02

40 8 1
                                    

"Hari ini guru ada rapat. Kalian belajar sendiri," kata Pak Yixing, guru bahasa Mandarin.

Seketika kelas menjadi gaduh. Ada yang langsung mengobrol, bergurau, namun masih ada yang membaca buku-buku pelajaran yang tebal.

Yeosang tiba-tiba duduk di sebelah Jihan yang tengah asik membaca buku.

"Belajar buat persiapan Ji," kata Yeosang.

Jihan hanya mengangguk kemudian mereka berdua belajar bersama. Yeosang dan Jihan saling bertukar pikiran dan mengajari satu sama lain. Terkadang Jihan juga tertawa karena lelucon dari Yeosang.

"Nanti pulang mau bareng? Aku bawa motor," ucap Yeosang di sela-sela kegiatan belajar bersama Jihan.

"Umm aku ada acara. Terimakasih sebelumnya."

Jihan dan Yeosang sangat menikmati kegiatan belajar bersama ini sampai keduanya tak sadar jika seseorang menatap mereka dengan perasaan tidak suka.

"Udah mulai berani nih," sindir seseorang seraya menghampiri Yeosang dan Jihan.

"Kalau gue malu dong ya, secara masuk sekolah ini aja lewat jalur gratis," ucap gadis berambut pirang itu.

Clara, gadis berambut pirang itu menyenggol lengan Jihan sehingga membuat tulisan Jihan berantakan.

"Maksudnya apa?"

"Maksudnya apa!? Lo sadar diri dong. Anak kaya Lo itu nggak pantes deket sama my prince Yeosang," ucap Clara dengan nada yang agak dibuat-buat di akhir kalimatnya.

Yeosang tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya kemudian langsung membawa Jihan keluar kelas. Menggandeng tangan mungil milik gadis itu.

Jihan menghentikan langkahnya, membuat Yeosang juga berhenti.

"Mau kemana?" Tanya Jihan.

"Ke kantin." Kemudian Yeosang kembali menggandeng tangan Jihan menuju kantin. Tidak peduli sebenarnya sekarang masih jam pelajaran, lagi pula banyak anak yang sedang berada di kantin. Karena memang guru-guru sedang rapat.

"Benci aku sama Clara," ucap Yeosang ketika mereka sudah duduk menunggu makanan.

"Kenapa? Bukankah yang Clara katakan itu benar?"

"Nggak seharusnya dia bicara kaya gitu Ji. Lagi pula kamu pintar, makanya kamu bisa masuk sekolah favorit lewat beasiswa. Semua orang juga berhak untuk sekolah disini."

"Iya tapi aku juga sadar diri," jawab Jihan sembari tersenyum tipis.

"Hey, jangan seperti itu. Semua manusia itu sama."

"Aku janji bakal selalu ada buat kamu Jihan. Aku janji bakal jadi orang pertama yang melindungi kamu dari orang seperti Clara." Yeosang menatap mata Jihan dalam-dalam.
















Hening, tak ada yang berbicara














"Jangan janji. Aku takut kamu tidak bisa menepatinya," ucap Jihan sambil menundukkan kepalanya.

"Kamu nggak percaya?"

Jihan masih terdiam. Ia belum menjawab pertanyaan yang Yeosang berikan.

"Bukan seperti itu. Tapi...."

"Tapi?" Potong Yeosang saat Jihan belum selesai dengan kalimatnya.

"Sudahlah tidak usah dibicarakan."

---


Kini Jihan sedang berada di halte bus. Awalnya ia hanya sibuk membaca buku-bukunya saja. Namun tiba-tiba seseorang datang dengan cengiran khasnya.

My prince » Kang YeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang