Terkadang semakin kita menolak
Semakin ia membuat kita bimbang
Semakin mencoba melarikan diri
Semakin ia mendekatiAdakah yang salah dari cinta dari seorang wanita yang pernah menikah?
Tidak, cinta tak pernah salah tempat karena cinta datang tanpa melihat bagaimana status dia
Mungkin hanya waktu saja yang salah.
Pantaskah wanita yang sudah pernah menikah mendapatkan pria yang sempurna?
Pantas, hanya saja terkadang ego yang tinggi yang menghalanginya.
Karna jodoh tidak akan pernah tertukar.🌸🌸🌸
Semenjak hari dimana Syifa memintaku untuk menjadi Mamanya hati dan pikiranku mulai gelisah. Disatu sisi aku sangat mencintai dan menyayanginya seperti aku mencintai anakku Zara. Tapi dari satu sudut hatiku masih bimbang.
"Assalamu'alaikum Rain" sapaan salamnya begitu lembut, tanpa melihatpun aku sudah tahu siapa.
"Waalaikumsalam" tanpa menoleh kearahnya karena aku tahu haram bagi kami untuk saling menatap.
"Rain, kamu mau pulang sama saya dan Syifa?" tanyanya tanpa menatap kearahku.
"Kamu duluan saja Ngga"
"Sekali ini saja Rain, ada yang ingin saya sampaikan kepadamu"
"Baiklah, sebentar saya ambilkan tas dulu"
"Saya tunggu di mobil saja"****
Selama dalam perjalan hanya keheningan yang meliputi kami, tak ada riyuh suara Syifa seperti biasanya. Ia terlalu asik bermimpi dalam tidurnya di pangkuanku. Sengaja aku memangku Syifa untuk menetralkan degup jantung yang tak mau berhenti."Rain sebaiknya kita makan siang dulu sebelum saya antar kamu kerumah, gimana bisa?" tanyanya
"Saya ingi langsung pulang saja"
"Baiklah"
"Emm, sebetulnya apa yang ingin kamu bicarakan dengan saya?"
"Saya ingin meminang kamu untuk menjadi istri saya"
"Berapa kali saya harus mengatakan kepada kamu bahwa saya tidak akan pernah bisa menjadi istri kamu"
"Saya mohon Rain, jika kamu ragu menerima saya karna kamu tidak mencintai saya. Maka terima aku demi Syifa Rain dia butuh seorang ibu Rain, sa..ya tidak mampu merawat dia sen..diri Rain" ucapnya dengan suara bergetar disertai air mata yang jatuh membasahi wajahnya.Sekuat apapun Jingga ternyata dia punya sisi yang rapuh. Aku tidak pernah melihat dia menangis seperti ini. Dihari kepergian Kak Zela juga tak setetea air matapun keluar dari matanya. Aku harus bagaimana? Apakah memang aku harus membuka hatiku demi Syifa penyejuk hatiku?
"Berikan saya waktu, Insyaallah tujuh hari kedepan saya akan memberikan jawabannya"
"Terima kasih Rain"Aku rasa itu jawaban yang paling tepat, biarkan aku memohon petunjuk kepada-Nya.
Setelah memakan waktu hingga 30 menit akhirnya aku sampai dirumah.
"Terima kasih sudah mengantarkan saya"
Ucapku tanpa melihat kearahnya.
"Iya Rain, salam untuk Ibu. Maaf saya tidak bisa mampir"
"Iya"***
Malam ini disepertiga malam aku melaksanakan shalat malam. Aku ingin mendapatkan petunjuk dari Rabb-ku.
"Ya Allah engkaulah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah apakah sudah saatnya hamba menghapus semua rasa sakit ini? Dan apakah sudah saatnya hamba kembali mendapatkan kesempatan untuk menjadi seorang istri? Ya Allah jika memang ini yang terbaik maka ridhailah langkah ini. Jadikanlah hamba senantiasa istri yang nantinya akan berbakti kepada suami. Ampunilah segala dosa hamba Ya Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuasaan-Mu (untuk menyelesaikan urusanku) dengan kodrat-Mu, dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.Sepertiga malam adalah saat dimana aku mencuruh dan menumpahkan air mata dihadap-Nya. Aku hanyalah manusia yang hina dan penuh dengan dosa. Tapi Allah senantiasa mengampuni segala dosa hambanya yang bersungguh-sungguh memohon ampun"
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).
Setelah aku melaksanakan shalat malam ku, ketika aku hendak menutup mata Ibu memanggilku.
"Nduk, kamu sudah tidur nak?"
"Belum bu"
"Ibu masuk ya nak?"
"Iya Bu"Hening.
Ibu tidak mengatakan sepatah katapun, beliau hanya membelai helaian rambutku.
"Nduk" panggilnya
"Ibu bu"
"Nduk sudah saatnya kamu bahagia, terimalah pinangan nak Jingga. Biarkan dia menjadi mahrammu yang akan menjaga mu dan melindungimu Nduk. Karna ibu tidak tahu sampai kapan ibu bisa menemani mu Nduk. Ibu sudah terlalu tua"Tes
Aku memeluk ibu begitu erat. Aku tidak menyangka bahwa selama ini beliau sangat memikirkan perasaan ku. Tapi apa yang sudah aku perbuat? Tidak sedikitpun aku memikirkan orang tua ku.
Aku terlalu egois.
Ya Allah ampunilah Hamba."Iya bu, Jingga tadi kembali melamar Rain bu. Insyaallah Rain akan menerimanya bu"
"Alhamdulillah Nduk, semoga ini awal langkah kebagianmu Nduk"
"Iya bu"
Biarlah malam ini menjadi saksi akan cintaku kepada Ibu. Semua akan aku lakukan demi Ibu cinta dunia akhiratku.
زِعْنِي اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَاَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي اِنِّي تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.
Duhai Tuhanku, bimbinglah daku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Kau karuniakan padaku dan pada kedua orang tuaku, dan supaya aku dapat beramal saleh yang Engkau ridhai. Karuniakan padaku kebaikan dengan kebaikan keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (Al-Ahqaf/46: 15)
*****
Setelah sekian lama menghilang akhirnya author rempong kembali lagi kelapak Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Raina
Spiritualjika kamu berharap aku bisa bersatu dengan mu , kamu salah. kamu dan aku bagaikan titik dan koma selalu bersama tetapi tak pernah bisa bersatu. aku bukanlah wanita yang mempunyai hati lembut. aku juga bukan wanita yang dengan mudah bisa membuka hati...