Saat ini Lion dan Salsya berada di depan ruang osis, Lion mengetuk pintu ruang tersebut.Tok tok tok
Pintu hijau yang diatas nya bertuliskan "Ruang Osis" itu terbuka. Terlihat seorang anggota osis membuka kan pintu untuk Lion dan Salsya dan mempersilahkan mereka masuk lalu menutup pintu itu kembali.
Saat berada di dalam ruang osis, Salsya melihat sosok cowok, sibuk memainkan ponselnya sedang duduk di sofa, sesosok yang sepertinya tidak asing baginya.
"Pasti kalian siswa baru yang bernama Lion dan Salsya," tanya seseorang yang keluar dari sebuah bilik dalam ruang osis.
"Iya" jawab Lion dan Salsya serempak.
"Silahkan duduk," ucap Rizqi mempersilahkan.
Lion dan Salsya menduduki sofa yang di duduki oleh cowok tersebut.
"Ekhem, jadi, saya memanggil kalian kesini, ingin menanyakan sesuatu," ujar Rizqi, "Mengapa tadi sewaktu dilapangan setelah kejadian perkelahian kedua siswa itu, kalian tidak ada di lapangan? Padahal saya sedang mengumumkan pembagian kelas kalian." terang Rizqi.
Lion angkat bicara, "Emm, tadi kita berdua menjauh dari gerombolan itu kak, kita ga betah berada dalam gerombolan kayak gitu kak."
"Lalu kalian pergi kemana? Sampai waktu istirahat begini. Kenapa tidak menunggu di sekitar lapangan atau di koridor saja?" tanya Rizqi lagi.
"Emm, anu kak," ucap Lion gugup, "Kita kira, kejadian itu bakal lama, jadi kita memutuskan keliling SMA Trigoda kak, trus ke kantin kak,"
"Mana ada orang yang mau berkelahi lama lama! Malah enak enakan di kantin sebelum waktu nya lagi. Sekarang kalian jadi tidak tahu kelas kalian kan." tegur Rizqi.
"Iya kak, maaf, kalo boleh tau, kelas kita berdua dimana ya kak?" tanya Lion sopan.
"Hmm, yasudah, kalian bisa melihatnya di papan informasi, tadi sudah saya tempelkan disitu," perjelas Rizqi.
"Oh, iya kak, terimakasih, sekali lagi kami minta maaf kak, kami permisi dulu," ucap Lion sopan.
Lion menyenggol Salsya yang sedang melamun di tempatnya, "Sst sst sya, ayoo," Salsya masih belum berkutik dari tempatnya.
Ternyata sedari tadi, Salsya tak menghiraukan Lion dan Rizqi, dia hanya fokus memperhatikan cowok yang masih tetap asyik pacaran dengan hand phone nya itu tanpa peduli pada sekitarnya sedikit pun, bahkan ketika Rizqi sedang mengintrogasi Lion dan Salsya.
'Perasaan itu muncul lagi setelah tiga tahun lamanya, dan jatuh pada dirimu' batin Salsya.
"Salsyaaa, woi," panggil Lion dengan suara cukup keras.Salsya mendongak dengan wajah polos nya.
"Apa"
"Ayok,"
"Kemana"
"Ya keluar lah syaaaa,"
"Ngapain"
"Rasalsyaa!! Jangan kaya orang bego gitu deh ah, ck!" Lion menarik tangan Salsya untuk segera keluar dari ruang osis dengan perasaan malu.
Sedangkan Rizqi dan salah satu anggota osis lainnya hanya terkekeh melihat kelakuan adik kelas nya yang baru saja pergi meninggalkan ruangan itu.
&%&%&%
"Syaa!! Lu sadar ga sih?" kesal Lion mengguncang guncangkan bahu Salsya.
"Iyaaa gw sadarr bangett ko onn," girang Salsya tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
-REY-
Teen FictionApa itu keyakinan? Mencoba memahami perihal yang belum pasti. Apa itu kejujuran? Sesuatu yang harus benar diungkapkan adanya. Apa itu kesetiaan? Hanya fokus pada satu objek tanpa terpikat pada objek lainnya. Apa itu kesabaran? Berusaha tidak lari...