ARKHA : 8

426 101 81
                                    

Munculnya sebuah rasa, awal dari sebuah hubungan.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

'BABY, take my hand'

'I want you to be my husband'

'Cause you're my iron man'

'And i love you 3000'

Suara musik itu terdengar indah di pendengaran Agatha, Saat ini. cewek dengan pakaian serba putih itu tengah terduduk di sebuah Cafe Yang baru-baru ini menjadi tempat tongkrongannya para anak muda.

Cafe yang baru seminggu di buka itu sungguh mengundang banyak perhatian, jelas. Harga makanannya terjangkau apalagi untuk ukuran uang saku anak sekolah, dan tempatnya juga lumayan bagus.

Agatha melihat daftar menu yang di berikan oleh pramusaji, saat ini ia bingung makanan apa yang harus ia pesan. Arkha yang melihat Agatha kebingungan pun langsung bertanya kepada peramusaji tersebut.

"Mbak, makanan favorit di cafe ini yang mana ya?" tanyanya, peramusaji tersebut pun menunjuk menu yang bertulisan Crispy chiken, onion ring, chicken fingers, fish and chips.

"Biasanya si yang ini mas," ucap peramusaji.

"Oke deh, saya pesan yang itu semua. Terus minumnya latee dua sama fruit juice." jawabnya.

"Itu saja mas," tanyanya sembari mencatan menu yang Arkha pesan.

Arkha langsung menganggukan kepalanya pertanda jawaban atas pertanyaan peramusaji tersebut. Tidak lama setelahnya Peremusaji itu pun mengambil kembali daftar menunya dan setelah itu pergi meninggalkan Arkha dan juga Agatha.

"Sumpah ya lo, Pesen makanan banyak banget. Gila, siapa yang mao ngabisin si astaga." Ucap Agatha sedikit kesal.

"Ya lo lah, abis siapa lagi? Ya kali gue, tha. badan gue udah cukup segini. Badan lo tuh yang harusnya di isi, lagian. Gue alergi sama makanan yang hidupnya di laut." Ucapnya santai.

Serius? Ini Arkha alergi dengan makanan yang hidupnya di laut? Atau jangan-jangan saat ini ia sedang menjahili Agatha. Lagian, kalo misalkan ia alergi dengan makanan yang hidup di laut, terus. Kenapa ia pesan semua makana laut? Oh tidak, Agatha. sabar lah wahai jiwa raga.

"Otak lo buntu? Kalo alergi kenapa pesan makanan yang dari laut semua." ucapnya kesal.

Arkha yang gemas melihat tingkan Agatha pun cuma bisa tertawa terbahak-bahak.

"Gue bercanda, lagian lo sensi mulu, gue punya salah? Udah di anter pulang, terus gue traktir juga lagi. Harusnya tuh lo ucapin terima kasih sama gue, mungkin kalo engga ada gue lo udah jadi gembel tuh di gramed."

"Oh jadi lo engga ikhlas? gue bisa pulang sendiri. Engga sudi juga ditolong sama orang yang haus sama balas budi kaya lo. Dan satu lagi gausah ngerasa diri lo paling dibutuhin!" ucapnya lalu pergi meninggalkan Arkha yang saat ini sedang membeku di tempat.

Mengacak-ngacak rambutnya frustasi, padahal. Dirinya cuma ingin menjahili Agatha tidak tahu kalo respon dirinya akan seperti itu.

Sebelum Agatha melangkah pun ia lebih dulu menarik tangannya sampai-sampai Agatha jatuh terduduk di pangkuan dirinya. Jangan tanya gimana degup jantung Agatha saat ini. Dengan jarak wajah yang cuma sejengkal.

¤¤¤

"Kenapa lo senyum-senyum sendiri?" Agan memandang heran pada Arkha yang sedang tersenyum sembari melamun.

Cowok itu kini berada di dalam kamar milik Agan, setelah Arkha mengantar Agatha pulang ia langsung menuju rumah Agan. sebenarnya Arkha tau betul alasan dua temannya itu ketika meminta untuk turun di dekat pertigaan lampu merah. Karena setelah mereka berdua turun Bima pun mengirimkan ia pesan, isinya si cukup membuat Arkha geram dengan cowok itu, tapi setelah kejadian beberapa menit lalu ia malah mempersetujui isi pesan yang Bima kirimkan untuknya.

Arkha✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang