SATU

16.1K 424 4
                                    

An: Please, jangan pelit kasih vote!!! :)

"Arisa, mama sama papa mau ngomong deh sama kamu!" Anna, mama Arisa melihat Rissa dengan tatapan yang meminta perhatian.

Arisa yang awalnya sibuk dengan selai dan rotinya, menoleh pada mamanya setelah dia meletakkan roti itu ke piringnya. Menunggu apa yang akan disampaikan Anna kepadanya karena sepertinya ini sangat serius karena papanya juga tampak serius melihatnya.

"Kamu kenal dengan om Alfa kan?" Begitu Anna memulai apa yang ingin dia katakan.

Kepala Arisa mengangguk. "Iya, aku kenal." Katanya setelah berpikir beberapa saat, om Alfa Dewanggara mana yang dimaksudkan oleh mamanya.

"Kenapa dengan om Alfa ma?" Tanya Naura bingung karena setaunya Alfa itu hanya satu dari beberapa rekan bisnis sang papa, Peter Alfaro.

"..."

"Mama sama papa berniat menjodohkan kamu dengan putra pertama mereka Altana yang baru pulang dari Kanada" Mungkin karena melihat istrinya ragu menyampaikan niat mereka, akhirnya Peter mengambil alih.

"Oke, Arisa mau." Jawab Arisa begitu papanya menyelesaikan kata-katanya.

Peter dan Anna saling pandang terlihat terkejut dengan jawaban Arisa.

"Kamu apa?" Tanya Peter tidak yakin pendengarannya benar.

"Arisa mau papa," ulang Arissa tertawa geli dengan wajah berbinar gembira.

Bukan hanya karena merasa lucu dengan dengan raut papa mamanya yang terlihat sangat terkejut, tapi juga karena dia benar-benar senang. Sangat senang malahan karena akhirnya dia bisa memiliki sesuatu yang bisa dibuat untuk mengklaim pria itu.

Jadi ceritanya Altana itu adalah dosen di universitas tempat Arisa kuliah. Sejak pertama kali bertemu dengan pria itu, Arisa langsung menyukainya dan diapun berusaha mendekatinya. Tapi saat itu usaha Arisa harus berhenti karena tiba-tiba saja pria itu pindah keluar negeri untuk urusan bisnis. Karena ternyata meskipun sudah menjadi dosen Altana tetap masih bertanggung jawab dengan perusahaan keluarganya.

Memang sih Arisa tidak tau bagaimana sekarang bentukan Altana setelah 2 tahun bertemu, tapi Arisa yakin pria itu masih tetap menjadi pria yan membuatnya jatuh cinta dulu. Arisa tau jarak umur meereka sangat jaut, tapi dia tidak peduli karena pria itu benar-benar sudah membawa hatinya.

Makanya ketika papa mamanya menyodorkan perjodohan ini, Arisa anggap ini adalah takdir. Mungkin ini adalah bantuan dari Tuhan untuknya bisa menggapai cintanya.

Iyakan?

"Jadi kapan pa ma, perjodohannya diadakan?" Arisa tampak sangat antusias.

Anna dan Peter terlihat bertukar pandang sebentar, masih juga terlihat bingung. Meski begitu salah satu dari mereka berusaha memberi jawaban, "malam ini kita akan melakukan pertemuan dengan keluarga mereka."

Senyum Arisa semakin mengembang, dilupakannya rotinya yang bahkan belum dicicipinya sama sekali. Bangun dari kursinya, dia mengecup pipi mama dan mamanya gantian. "Ok ma, pa. Arisa berangkat ke kampus dulu ya!" Pamitnya mengabaikan ke-speechless-an mama papanya.

Dia harus segera menceritakan ini pada ketiga sahabatnya segera karena berita bahagia tidak boleh disimpan terlalu lama bukan?

"Pak Altana, tunggu aku nanti malam." Ucap Arisa pelan masih dengan senyum mengembangnya kemudian dia berdendang semakin menunjukkan betapa bahagianya dia saat ini.

I Want You Sir!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang