Satu Minggu telah berlalu. Jihan dan Yeosang sudah belajar semaksimal mungkin untuk mempersiapkan lomba yang akan mereka ikuti.
"Jihan, Yeosang, ayo ikut saya ke kantor," ajak Pak Xiumin ketika pelajaran matematika sudah berakhir.
"Iya pak," jawab keduanya.
Sesampainya di kantor, Jihan dan Yeosang duduk di kursi yang telah disediakan.
"Jadi begini," Pak Xiumin buka suara. "Karena diantara kalian hanya akan ada satu orang yang bisa mengikuti lomba tersebut, maka saya harap kalian bisa menerima keputusan saya dengan ikhlas dan lapang dada siapapun nanti yang terpilih," lanjut Pak Xiumin.
"Iya pak."
"Jadi saya akan memilih salah satu diantara kalian berdua. Yeosang, maaf kamu belum beruntung. Dan untuk Jihan kamu berkesempatan untuk mewakili sekolah kita tercinta ini. Yeosang saya harap kamu tidak keberatan dengan pilihan saya. Kamu mengerti kan?" Tanya Pak Xiumin menoleh pada Yeosang.
"Iya, saya mengerti."
🍃🍃🍃
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari ini Jihan akan mengikuti lomba di sebuah universitas ternama di kota ini."Oke, selamat datang para peserta lomba yang sudah hadir di sini. Ditengah tengah kita semua. Terima kasih sudah ikut berpartisipasi merayakan hari jadi universitas tercinta ini dengan penuh semangat." Pembawa acara dalam lomba ini mulai berbicara panjang lebar.
"Langsung saja, semua peserta bisa mempersiapkan diri, dan memasuki ruang yang telah disediakan," lanjutnya.
Setelah dibacakan peraturan dalam lomba tersebut, semua siswa mulai mengerjakan soal yang telah diberikan oleh panitia. Soal yang diberikan bersifat umum. Untuk babak pertama semua peserta harus menjawab soal tertulis. Yang pasti soal tersebut juga berbobot dan tentunya dengan waktu yang sedikit untuk menyelesaikannya.
.
.
.Babak pertama sudah selesai. Kini Jihan tengah menunggu pengumuman siapa saja yang akan masuk ke babak selanjutnya. Jihan berjalan bersama Yeosang menuju ke arah pengumuman tersebut. Setelah panitia memasang daftar siswa yang masuk ke babak berikutnya, Jihan langsung mencari namanya di sana. Begitu terkejutnya ia ketika melihat namanya terpampang dengan jelas.
"Yeosang, aku masuk sepuluh besar," kata Jihan masih tak percaya.
"Iya selamat Ji, kamu memang hebat," jawab Yeosang sambil mengusap pucuk kepala Jihan.
Waktu istirahat kini sudah berakhir. Tiba saatnya Jihan memasuki ruangan lagi untuk sepuluh besarnya.
"Jihan, fighting!, Kata Yeosang sambil mengepalkan tangannya.
Jihan hanya tersenyum sambil mengangguk mantap. Kemudian ia melenggang masuk ke dalam ruangan lagi.
Setelah dijelaskan beberapa peraturan dan tata cara dalam sepuluh besar ini, semua peserta langsung mengerjakan soal yang telah diberikan. Jumlah soalnya memang lebih sedikit dibandingkan pada babak pertama, namun tingkat kesulitannya semakin bertambah.
Semua siswa tampak berfikir keras untuk dapat menyelesaikan soal tersebut. Begitu pula dengan Jihan. Yeosang yang menunggunya di luar ruangan merasa cemas dan terus berdoa supaya Jihan bisa menyelesaikan soal-soalnya dengan baik.
"Bagaimana Yeosang, apakah berjalan dengan lancar?" tanya Pak Xiumin setibanya di depan ruangan.
"Iya Pak, Jihan juga masuk sepuluh besar, ini lombanya sudah dimulai lagi."
"Oh syukurlah. Jihan anak yang pintar, saya yakin dia bisa menyelesaikannya dengan baik," ujar Pak Xiumin lagi.
.
.
.Jihan keluar dari ruangan. Babak sepuluh besarnya berjalan dengan lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My prince » Kang Yeosang
Fanfiction"You are my princess now" "And you are my prince, forever"