Bersama Jingga

14 1 0
                                    

Ombak mampu menghancurkan karang di tepi pantai. Air hujan juga mampu menembus batu yang begitu keras.
Aku percaya suatu saat aku menembus hatimu Raina, menjadikan mu bidadari halal ku. Biarlah Allah yang mempersatukan kita.
🍃🍃🍃

RAINA POV
Kata itu adalah kata yang selalu aku dengar darinya. Aku memang sudah memaafkan Jingga, tetapi aku belum bisa menerima cintanya. Karena kalian pasti tau hatiku untuk siapa, akupun tahu Allah maha membolak-balikkan hati hamba-Nya. Tetapi sampai detik ini nama Jingga belum terselip dalam hatiku. Memang dulu namanya telah ada dalam hatiku tetapi itu dulu, ketika aku masih jauh dengan-Nya. Hingga aku berusaha menghapus cinta yang tidak patut aku isi dalam hati karena dia bukan kekasih halalku.
Sebagian hatiku berkata aku munafik, TIDAK. Aku tidak munafik sekarang aku memang masih menyayanginya tetapi hanya sebatas teman kecil saja.

Hingga pada masa itu datang Mas Adi.
Dosen di Universitasku dulu yang datang untuk melamarku menjadi istrinya, masih kentara dalam ingatanku bagaimana dia meminangku.

" Raina, lusa kamu sidang kan?" tanya pak Adi kepadaku

" Iya...a pak" jawabku dengan gugup. Pak adi merupakan dosen termuda dijurusanku, dan dia juga terkenal dengan kedisiplinan tingkat tinggi.

" Bagus, semoga lancar sidangmu, dan katakan kepada orang tuamu saya akan datang bersama kedua orang tua saya untuk melamar mu. Saya tau kamu tidak memiliki kekasih, dan saya sudah lama memendam rasa kepadamu. Saya tidak mau rasa ini menjadi zina yang berkepanjangan"

Terrrrr, bagaikan tersetrum oleh listrik tingkat tinggi, pak Adi mengatakan dengan sekali tarikan nafas. Aku tidak pernah bermimpi akan mempunyai suami seorang dosen. Sungguh Allah maha yang pengasih.

" Ba...ik.. Pak" jujur aku masih ragu, jadi wajar saja jika aku menjawab dengan perasaan gugup.

Sepanjang perjalan pulang hatiku sungguh gelisah, apa aku harus menerima lamaran pak Adi? Agar aku tidak berharap lagi akan cinta Jingga. Karena hingga detik ini tidak ada tanda-tanda bahwa Jingga menyukaiku.

" Ya Allah, jika pak Adi memang lelaki yang engkau kirimkan untuk menjadi imam ku, maka hamba menerimanya dengan Ikhlas ya Allah "

Sesampainya dirumah aku langsung menyampaikan niat baik pak Adi kepada kedua orang tuaku. Ternyata kedua orang tua ku sangat senang dan menyambut baik niat pak Adi menjadikan ku kekasih halalnya.
Seminggu sesudah lamaran hari dimana esoknya akan dilangsungkan akad aku baru memberitahukan Jingga bahwa esok aku akan menyandang status istri dari dosen pembimbingku.
Sungguh diluar nalar bahwa Jingga meneteskan air mata.

" Rain, kenapa kamu tidak mengatakan kepada ku dari awal bahwa kamu akan menikah Rain? Kenapa kamu tidak bisa menunggu sebentar saja, aku bahkan juga ingin menjadikan mu kekasih halal ku Rain. Kamu tau bahwa selama ini aku mencintaimu dalam diam ku Rain? Apa kamu tidak memiliki perasaan apa-apa kepada ku Rain?" ucap Jingga dalam satu tarikan nafas.

"Maafkan aku Jingga, aku pikir selama ini kamu tidak mencintaiku. Jika kamu bertanya apa aku mencintaimu? Jawabannya iya, iya aku mencintai mu. Tapi maaf Jingga mulai esok aku harus menghapus cintaku untuk mu. Karena aku akan menjadi istri lelaki lain. Maaf kan aku, aku hanya wanita biasa yang butuh kepastian. Wassalam " aku langsung berlari menjahui Jingga aku tidak sanggup memandang tatapan terlukanya.

“Dan dihalalkan mengawini wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita wanita yang beriman dan wanita wanita yang menjaga kehormatan diantara orang orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya tidak dengan maksud berzina”. (QS Al Maidah : 5). 🌸

" Buk Lain, Cyifa mau pipis " Ucap seseorang sambil menarik ujung jilbabku. Dengan bahasa cadelnya.

ASTAGFIRULLAH..

Entah sudah berapa lama aku berdiri memandang keluar lewat jendela. Ya, setelah Mas Adi dan Zara pergi kini aku mulai mengajar disalah satu TK di lingkungan perumahanku. Salah satu alasannya agar aky bisa selalu merasakan kehadiran Zara.

" Ayuk, sayang buk Rain temani "

******

Jam mengajarku telah usai, tetapi aku belum bisa pulang karena Syifa belum ada yang menjemput.

" Buk Lain, buk Lain Tayang Cyifa? " tanya sikecil yang sedang aku pangku dalam ayunan.

" Tentu buk Rain sayang Syifa"
Jawabku sambil memamerkan senyumku.

" Buk Lain Mau jadi mama Cyifa?" tanyanya dengan penuh harap.

" Kenapa Syifa tanya seperti itu sayang? "

" Kalna Syifa gak ada mama kata Papa Ingga nanti mama Syifa itu buk Lain "

Ya Allah Jingga apa yang sudah kamu ajarkan pada anak kecil.
Syifa adalah anaknya kak Zela, kakaknya Jingga.

" Bilang sama papa Jingga, carikan mama yang baik tuk Syifa ya?"  ucapku dengan senyum yang lebar.

Dan sikecil Syifa hanya diam karena tidak paham maksudku.

Karena aku tau kamu lelaki yang baik Jingga dan kamu akan mendapatkan wanita yang baik.

اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

🌸🌸🌸

Akhirnya bisa lanjutkan juga ceritanya mak Rain dan Mas Jingga.
Saya hanyalah Author amatiran yang masih butuh bimbingan melalui komentar para pembaca Rainaku.
Vote and coment ya.
Agar author mampu lebih baik lagi.

Senja Untuk RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang