"sayang! Bangun" Suara bisikan Jungkook mengganggu tidurku yang pulas
"Aah apa sih Jungh, kau mengganggu ku, aku lelah"
"Aku sudah menyiapkan sarapan" seketika mataku membelalak, kaget dengan satu kalimat yang Jungkook katakan, sepertinya dapur kesayanganku akan menjadi kapal pecah pagi ini oke. Tanpa menunggu waktu lama aku segera bangkit dan menuju dapur yang ku perkirakan akan membuatku dan anakku kaget total
"JUNGKOOK, apa apaan ini?!!!!!"
"Haha, nanti akan kurapihkan sayang" Jungkook memeluk tubuhku dari belakang, dengan cepat aku menepis pelukan itu
"Ah kenapa kau jadi sangat galak seperti ini, aku tahu mungkin karena Jeon Junior yaaa, sayang jangan membuat mama mu galak terhadap papa mu oke, cepatlah lahir agar papa memiliki teman" Jungkook mengelus perut ku, perlahan emosiku turun. Sumpah demi apapun keadaan dapurku tadi adalah hal yang paling aku benci untuk dilihat.
"Masakan mu lumayan" aku memuji masakan yang Jungkook suguhkan untuk ku
"Jinja? Gomawo Yeobo !!"
"Yah walau sedikit lebih asin dari masakanku, oh ya nanti aku akan ke supermarket untuk membeli bahan makanan yang kau habiskan sia sia" aku mengulum bibirku sedikit kecewa
"Tidak"
"Mengapa tidak?"
"Biar aku yang keluar untuk membeli bahan makanan, aku ingin kau istirahat di rumah, dan jangan kemana mana. Kau cukup menjaga anakku" Astaga sepertinya Jungkook sedang mabuk saat ini, jarang sekali Jungkook memberi perhatian lebih pada ku. Bahkan ia sampai membuat kan ku sarapan pagi ini.
Satu jam lamanya aku menunggu Jungkook kembali dari supermarket. Hingga pintu terbuka karena Jungkook masuk dengan banyak belanjaan di tangannya.
"Ya Ampun Jung, apa ini. Kau membeli berbagai barang yang tidak penting sepertinya" aku membantu membawakan belanjaan yang Jungkook pegang
"Sudah sini, tidak perlu nanti kau capek sayang" Jungkook membelai rambut ku
"Jung...!! Ayoolahhh! Aku juga ingin membantu pekerjaan mu"
"Tidak.. kau harus istirahat sekarang, kalau kau kenapa kenapa aku yang bingung harus bagaimana, aku tahu kemarin kondisi kandunganmu sedikit lebih lemah"
"Jung, aku sudah sehat, anakku juga sudah baik baik saja. Kemarin aku sudah mengecek kandunganku sendiri, aku juga butuh hiburan, bukan hanya istirahat dikamar seperti orang koma"
Aku pergi ke kamar meninggalkan Jungkook, entah kenapa emosiku memuncak, ingin sekali rasanya aku meremas pipinya agar memar.
Sudah satu jam sejak aku masuk kedalam kamar tanpa keluar, aku tahu Jungkook menunggu ku diluar, merayuku. Ia terus menyebut namaku sambil memberikan alasan yang ia ulang berkali kali.
"Kenapa kau disini? Kata mu aku harus istirahat seharian dalam kamar eoh?!"
"Ah Hyena maaf kan aku, aku hanya khawatir pada mu dan anakku"
"Ya baiklah, aku ingin meminta sesuatu darimu" aku menatapnya dalam
"Apa sayang, apapun akan ku turuti, hmm apa kau ingin pelajaran untuk malam ini eoh? Haha"
"Iih tidak"
"Terus kau ingin apa?"
"Aku ingin mencubit pipi mu sekarang"
-
"AAAAAAAA!!!!" Jungkook berteriak tepat depan wajahku karena tanganku mencubit keras pipinya hingga beberapa detik"Huftt akhirnya"
"Awh sayangggg!!! Apa ini kemauan anak kita eohhh, awh sakit sekali" Jungkook mengusap pipinya yang mungkin sekarang sudah mulai memerah, aku hanya tertawa puas melihatnya. Akhirnya aku mengobati pipi Jungkook dengan es batu yang sudah ku siapkan dalam kain.
Aku mengobatinya dengan hati hati, ya memang aku sedikit merasa bersalah, tapi hanya sedikit. Karena aku memang kesal dengannya. Saat aku mengobati Jungkook tiba tiba ponsel Jungkook berdering.
"Yeobseo, ada apa Taehyung?" Jungkook menjauh dariku untuk mengobrol dengan Taehyung dalam telponnya
"Ya Jungkook, apakah kau sudah memberi tahu hyena tentang kontrak drama mu di Hongkong eoh?"
"Astaga, aku melupakannya, sudah dulu okey aku akan bilang sekarang"
Ku lihat Jungkook mendekat ke arahku
"Ada apa Jung?"
"Emm aku ikut kontrak drama di Hongkong besok lusa untuk 5 bulan kedepan"
"Ah kau mendadak sekali Jung, berati sepertinya kau tidak bisa mendampingi aku melahirkan" aku tertunduk murung mengusap perutku
"Benarkah? Ahh aku padahal ingin sekali mendampingi mu agar aku bisa melihat anakku untuk pertama kalinya"
"Sudahlah, itu sudah keputusan ayahku yang tidak bisa di gugat, ya walaupun itu adalah ayahku"
"Maaf kan aku Hyena, maafkan papa Nak"
Aku segera bangun dari dudukku dan pergi meninggalkan Jungkook yang tertunduk lirih dan kecewa.
Hingga tak terasa hari kepergian Jungkook tiba, aku sangat sedih. Sedih sekali. Ya karena mungkin anaknya nanti akan lahir tanpanya.
"Jung, jaga dirimu baik baik, doakan aku agar aku tidak mendapatkan masalah saat kau pergi okey"
"Hyena, aku minta maaf" Jungkook mendekatkan wajahnya ke arah perutku dan menciumnya nya
"Nak, tunggu papa mu tiba ya" Jungkook mengoceh di depan perutku aku hanya tersenyum lirih melihatnya.
Jungkook mendekap ku dalam pelukannya, mungkin ia sangat sedih. Aku hanya bisa melepas kepergiannya dengan senyum agar ia bisa lebih bersemangat.
"Aku pergi sekarang, jaga dirimu baik baik disini. Jika kau butuh apapun itu panggil saja Sae Jin agar dapat membantumu"
TBC
Maaf baru update, next gani?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS MY BIAS | JEON JUNGKOOK FF - END ✔️
Fanfic"Apa!!! Calon Suamiku Jeon Jungkook? Biasku sendiri? Astaga?! Apa ini mimpi ?" Cerita lengkap ✔✔ ⚠⚠ Marriage Live