P - 1

3.8K 489 111
                                    

"Adek, cepetan itu udah ditunggu sama kak Yunseong!"

"Iya bunda sebentar."

Dari atas terdengar suara langkah kaki terburu, hingga tak lama setelahnya seorang pemuda manis muncul dengan seragam lengkapnya.

"Bunda Jungmo berangkat dulu," ujarnya.

"Iya hati-hati."

Lalu setelah mencium pipi sang bunda, Jungmo berlari keluar menghampiri sepupunya yang sudah menunggu dengan wajah khas.

Datar.

"Udah? Ada yang ketinggalan ga?"

Jungmo menggeleng kecil membalas pertanyaan dari sepupunya itu.

Yunseong balas mengangguk, kemudian tanpa bicara apapun lagi dirinya memberi isyarat agar Jungmo segera naik keatas motornya.

"Pegangan, nanti kamu jatuh di jalan kakak yang kena semprot bunda lagi."

"Iya..." Balas Jungmo.

Lalu Yunseong mulai menjalankan motornya dan berangkat.


.
.
.


"Kamu disini aja jangan kemana-mana, kalo ada yang ngajak pergi jangan mau."

"Iya."

Setelah mendengar balasan Jungmo Yunseong langsung berbalik dan pergi menuju ruang guru untuk mengurus berkas-berkas sepupunya yang baru saja pindah itu. Dan setelah kepergian Yunseong, Jungmo mengalihkan pandangan keujung koridor yang tampak ramai.

Perlahan keramaian itu semakin mendekat.

"Takut, tapi kak Yunseong bilang jangan kemana-mana."

Jungmo sedikit mundur merapat ke dinding saat para siswi yang seperti mengerubungi seseorang itu mulai mendekat.

Tuk!

Dan tanpa tau dari mana datangnya dan siapa yang melempar, sebuah kaleng kosong melayang dan jatuh tepat mengenai dahinya.

Jungmo mengaduh pelan dan memegangi dahinya yang terasa nyeri, bahkan dirinya sampai berjongkok karena terkejut.

"Mampus mingyu kena anak orang!" Ujar seseorang.

"Eh anu gak apa-apa? Sorry ga sengaja sumpah soalnya ga keliatan."

Jungmo masih nunduk saat orang itu ikut berjongkok didepannya, gak berani mendongak.

"Anu, gak mati kan?" Ujar orang yang berjongkok di depannya.

"Goblok mingyu ga mungkin lah. Eh kalian mending bubar deh, bentar lagi masuk."

Jungmo gak tau siapa yang ngomong, dia masih nunduk, tapi yang jelas setelahnya terdengar banyak suara langkah kaki menjauh.

Karena penasaran akhirnya Jungmo mendongak, mata sipitnya mengerjap lucu menatap orang yang masih berjongkok didepannya dan juga satu orang lagi yang berdiri dibelakang.

"Anjir kok lucu?"

"Kamu ngapain jongkok disitu?"

Suara Yunseong terdengar, membuat Jungmo otomatis menoleh dan langsung berdiri, melangkah cepat menghampiri pemuda itu.

"Itu dahi kamu kenapa merah!?" Ujar Yunseong panik, pasalnya bunda sihyun alias bundanya Jungmo sudah berpesan agar anak kesayangannya itu tidak lecet sedikitpun.

"Ah anu kak Yunseong haha itu ga sengaja kena kaleng--"

"Kaleng!? Siapa yang lempar!?" Yunseong murka.

Mingyu langsung diem, ngeri.

Yunseong itu anggota kedisiplinan, galak terus wajahnya juga judes. Walaupun seangkatan Mingyu sedikit segan karena Yunseong setahun lebih tua darinya.

"Kak."

Yunseong menoleh saat ujung seragamnya di tarik pelan oleh Jungmo.

"Udah bel ayo masuk," ucapnya pelan, lembut kayak bundanya.

Yunseong luluh.

Mingyu menghela nafas lega tak lupa mengelus dadanya saat Yunseong dan juga makhluk manis yang gak sengaja ternodai kaleng softdrink nya tadi pergi.

"Gila gak napas gue. Ngeri banget ngalahin guru BK," ujar Junho yang dari tadi diem sambil do'a supaya Mingyu gak kenapa-napa.

Kan repot kalo sohibnya dibunuh Yunseong, nanti yang mau bantu ngerjain pr siapa?

"Itu siapanya kak Yunseong deh, kok tumben dia jalan sama orang, mana manis lagi. Masa pacarnya? Gawat kalo minhee tau, bisa jadi Madara dia."

Mingyu gak dengerin ocehan Junho, matanya masih natap lurus Jungmo yang sesekali noleh kebelakang.

"Imut, pengen gebet deh."

"Ha?"

Mingyu noleh, nepuk pundak Junho lalu jalan kearah kelasnya. "Kayak tukang keong aja lu, udah sana balik ke kelas."

"Ga peduli pokoknya gue gebet."

.
.
.

Lanjut apa enggak ini?

Pretty U (discontinued) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang