"Perhatian untuk seluruh siswa baru yang akan mengikuti kegiatan MOS, harap untuk bisa tertib dan mengondisikan diri nya masing masing, dan membuat lingkaran besar sekarang juga." terdengar suara panitia MOS berbicara menggunakan speaker.Para siswa tidak berbaris sesuai kelas masing-masing, karena mereka belum tahu akan masuk kelas mana nanti nya. Yah, panitia memang sengaja tidak memberitahukan kelas mereka masing-masing.
"Ok, kalian semua belum resmi menjadi murid di SMA Trigoda ini, kalau kalian ingin menjadi murid resmi, kalian harus menuruti semua yang saya perintahkan, mengerti!!" ujar seseorang yang berdiri di tengah lapangan.
Para siswa menjawab dengan serempak dan semangat, "Mengerti!!"
"Oh iya, by the way, nama gua Rizqi, gua ketua osis di SMA ini. Kalian ga perlu takut sama gua, sans ae," ucap ketua osis sambil mengacak acak rambut nya sendiri dan menaik turun kan alisnya, yang membuat cewek cewek terpesona. Dasar ketos narsis!
"Sekarang, gw minta kalian baris acak, dalam hitungan satu sampai sepuluh," ketua osis itu menghitung angka satu sampai sepuluh, semua siswa dengan sigap langsung berbaris acak sesuai apa yang diperintah.
"Bagus! gw suka nih yang kek gini. Cepet geraknya, kaga lemot, demen nih kayak nya gw punya dekel kayak kalian," ucap Rizqi menebarkan pesona yang lagi-lagi membuat kaum hawa berbinar binar melihatnya.
Saat para siswa sedang serius memperhatikan penjelasan tentang sekolah Trigoda, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari barisan belakang. Nampak dua orang siswa yang sedang berkelahi dan saling ejek.
Kejadian itu pun menarik seluruh perhatian Peserta MOS. karena mereka semua penasaran dengan kejadian tersebut, mereka mengerubungi barisan belakang untuk melihat bahan tontonan gratis siswa baru SMA Trigoda. Para panitia MOS segera menerobos gerombolan itu dan berusaha keras melerai kedua orang siswa tersebut.
Salsya memutuskan untuk menjauh dari gerombolan tersebut dan memilih untuk berkeliling SMA Trigoda. Saat Salsya melewati taman sekolah, Salsya melihat seorang cowok sedang duduk dibangku taman, dan sepertinya dia juga siswa baru di sekolah ini, yang juga memutuskan untuk menjauh dari gerombolan tadi.
Ia terlihat sangat santai dengan posisi tubuh nya yang bersandar di bangku taman dan dengan mata terpejam yang entah kenapa mencuri perhatian Salsya. Salsya duduk di sebrang cowok itu, meski agak jauh tetap terlihat jelas wajahnya, cowok itu membuka mata. Pandangan Salsya dan cowok itu, saat ini bertemu. Rasanya dunia seolah berhenti berputar, ya tuhan, perasaan itu kembali datang.
Cowok itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain. Salsya yang menyadari dia sudah tidak menatap nya lagi, segera pergi dari tempat itu. Salsya khawatir, jika ia benar benar menemukan sesuatu yang ia benci dan sudah sangat lama ia pendam dalam dalam.
"Dia siapa sih," gumam salsya saat berjalan dengan pandangan kosong.
Brakk!
Salsya langsung tersadar, dan cepat cepat mengambil barang yang terjatuh milik seseorang yang Salsya tabrak.
"Ehh so-sorry kak, aku ga sengaja,ini barangnya kak." ucap Salsya menunduk.
"Sya, Salsya, lu sehat kan? Makanya kalo jalan jan nglamun." ujar sesorang yang berada dihadapan Salsya.
Salsya mendongak, "Ehhh...Lion!!!" seru Salsya lalu memeluk Lion.
"Yaiyalah, gue, masa bang Goyok." canda Lion melepas pelukan.
"lu ko biasa aja ketemu gw? Ga kangen apa sama gw," ujar Salsya menunjukan muka sedih nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-REY-
Teen FictionApa itu keyakinan? Mencoba memahami perihal yang belum pasti. Apa itu kejujuran? Sesuatu yang harus benar diungkapkan adanya. Apa itu kesetiaan? Hanya fokus pada satu objek tanpa terpikat pada objek lainnya. Apa itu kesabaran? Berusaha tidak lari...