badan kecil seperti wanita." Sambung Chanyeol pelan. Namun rupanya Baekhyun masih bisa mendengarnya dengan Baik.
"Kenapa malah menghinaku!" Pekiknya. tidak terima Chanyeol menyinggung soal ukuran Badan.
"Tapi badanmu memang kecil. Seperti Ibuku." Chanyeol jadi semakin gencar menggodanya begitu melihat Baekhyun marah.
"Aku kan masih dalam masa pertumbuhan!"
"Tapi aku tidak sependek ini saat seusiamu."
"Kau.. Ah sudahlah.." Baekhyun memalingkan wajahnya kesal.
Melihat itu, Chanyeol diam-diam menahan tawa. "Hei, kau marah?" Tanyanya.
Baekhyun tidak menghiraukannya. Kondisi dapur yang terang-karna lampu sudah mereka nyalakan- membuat Chanyeol dapat melihat jelas bahwa saat ini Baekhyun sedang mengembungkan pipinya kesal. Entah disengaja atau memang itu salah satu reaksinya saat marah, Chanyeol merasa itu sangat imut.
Ya tuhan, apa yang dia fikirkan?
Chanyeol baru saja menyebut Baekhyun imut dalam fikirannya?"Baiklah maafkan aku.." Ucapnya lagi.
Bola mata Baekhyun sedikit bergerak untuk meliriknya. Namun tetap diposisi semula.
Chanyeol menghembuskan nafasnya panjang. "Ya, ya. Kau tidak pendek. Kau hanya sedang dalam masa pertumbuhan. Begitu bukan? Baiklah kau menang."Baekhyun tidak dapan menahan senyumnya. Entah untuk apa, dan kenapa, dia merasa senang Chanyeol mengalah meski hal itu hanya untuk menghiburnya.
Melihat Baekhyun yang tersenyum bangga mendengar kekalahannya dalam perdebatan mereka, Chanyeol hanya mendengus kecil.
"Jadi.. kau baru saja sampai?" Tanya Baekhyun.
"Ya. Awalnya aku ingin membuat kejutan untuk Orangtuaku. Tapi malah aku yang terkejut."
Maksud Chanyeol adalah keberadaan Baekhyun dan bogeman mentah yang dia terima.
Baekhyun mencebikkan bibirnya. "Aku juga terkejut tahu.." ucapnya. "Ingin kubuatkan teh?"
"Bisa kau buatkan kopi saja?"
Kening Baekhyun berkerut heran. "Kau ingin terjaga sampai kapan lagi memangnya? Ini bahkan sudah hampir pagi. Harusnya kau istirahat setelah menempuh perjalanan jauh."
"Sebenarnya aku sudah pulang sejak satu minggu yang lalu. Tapi aku pergi ke Jeju untuk menemui temanku disana." Cengir Chanyeol.
"Dasar anak durhaka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH LOVE!! [CHANBAEK] [YAOI]
Short StoryKedua Orangtua Baekhyun ingin menyekolahkan Baekhyun setinggi mungkin. namun mereka hanyalah petani desa yang miskin. Untungnya ada kenalan sang Ayahnya dari kota, menawarkan diri untuk membiayai sekolah Baekhyun sampai setinggi mungkin. tentu Oran...