[2] - Opening

123 19 0
                                    

Pukul 7.55 waktu setempat.

Semua 'inti pramuka' sudah berkumpul di lapangan basket SMA ×××. Cukup ramai, dan suasana-nya yang menyenangkan. Mereka tidak sadar, bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan mereka lewat kamera dan tersenyum licik.

"Buru-buru banget ya, udah ga sabar nikmatin permainan kaya-nya."

---

"Yo bang mark!" Hyunjin menghampiri Mark lalu ber-tos ria.

"Eyy what's up mann!"

"Fine. As always,"

"Lo ga curiga gitu?"

"Hah?"

"Kita dikumpulin malem-malem begini, ga jelas. Guru pun juga gaada."

"Lah iya ya?"

"Hyunjin, lo ketua-nya kan, suruh kumpul gih."

"Siap bang, WOI KUMPUL WOI!" Hyunjin berteriak kencang membuat orang yang ada disekitarnya berdecak sebal.

"Apasi?" Shuhua mendengus

"Gini--"

Krrriiiiinggggg-!!!

Ucapan Hyunjin dipotong oleh bell yang berbunyi sangat keras, diikuti dengan satu persatu gerbang yang mulai tertutup.

"ASTAGFIRULLAH APAAN TUH!"
"SAKIT KUPING GUE!"
"AMPUN MAKK, JANGAN KUTUK WOOJINNN"

Semua orang menutup telinga-nya rapat-rapat, berharap suara tersebut dapat teredam. Tetap saja, indra pendengaran mereka menangkap suara keras tersebut.

"Hello, wellcome back Lucas, Mark, Yuqi, Yeri, dan kawan-kawan." Sebuah suara mengagetkan mereka, pelan namun menusuk, halus namun penuh penekanan.

"Gimana tadi suara bell-nya, kurang mantep ya?"

"Itu buat penyambutan kalian."

"BACOT LO!" Felix berteriak dengan suara beratnya

"Sabar dong... Oh iya, gue juga nyiapin game buat kalian. Tapi sebelum itu, kalian semua ke aula sekarang."

"Dih, siapa lo berani ngatur gue." Jihoon berdecak
"--Tunjukin muka lo, ada masalah apa sampe begini? Cupu."

"Gausah banyak bacot. Lakuin apa yang gue suruh atau satu persatu dari kalian mati."

"Damn it!" Mark menggeram emosi, wajahnya memerah.

"Ke aula sekarang atau lo gabisa keluar dari sini dan mati,"

"Jangan berisik! Ayo ikutin apa yang dia mau!" Nancy berteriak lantang

"Wey, yang bener aja lo!" Heejin maju mendekati Nancy.
"--Kita gatau apa yang ada di aula sana!"

"Gue kasih waktu kalian 3 menit buat debat, enak juga liatin orang bodoh debat."

"JAGA MULUT LO!" Baejin mulai tersulut emosi.

"UDAHLAH SAMPE KAPAN KALIAN MAU RIBUT BEGINI?!" Sunwoo mengepalkan tangan emosi.

"Sunwoo!" Hwall balas berteriak
"-- Kalau kita turutin apa omongan dia, kita ga tau apa yang bakalan terjadi di aula."

"Bener kata Hwall! Lo jangan mudah kemakan omongan dia!" Seungmin menghampiri Hwall lalu mengusap punggung Hwall, Mencoba menenangkannya.

"UDAH BER--"

Brukkkk!

"AAKHHHH!!!"

Ucapan Jeno dipotong oleh suara dahan pohon terjatuh diikuti dengan teriakan heejin.

"H-hee-jin.." Yeji berjalan sempoyongan kearah mayat Heejin, ranting pohon tajam yang menjatuhi Heejin menembus hingga ke bagian wajah Heejin, darah berceceran, mata Heejin yang masih terbuka dan jangan lupakan wajah Heejin yang berubah menjadi mengerikan.

"BANGSAT! KENAPA HEEJIN?!" Hyunjin berteriak,

"Wah heejin ya? Bagus dong." Ucap orang misterius tersebut sembari terkikik seram.

"Ke aula sekarang.. Atau kalian mati. Bitch."

"UDAH GUE BILANG KAN?! KERAS KEPALA BANGET KALIAN!" Nancy berteriak hingga wajahnya memerah.

"UDAHLAH GAUSAH DEBAT LAGI!" Baejin mengatur napasnya, tangannya terkepal.
"--buang buang tenaga, dan lo semua bikin dia seneng!" Baejin menunjuk speaker sekolah.

"Baejin bener.. A-ayo ke aula.. G-gue tak-takut ada satu korban lagi.. Huks.." Yeri angkat suara, setetes demi setetes liquid bening membasahi pipinya.

"Ini gara-gara lo hwall, seungmin." Sunwoo mwnatap hwall dan seungmin bergantian.

"Gue?!" Hwall balas menatap Sunwoo dengan tatapan tajam.

"Udahlah hwall, Buang buang tenaga." Seungmin menepuk pelan pundak Hwall.

Baejin, Hyunjin, dan yang lainnya berjalan menuju aula dengan perasaan campur aduk, mengira-ira apa yang akan terjadi setelah mereka semua sampai ke aula.

"Lo masuk duluan gih." Jeno mendorong tubuh Jaemin agar masuk terlebih dulu

"Kok gue? Elo lah." Jaemin memberontak lalu balas mendorong tubuh Jeno hingga terjatuh.

"Anjir! Sini biar gue duluan!" Haechan membuka pintu aula, menarik napas dalam lalu membuangnya perlahan, Meyakinkan diri.

Haechan masuk diikuti dengan Jaemin, Jeno, Eunbin dan lainnya.

BRAK!

"AAAAAAAAAAAA!!"

"AAAAAAAAAAAA!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Simon says - 99'L & 00'LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang