prolog

22 0 0
                                    

"hey! dompet nya...."

Laki-laki berjaket hitam dengan celana yang sedikit robek itu tetap berjalan menjauh , tanpa menghiraukan panggilannya.

Hara pun menggambil dompet yang baru saja terjatuh dari lelaki berjaket hitam itu.

Namanya Kim Ha Ra , dia yang semula berjalan menuju halte tiba-tiba terhenti karena seseorang menjatuhkan dompetnya di jalan. Sejujurnya Hara ingin sekali untuk pura-pura tidak melihatnya lalu melanjutkan langkah kakinya menuju halte , namun Hara tetaplah Hara.

"hmm? Namanya Min Yoongi?"
Hara bergumam sambil menaikkan sebelah alisnya.

Hara tersentak saat teringat akan sesuatu , dengan tergesa ia tutup kembali dompet itu dan memasukkan kedalam tas nya.

"baiklah nanti akan ku kembalikan, tapi sekarang aku harus cepat bergegas menuju kantor"

Hara melangkahkan kakinya terburu-buru menuju halte bus. Namun, sepertinya keberuntungan tidak sedang berpihak kepadanya.

"whhwattt....?"

Hara menatap bus yang baru saja berangkat beberapa menit sebelum dirinya datang dengan wajah tercengang.

Satu-satunya jalan, ia harus menunggu bus berikutnya untuk pergi ke kantornya. Tapi ia harus menunggu setidaknya 15 menit sampai bus berikutnya datang.

"huuffttt , apakah aku harus menunggu lebih lama? tapi sepertinya aku akan terlambat"

Hara terus menggu bus datang dengan gelisah , ia selalu mengecek jam di tangannya dan bergerak tidak bisa diam karena bus yang tak kunjung datang juga.

10 menit kemudian bus datang dengan penumpang yang lumayan ramai didalamnya. Sekali lagi, keberuntungan sedang tidak berpihak kepadanya hari ini.

"Ok Hara, kamu harus tenang. Cukup naik , lalu kamu akan sampai ke kantor" ucap Hara dalam hati sambil menghembuskan napas nya.

Hara pun segera menaiki bus sebelum terlalu penuh.

"akhirnya duduk juga...." Hara merasa sedikit lega.

Tiba-tiba bus berhenti mendadak membuat penumpang yang berdiri sedikit oleng.

Dukkk

"aduuh maaf ya nak"

Seorang nenek tak sengaja menyenggol Hara saat bus berhenti mendadak.

"ah, tidak apa nek. Apakah nenek ingin duduk? Nenek bisa duduk disini"

Hara segera bangun dari tempat duduknya dan mempersilahkan nenek itu untuk duduk sambil tersenyum.

"kamsahamnida , kamu sangat baik"

Hara hanya tersenyum dan sedikit menundukkan kepala menjawab ucapan terimakasih dari nenek tersebut.

Bus akhirnya berhenti di halte depan kantor tempat Hara berkerja. Hara pun bersiap untuk turun, dan tidak lupa memberi salam terhadap nenek tadi.

"permisi nek , saya duluan ya" sambil tersenyum kepada nenek tersebut.

Dengan terburu-buru Hara memasuki kantor tersebut. Dan segera mengetap kartunya sebelum memasuki ruang kerjanya untuk absen terlebih dahulu.

Saat Hara ingin membuka pintu.....

"Apakah disini ada peraturan bahwa pegawai boleh telat?"

Hara yang baru saja ingin mendorong knop pintu seketika menjadi beku.

"astagaa apa lagi ini" runtuknya dalam hati.

"sekali lagi, apakah ada peraturan seperti itu nona?"

Hara yang masih terdiam pun tersadar , lalu perlahan membalikkan badannya menghadap orang yang ada di belakangnya.

"maaf pak, tapi tadi saya tertinggal bus, jadi saya harus menunggu bus berikutnya datang" jawabnya sedikit kikuk.

"apakah saya harus mendengar alasan kamu pagi ini?"

"maaf tapi-"

"saya tidak mau dengar alasan apapun dari kamu" ucap orang tersebut tepat disamping telinga Hara.

Degg....

Hara membeku ditempatnya. Suaranya, suaranya membuat jantung Hara berdetak lebih cepat. Hembusan nafasnya , membuat Hara tak bisa berkutik.

Setelah itu orang tersebut meninggalkan tempat itu, yang sekarang menyisakan Hara dengan segala keterkejutannya.

Siapa orang itu?

.
.
.

Haii ini pertama kalinya aku bikin cerita untuk kategori fanfiction.
Semoga kalian suka ceritanya ya :)
Jangan lupa vote sama komen yeorobun 💜

Love or Leave?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang