"Hallo.. Baekhyun!""Ah, Appa!" Baekhyun tersenyum lebar menyambut sapaan Ayahnya.
"Baekhyun, Bagaimana kabarmu disana?"
"Aku baik. Appa bagaimana? Eomma? Taehyung?"
"Kami semua sehat disini. Hari minggu ini Appa akan memanen Kubis."
Baekhyun mengerucutkan bibirnya. Benar, sebentar lagi musim dingin tiba. Pasti sangat menyenangkan memanen Kubis, kemudian membuat kimchi bersama dengan keluarga besar seperti biasa. Tapi sepertinya tahun ini Baekhyun akan melewatkan acara kesukaannya itu.
"Kalian akan membuat kimchi tanpa aku? Menyebalkan sekali."
Ayah tertawa mendengar gerutuan Baekhyun. "Nanti akan Appa kirimkan Kimchi buatan keluarga kita ke rumah Tuan Park.. Kau tidak merepotkan, bukan?"
"Tentu saja tidak. Aku anak baik, appa!"
"Baguslah.. Jaga kesehatanmu, dan belajarlah dengan baik. Sampaikan salam Appa pada untuk Tuan Park."
"Akan aku sampaikan.. Eomma tidak dirumah? Kenapa aku tidak mendengar suara Eomma dan Taehyung sejak tadi?"
"Eommamu sedang di rumah bibi Jiyeon. Kau ingat putra ke tiganya yang bernama Siwoo?"
"Aku ingat.."
"Ya, anak itu berulang tahun yang ke Enam. Dan bibi Jiyeon mengundang Taehyung serta Eommamu untuk makan malam di rumahnya."
"Ah, begitu.." Baekhyun terdiam beberapa saat. "Appa.."
"Ya?"
Jemari Baekhyun bergerak memainkan pulpen di atas meja belajarnya. "Jaga kesehatan Appa."
"Ah, iya iya."
"Aku serius! Hentikan kegiatan makan Mie instan saat tengah malam!"
Terdengar suara kekehan Ayah dari sebrang sana. "Baiklah, aku mengerti dasar cerewet."
"Aku khawatir tahu! Apa kaki Appa masih sakit? Appa benar-benar harus menjaga pola makan. Jangan sampai Gula darah Appa naik lagi."
"Hei, apa kau menangis? Appa baik-baik saja. Kau sudah dewasa, jangan cengeng." Goda Ayah Baekhyun.
Baekhyun mengerucutkan bibir dan menghapus air mata yang ternyata sudah membasahi kedua belah pipinya.
Inilah salah satu alasan kenapa Baekhyun mau menerima tawaran keluarga Park untuk tinggal di rumah mereka dan membiayai sekolahnya.
Appa Baekhyun sudah cukup tua dan mulai sakit-sakitan. Meski tidak parah, tapi Baekhyun tidak akan tega melihat Ayahnya terlalu bekerja keras hanya untuk membiayainya sekolah."Kumohon, sehatlah terus. Aku akan segera lulus dan menjadi orang sukses."
"Tentu saja. Appa percaya kau pasti bisa karna kau anak Appa yang paling hebat."
Baekhyun tersenyum haru. "Terimakasih Appa.."
"Untuk apa? Jangan berterimakasih. Aku bukan Appa yang baik. Aku bahkan tidak bisa membiayai anakku sekolah."
"Appa~" Baekhyun merengek. Ayahnya pasti merasa sangat sedih sekarang. Seandainya Baekhyun disana, Baekhyun pasti akan memeluk Ayahnya dengan sangat erat. "Jangan bicara begitu. Kau adalah Appa terbaik yang ada di dunia ini. Appa selalu bekerja keras sejak aku kecil. Sekarang biarkan aku yang berjuang. Aku akan membuat Appa bahagia. Aku akan membuat Appa bangga. Terimakasih karna sudah menjadi Appaku.. Aku mencintai Appa."Baekhyun tahu Ayahnya sedang menangis sekarang. "Appa juga mencintaimu.." Balas Ayahnya kemudian. "Yasudah, tutup telponnya dan tidurlah. Eommamu mungkin masih lama, kau bicara besok saja saat Eomma ada dirumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH LOVE!! [CHANBAEK] [YAOI]
Historia CortaKedua Orangtua Baekhyun ingin menyekolahkan Baekhyun setinggi mungkin. namun mereka hanyalah petani desa yang miskin. Untungnya ada kenalan sang Ayahnya dari kota, menawarkan diri untuk membiayai sekolah Baekhyun sampai setinggi mungkin. tentu Oran...